Thursday, July 8, 2010

para gadis kecil yg haus sex

Cerita Dewasa Gadis gadis kecilku. Cerita ini bermula ketika akuberumur 32 tahun, aku waktu itu sudah bekerja sebagai kepala bagian disebuah perusahaan BUMN, penghasilanku lebih dari cukup. Apapun bisakupenuhi, hanya satu yang belum dapat kuraih, yaitu kebahagiaankeluarga, atau dengan kata lain punya istri dan punya anak. Aku hidupsebagai bujangan, kadang untuk memenuhi hasrat biologisku, akumencarter wanita malam yang kesepian.
Ketika itu aku masih kost di kota A, kota yang indah dan tidakterlalu ramai, sebab di kota A itulah aku bekerja. Aku kost di rumahseorang ibu muda dengan satu anak gadisnya. Sebut saja ibu muda ituadalah Tante Linda, dan anak gadisnya yang masih 12 tahun usianya danduduk di bangku SMP kelas 1, namanya Lia. Suami Tante Linda, sebut sajaOom Joko bekerja di ibukota, di suatu instansi pemerintah, danmempunyai jabatan strategis. Setiap 2 minggu sekali, Oom Joko pulang kekota A, aku sendiri cukup akrab dengan Oom Joko, umurku dengannya tidakterlalu terpaut jauh. Oom Joko aku taksir baru berumur sekitar 35tahun, sedangkan Tante Linda justru lebih tua sedikit, 37 tahun. Akumenyebut mereka Oom dan Tante, sebab walaupun beda umur antara aku danmereka sedikit, tetapi mereka sudah berkeluaga dan sudah punya seoranganak gadis.
Tante Linda merupakan seorang sekretaris di sebuah perusahaanotomotif di kota B yang jaraknya tidak begitu jauh dari kota A. TanteLinda berangkat pagi dan pulang malam, begitu seterusnya setiapharinya, sehingga aku kurang begitu dekat dengan Tante Linda. Justrukepada anak gadisnya yang masih SMP yang bernama Lia, aku merasa dekat.Sebab pada hari-hari kosongku, Lia lah yang menemaniku.
Selama tinggal serumah dengan Tante Linda dan anak gadisnya, yaituLia, aku tidak pernah berpikiran buruk, misalnya ingin menyetubuhiTante Linda atau yang lainnya. Aku menganggapnya sudah seperti kakaksendiri. Dan kepada Lia, aku juga sudah menganggapnya sebagaikeponakanku sendiri pula. Sampai akhirnya ketika suatu hari, hujangerimis rintik-rintik, pekerjaan kantor telah selesai aku kerjakan, dansaat itu hari masih agak siang. Aku malas sekali ingin pulang, lalu akuberpikir berbuat apa di hari seperti ini sendirian. Akhirnya akuputuskan meminjam kaset VCD Blue Film yang berjudul Tarzan X ke rekankerjaku. Kebetulan dia selalu membawanya, aku pinjam ke dia, lalu akucepat-cepat pulang. Keadaan rumah masih sangat sepi, sebab Lia masihsekolah, dan Tante Linda bekerja. Karena aku kost sudah cukup lama,maka aku dipercaya oleh Oom Joko dan Tante Linda untuk membuat kunciduplikat. Jika sewaktu-waktu ada perlu di rumah, jadi tidak harus repotmenunggu Lia pulang ataupun Tante Linda pulang.
Aku sebetulnya ingin menyaksikan film tersebut di kamar, entahkarena masih sepi, maka aku menyaksikannya di ruang keluarga yangkebetulan tempatnya di lantai atas. Ah.. lama juga aku tidakmenyaksikan film seperti ini, dan memang lama juga aku tidak ML (makinglove) dengan wanita malam yang biasa kupakai akibat stres karenakerjaan yang tidak ada habis-habisnya.
Aku mulai memutar film tersebut, dengan ukuran TV Sony Kirara Baso,seakan aku menyaksikan film bioskop, adegan demi adegan syur membuatkumulai bernafsu dan membuat batang kemaluanku berontak dari dalamcelanaku. Aku kasihan pada adik kecilku itu, maka kulepaskan sajacelanaku, kulepaskan juga bajuku, sehingga aku hanya menggunakan kaossinglet ketat saja. Celana panjang dan celana dalamku sudah kulepaskan,maka mulai berdiri dengan kencang dan kokohnya batang kemaluanku yanghitam, panjang, besar dan berdenyut-denyut. Aku menikmatinya sesaat,sampai akhirnya kupegangi sendiri batang kemaluanku itu dengan tangankananku. Mataku tetap konsentrasi kepada layar TV, melihatadegan-adegan yang sudah sedemikian panasnya. Tarzan yang bodoh itusedang diajari oleh wanitanya untuk memasukkan batang kemaluannya ituke lubang kemaluan si wanita.
Batang kemaluan yang dari tadi kupegangi, kini telah kukocok-kocok,lambat dan cepat silih berganti gerakanku dalam mengocok. Setelahsekian lama, aku merasa sudah tidak kuat lagi menahan cairan mani yangingin keluar.
Lalu, “Ahh… crrrottt.. cccroottt…,” aku sudah menyiapkan handuk keciluntuk menampung cairan mani yang keluar dari lubang kencing kemaluanku.Sehingga cairan itu tidak muncrat kemana-mana.
Ternyata tanpa sepengetahuanku, ada sepasang mata melihat ke arahkudengan tidak berkedip, sepasang mata itu rupanya melihat semua yangkulakukan tadi. Aku baru saja membersihkan batang kemaluanku denganhanduk, lalu sepasang mata itu keluar dari persembunyiannya, sambilberkata kecil.
“Oom Agus, lagi ngapain sih, kok main-main titit begitu, emang kenapa sih?” kata suara kecil mungil yang biasa kudengar.
Bagaikan disambar geledek di siang hari, aku kaget, ternyata Lia sudahada di belakangku. Aku gugup akan bilang apa, kupikir anak ini pastisudah melihat apa yang kulakukan dari tadi.
“Eh, Llliiiiaaa.. baru pulang?” sahutku sekenanya.
“Iya nih Oom, ngga ada pelajaran.” tukas Lia, lalu Lia melanjutkanperkataannya, “Oom Agus, Lia tadi kan nanya, Oom lagi ngapain sih, kokmainin titit gitu?”
“Oohh ini..,” aku sudah sedikit bisa mengontrol diri, “Ini.. Oom habis melakukan olahraga , Lia.”
“Ooohh.. habis olahraga yaaa..?” Lia sedikit heran.
“Iya kok.. olahraga Oom, ya begini, sama juga dengan olahraga papanya Lia.” jawabku ingin meyakinkan Lia.
“Kalo olahraga Lia di sekolah pasti sama pak guru Lia disuruh lari.” Lia menimpali.
“Itu karena Lia kan masih sekolah, jadi olahraganya harus sesuai dengan petunjuk pak guru.” jawabku lagi.
“Oom, Lia pernah lihat papa juga mainin titit persis seperti yangOom Agus lakukan tadi, cuma bedanya papa mainin tititnya sama mama.”Lia dengan polosnya mengatakan hal itu.
“Eh, Lia pernah lihat papa dan mama olahraga begituan?” aku balik bertanya karena penasaran.
“Sering lihat Oom, kalo papa pulang, kalo malem pasti melakukannya samamama.” ujar Lia masih dengan polosnya menerangkan apa yang seringdilihatnya.
“Seperti ini yaa..?” sambil aku menunjuk ke cover gambar film Tarzan X,gambar Tarzan dengan memasukkan batang kemaluannya ke lubang kelaminwanitanya.
“Iya Oom, seperti apa yang di film itu lho!” jawab Lia, “Eh.. Oom,bagus lho filmnya, boleh ngga nih Lia nonton, mumpung ngga ada mama?”
“Boleh kok, cuma dengan syarat, Lia tidak boleh mengatakan hal ini samapapa dan mama, oke?” aku memberi syarat dengan perasaan kuatir jikasampai Lia cerita pada mama dan papanya.
“Ntar Oom beliin coklat yang banyak deh.” janjiku.
“Beres Oom, Lia ngga bakalan cerita ke mama dan papa.” dengan santaiLia menjawab perkataanku, rupanya Lia langsung duduk di sofa menghadapke TV.
Kuputar ulang lagi film Tarzan X tersebut, dan Lia menontonnyadengan sepenuh hati, adegan demi adegan dilihatnya dengan penuhperhatian. Aku sendiri termenung menyaksikan bahwa di depanku adaseorang gadis kecil yang periang dan pintar sedang menonton blue filmdengan tenangnya. Sedangkan aku sendiri masih belum memakai celanaku,ikut melihat lagi adegan-adegan film Tarzan X itu, membuat batangkemaluanku tegang dan berdiri kembali, kubiarkan saja. Lama kelamaan,aku tidak melihat ke arah film Tarzan X itu, pandanganku beralih kesosok hidup yang sedang menontonnya, yaitu Lia.
Lia adalah yang tergolong imut dan manis untuk gadis seusianya.Entah kenapa, aku ingin sekali bersetubuh dengan Lia, aku inginmenikmati rasanya lubang kelamin Lia, yang kubayangkan pastilah masihsangat sempit. Ahhh.. nafsuku kian membara karena memikirkan hal itu.Aku mencoba mencari akal, bagaimana caranya agar keperawanan Lia bisakudapatkan dan kurasakan. Kutunggu saja waktu tepatnya dengan sabar.Tidak terasa, selesailah film tersebut. Suara Lia akhirnya memecahkankeheningan.
“Oom, tuh tititnya berdiri lagi.” kata Lia sambil menunjuk ke arah batang kemaluanku yang memang sedang tegang.
“Iya nih Lia, tapi biarin saja deh, gimana dengan filmnya?” jawabku santai.
“Bagus kok Oom, persis seperti apa yang papa dan mama lakukan, dan Liaada beberapa pertanyaan buat Oom nih.” Lia sepertinya ingin menanyakansesuatu.
“Pertanyaannya apa?” tanyaku.
“Kenapa sih, kalo olahraga gituan harus masukin titit ke… apa tuh, Lia ngga ngerti?” tanya Lia.
“Oh itu.., itu namanya titit dimasukkan ke lubang kencing atau disebutjuga lubang memek, pasti papa Lia juga melakukan hal itu ke mama kan?”jawabku menerangkan.
“Iya benar Oom, papa pasti masukin tititnya ke lubang yang ada pada memek mama.” Lia membenarkan jawabanku.
“Itulah seninya olahraga beginian Lia, bisa dilakukan sendiri, bisajuga dilakukan berdua, olahraga ini khusus untuk dewasa.” katakumemberi penjelasan ke Lia.
“Lia sudah boleh ngga Oom.. melakukan olahraga seperti itu?” tanya Lia lagi.
Ouw.. inilah yang aku tunggu.. dasar rejeki.. selalu saja datang sendiri.
“Boleh sih, dengan satu syarat jangan bilang sama mama dan papa.” jelasku.
Terang saja aku membolehkan, sebab itulah yang kuharapkan.
“Lia harus tahu, jika Lia melakukan olahraga beginian akan merasa lelah sekali tetapi juga akan merasakan enak.” tambahku.
“Masa sih Oom? Tapi kayaknya ada benarnya juga sih, Lia lihat sendirimama juga sepertinya merasa lelah tapi juga merasa keenakan, sampaimenjerit-jerit lho Oom, malahan kadang seperti mau nangis.” Lia yangpolos rupanya sudah mulai tertarik dan sepertinya ingin tahu bagaimanarasanya.
“Emang gitu kok. Ee…, mumpung masih siang nich, mama Lia juga masihlama pulangnya, kalo Lia memang ingin olahraga beginian, sekarang sajagimana?” aku sudah tidak sabar ingin melihat pesona kemaluannya Lia,pastilah luar biasa.
“Ayolah!” Lia mengiyakan.
Memang rasa ingin tahu anak gadis seusia Lia sangatlah besar. Iniadalah hal baru bagi Lia. Segera saja kusiapkan segala sesuatunya diotakku. Aku ingin Lia merasakan apa yang belum pernah dirasakansebelumnya. Kaos singlet yang menempel di tubuhku telah kulepas. Akusudah telanjang bulat dengan batang kejantananku mengacung-ngacungkeras dan tegang. Baru pernah seumur hidupku, aku telanjang di hadapanseorang gadis belia berumur 12 tahun. Lia hanya tersenyum-senyummemandangi batang kemaluanku yang berdiri dengan megahnya. Mungkinkarena kebiasaan melihat papa dan mamanya telanjang bulat, sehinggamelihatku telanjang bulat merupakan hal yang tidak aneh lagi bagi Lia.
Kusuruh Lia untuk membuka seluruh pakaiannya. Awalnya Lia protes,tetapi setelah kuberitahu dan kucontohkan kenapa mama Lia telanjangbulat, dan kenapa ceweknya Tarzan juga telanjang bulat, sebab memangsudah begitu seharusnya. Akhirnya Lia mau melepas pakaiannya satupersatu. Aku melihat Lia melepaskan pakaiannya dengan mata tidakberkedip. Pertama sekali, lepaslah pakaian sekolah yang dikenakannya,lalu rok biru dilepaskan juga. Sekarang Lia tinggal mengenakan kaosdalam dan celana dalam saja.
Di balik kaos dalamnya yang cukup tebal itu, aku sudah melihat duabenjolan kecil yang mencuat, pastilah puting susunya Lia yang barutumbuh. Baru saja aku berpikiran seperti itu, Lia sudah membuka kaosdalamnya itu dan seperti apa yang kubayangkan, puting susu Lia yangmasih kuncup, membenjol terlihat dengan jelas di kedua mataku. Putingsusu itu begitu indahnya. Lain sekali dengan yang biasa kulihat dankurasakan dari wanita malam langgananku, rata-rata puting susu merekasudah merekah dan matang, sedangkan ini, aku hanya bisa menelan ludah.
Payudara Lia memang belum nampak, sebab karena faktor usia. Akantetapi puting susunya sudah mulai menampakkan hasilnya. Membenjol cukupbesar dan mencuat menantang untuk dinikmati. Warna puting susu Liacoklat kemerahan, aku melihat puting susu itu menegang tanpa Liamenyadarinya. Lalu Lia melepaskan juga celana dalamnya. Kembali akudibuatnya sangat bernafsu, kemaluan Lia masih berupa garis lurus,seperti kebanyakan milik anak-anak gadis yang sering kulihat mandi disungai. Vagina yang belum ditumbuhi bulu rambut satu pun, masih gundul.Aku sungguh-sungguh melihat pemandangan yang menakjubkan ini.Terbengong-bengong aku dibuatnya.
“Oom, udah semua nih, udah siap nih Oom.”
Aku tersentak dari lamunan begitu mendengar Lia berbicara.
“Oke, sekarang dimulai yaaa…?”
Kuberi tanda ke Lia supaya tiduran di sofa. Pertama sekali aku memintaijin ke Lia untuk menciuminya, Lia mengijinkan, rupanya karena sangatingin atau karena Lia memang sudah mulai menuruti nafsunya sendiri, akukurang tahu. Yang penting bagiku, aku merasakan liang perawannya danmenyetubuhinya siang ini.
Aku ciumi kening, pipi, hidung, bibir dan lehernya. Kupagut denganmesra sekali. Kubuat seromantis mungkin. Lia hanya diam seribu bahasa,menikmati sekali apa yang kulakukan kepadanya.
Setelah puas aku menciuminya, “Lia, boleh ngga Oom netek ke Lia?” tanyaku meminta.
“Tapi Oom, tetek Lia kan belon sebesar seperti punya mama.” kata Lia sedikit protes.
“Ngga apa-apa kok Lia, tetek segini malahan lebih enak.” kilahku meyakinkan Lia.
“Ya deh, terserah Oom saja, asalkan ngga sakit aja.” jawab Lia akhirnya memperbolehkan.
“Dijamin deh ngga sakit, malahan Lia akan merasakan enak dan nikmat yang tiada tara.” jawabku lagi.
Segera saja kuciumi puting susu Lia yang kiri, Lia merasa geli danmenggelinjang-gelinjang keenakan, aku merasakan puting susu Lia mulaimengalami penegangan total. Selanjutnya, aku hisap kedua puting susutersebut bergantian. Lia melenguh menahan geli dan nikmat, aku terusmenyusu dengan rakusnya, kusedot sekuat-kuatnya, kutarik-tarik,sedangkan puting susu yang satunya lagi kupelintir-pelintir.
“Oom, kok enak banget nihhh… oohhh… enakkk…” desah Lia keenakan.
Lia terus merancau keenakan, aku sangat senang sekali. Setelah sekianlama aku menyusu, aku lepaskan puting susu tersebut. Puting susu itusudah memerah dan sangat tegangnya. Lia sudah merasa mabuk olehkenikmatan. Aku bimbing tangannya ke batang kemaluanku.
“Lia, kocok dong tititnya Oom Agus.” aku meminta Lia untuk mengocok batang kemaluanku.
Lia mematuhi apa yang kuminta, mengocok-ngocok dengan tidak beraturan.Aku memakluminya, karena Lia masih amatir, sampai akhirnya aku justrumerasa sakit sendiri dengan kocokan Lia tersebut, maka kuminta Liauntuk menghentikannya. Selanjutnya, kuminta Lia untuk mengangkangkankedua kakinya lebar-lebar, tanpa bertanya Lia langsung sajamengangkangkan kedua kakinya lebar-lebar, aku terpana sesaat melihatvagina Lia yang merekah. Tadinya kemaluan itu hanya semacam garislurus, sekarang di hadapanku terlihat dengan jelas, buah klitoris kecilLia yang sebesar kacang kedelai, vaginanya merah tanpa ditumbuhi rambutsedikit pun, dan yang terutama, lubang kemaluan Lia yang masih sangatsempitnya. Jika kuukur, hanya seukuran jari kelingking lubangnya.
Aku lakukan sex dengan mulut, kuciumi dan hisap kemaluan Lia denganlembut, Lia kembali melenguh. Lenguhan yang sangat erotis. Meram melekkulihat mata Lia menahan enaknya hisapanku di kemaluannya. Kusedotklitorisnya. Lia menjerit kecil keenakan, sampai tidak berapa lama.
“Oom, enak banget sih, Lia senang sekali, terussinnn…” pinta Lia.
Aku meneruskan menghisap-hisap vagina Lia, dan Lia semakin mendesahtidak karuan. Aku yakin Lia hampir mencapai puncak orgasme pertamanyaselama hidup.
“Oommm… ssshhh… Lia mau pipis nich..”
Lia merasakan ada sesuatu yang mendesak ingin keluar, seperti ingin kencing.
“Tahan dikit Lia… tahan yaaa…” sambil aku terus menjilati, dan menghisap-hisap kemaluannya.
“Udah ngga tahan nich Oommm… aahhh…”
Tubuh Lia mengejang, tangan Lia berpegangan ke sofa dengan erat sekali,kakinya menjepit kepalaku yang masih berada di antara selangkangannya.
Lia ternyata sudah sampai pada klimaks orgasme pertamanya. Akusenang sekali, kulihat dari bibir lubang perawannya merembes keluarcairan cukup banyak. Itulah cairan mani nikmatnya Lia.
“Oohhh… Oom Agus… Lia merasa lemes dan enak sekali… apa sih yang barusan Lia alami, Oom…?” tanya Lia antara sadar dan tidak.
“Itulah puncaknya Lia.., Lia telah mencapainya, pingin lagi ngga?” tanyaku.
“Iya.. iya.. pingin Oom…” jawabnya langsung.
Aku merasakan kalau Lia ingin merasakannya lagi. Aku tidak langsungmengiyakan, kusuruh Lia istirahat sebentar, kuambilkan semacam obatdari dompetku, obat dopping dan kusuruh Lia untuk meminumnya. Karenasebentar lagi, aku akan menembus lubang perwannya yang sempit itu, jadiaku ingin Lia dalam keadaan segar bugar.
Tidak berapa lama, Lia kulihat telah kembali fit.
“Lia… tadi Lia sudah mencapai puncak pertama, dan masih ada satu puncak lagi, Lia ingin mencapainya lagi kan..?” bujukku.
“Iya Oom, mau dong…” Lia mengiyakan sambil manggut-manggut.
“Ini nanti bukan puncak Lia saja, tetapi juga puncak Oom Agus, ini finalnya Lia” kataku lagi menjelaskan.
“Final?” Lia mengernyitkan dahinya karena tidak paham maksudku.
“Iya, final.., Oom ingin memasukan titit Oom ke lubang memek Lia, Oomjamin Lia akan merasakan sesuatu yang lebih enak lagi dibandingkan yangtadi.” akhirnya aku katakan final yang aku maksudkan.
“Ooh ya, tapi.. Oom.. apa titit Oom bisa masuk tuh? Lubang memek Liakan sempit begini sedangkan tititnya Oom.. gede banget gitu…” Liasambil menunjuk lubang nikmatnya.
“Pelan-pelan dong, ntar pasti bisa masuk kok.. cobain ya..?” pintaku lagi.
“Iya deh Oom…” Lia secara otomatis telah mengangkangkan kakinya selebar-lebarnya.
Kuarahkan kepala kemaluanku ke lubang vagina Lia yang masih supersempit tersebut. Begitu menyentuh lubang nikmatnya, aku merasa sepertiada yang menggigit dan menyedot kepala kemaluanku, memang sangat sulituntuk memasukkannya. Sebenarnya bisa saja kupaksakan, tetapi aku tidakingin Lia merasakan kesakitan. Kutekan sedikit demi sedikit, kepalakemaluanku bisa masuk, Lia mengaduh dan menjerit karena merasa perih.Aku menyuruhnya menahan. Efek dari obat dopping itu tadi adalah untuksedikit meredam rasa perih, selanjutnya kutekan kuat-kuat.
“Blusss…”
Lia menjerit cukup keras, “Ooommm… tititnya sudaaahhh masuk… kkaahhh?”
“Udah sayang… tahan ya…” kataku sambil mengelus-ngelus rambut Lia.
Aku mundurkan batang kemaluanku. Karena sangat sempitnya, ternyatabibir kemaluan Lia ikut menggembung karena tertarik. Kumajukan lagi,kemudian mundur lagi perlahan tetapi pasti. Beberapa waktu, Lia punsepertinya sudah merasakan enak. Setelah cairan mani Lia yang ada dilubang perawannya semakin membanjir, maka lubang kenikmatan itu sudahsedikit merekah. Aku menggenjot maju mundur dengan cepat. Ahhh.. inikahkemaluan perawan gadis imut. Enak sekali ternyata. Hisapannya memangtiada duanya. Aku merasa keringat telah membasahi tubuhku, kulihat jugakeringat Lia pun sudah sedemikian banyaknya.
Sambil kuterus berpacu, puting susu Lia kumainkan,kupelintir-pelintir dengan gemas, bibir Lia aku pagut, kumainkanlidahku dengan lidahnya. Aku merasakan Lia sudah keluar beberapa kali,sebab aku merasa kepala batang kemaluanku seperti tersiram oleh cairanhangat beberapa kali dari dalam lubang surga Lia. Aku ganti posisi.Jika tadi aku yang di atas dan Lia yang di bawah, sekarang berbalik,aku yang di bawah dan Lia yang di atas. Lia seperti kesetanan, bagaikancowboy menunggang kuda, oh enak sekali rasanya di batang kemaluanku.Naik turun di dalam lubang surga Lia.
Sekian lama waktu berlalu, aku merasa puncak orgasmeku sudah dekat.Kubalik lagi posisinya, aku di atas dan Lia di bawah, kupercepatgerakan maju mundurku. Lalu aku peluk erat sekali tubuh kecil dalamdekapanku, kubenamkan seluruh batang kemaluanku. Aku menegang hebat.
“Crruttt… crruttt…”
Cairan maniku keluar banyak sekali di dalam lubang kemaluan Lia,sedangkan Lia sudah merasakan kelelahan yang amat sangat. Aku cabutbatang kemaluanku yang masih tegang dari lubang kemaluan Lia. Liakubiarkan terbaring di sofa. Tanpa terasa, Lia langsung tertidur, akubersihkan lubang kelaminnya dari cairan mani yang perlahan merembeskeluar, kukenakan kembali semua pakaiannya, lalu kubopong gadis kecilkuitu ke kamarnya. Aku rebahkan tubuh mungil yang terkulai lelah dansedang tertidur di tempat tidurnya sendiri, kemudian kucium keningnya.Terima kasih Lia atas kenikmatannya tadi. Malam pun tiba.
Keesokan harinya, Lia mengeluh karena masih merasa perih di vaginanya,untungnya Tante Linda tidak tahu. Hari berlalu terus. Sering kali akumelakukan olahraga senggama dengan Lia, tentunya tanpa sepengetahuanOom Joko dan Tante Linda.
Kira-kira sudah berjalan setengah tahun lamanya, Lia sudah sangatpintar untuk ukuran gadis seusianya dalam melakukan olahraga senggama.Aku pun sangat memanjakannya, uang yang biasa kuhamburkan untukmembayar wanita malam, kuberikan ke Lia. Untuk menghindari kecurigaanorang tuanya, uang itu kubelikan hal-hal yang Lia suka, sepertimakanan, mainan dan masih banyak lagi.
Sekarang Lia sudah kelas 2 SMP, naik kelas dengan nilai yang bagus,apa yang kulakukan dengan Lia tidak mempengaruhi belajarnya. Inilahyang membuat aku semakin sayang, dan sampai suatu saat, Tante Lindadiharuskan pergi beberapa hari lamanya ke ibu kota untuk menemani OomJoko menghadiri resepsi-resepsi pernikahan dari rekan-rekan kerja OomJoko yang kebetulan berurutan tanggalnya. Aku ditinggal berdua di rumahdengan Lia, memang sudah terlalu biasa, sedikit bedanya adalah sekarangsudah super bebas, tidak mengkhawatirkan kalau-kalau Tante Linda pulangdari kerja.
Lia pernah menjanjikan kepadaku akan membawa teman-teman akrabnyamain ke rumah untuk diajarkan olahraga senggama. Dan saat yang tepatadalah sekarang, dimana Tante Linda tidak akan ada di rumah untukbeberapa hari, dan Lia juga mulai libur karena kelasnya dipakai untuktesting uji coba siswa kelas 3. Sangat kebetulan sekali kalau hari inisabtu, sekolah Lia pulang sangat awal dikarenakan guru-guru sibukmenyiapkan bahan untuk testing uji coba siswa kelas 3. Lia telpon kekantorku, menanyakan apakah aku bisa pulang cepat atau tidak. Lia jugamengatakan kalau dia membawa teman-temannya seperti yang telahdijanjikannya.
Kontan saja mendengar kabar itu, aku langsung ijin pulang. Sebelumpulang ke rumah kusempatkan mampir ke apotik untuk membeli sejumlahobat-obatan yang kuperlukan nantinya, aku ingin penantian yang begitulamanya, di hari ini akan terlaksana.
Sesampainya di rumah, benar saja, ada tiga gadis teman akrab Lia,mereka semua cantik-cantik. Tidak kalah cantik dengan Lia. Gadispertama bernama Anna, wajahnya cantik, hidungnya mancung, rambutnyalurus potongan pendek, tubuhnya tidak terlalu kurus, senyumnya selalumenghiasi bibirnya yang sensual, payudaranya kelihatan belum tumbuhakan tetapi satu yang membuat aku heran, dari benjolan bajunya, kutahukalau itu puting susunya Anna, sepertinya lumayan besar. Tetapi masabodo, yang penting miliknya bisa dinikmati. Anna ini sepertinya tomboy,wow, kuat juga nih senggamanya, pikiran kotorku muncul mendadak.
Lalu gadis kedua bernama Indah, wajahnya mirip Lia, hidungnyamancung, rambutnya lurus panjang sebahu, agaknya lumayan pendiam,tubuhnya sedikit lebih besar dibandingkan dengan Lia dan Anna,payudaranya sudah sedikit tumbuh, terlihat dari permukaan bajunya yangsedikit membukit, lumayan bisa buat diremas-remas, sebab tanganku sudahlama tidak meremas payudara montok.
Gadis yang ketiga, inilah yang membuatku terpana, namanya Devi.Ternyata Devi ini masih keturunan India, cantik sekali, rambutnyapendek, hidungnya sangat mancung, dan sepertinya sedikit cerewet.Tubuhnya sama dengan Lia, kecil dan imut, payudaranya kurasa juga belumtumbuh. Sekilas, puting susunya saja belum terlihat.
Aku pulang tidak lupa dengan membawa oleh-oleh yang sengaja kubeli,aku manjakan mereka semua sesuai dengan pesan Lia. Teman-temannya inginmelihat olahraga senggama yang sering Lia lakukan. Lia memang sedikitceroboh, membocorkan hal-hal seperti ini, tetapi Lia menjamin, karenaketiga gadis itu adalah sahabat sejatinya.
Singkat waktu, malam pun tiba. Ketiga gadis teman Lia itu sudahberencana untuk menginap di rumah Lia, sebab besoknya adalah minggu,alias libur, seninnya juga masih libur dan lagi mereka pun sudah ijinkepada orang tuanya masing-masing untuk menginap di tempatnya Lia,alasannya menemani Lia yang ditinggal mamanya ke luar kota.
Pertama sekali, aku diperkenalkan Lia kepada ketiga temannya, dantidak ada basa-basi seperti apa yang kulakukan kepada Lia dulu. Akumeminta Lia memutarkan film Tarzan X kesukaannya kepada ketiga temannyaitu. Gadis-gadis kecil itu rupanya sudah menantikan. Menonton pundengan konsentrasi tinggi layaknya sedang ujian. Aku takjub melihatmereka, dan justru cekikikan sendiri melihat adegan demi adegan,sepertinya ketiga teman Lia itu sudah pernah melihat yang sesungguhnyaatau pemandangan yang nyata.
Setelah film usai, aku lalu beranikan diri bertanya ke mereka. Pertama sekali adalah ke Anna yang aku nilai paling berani.
“Anna, Oom penasaran, kayaknya Anna sering lihat olahraga begituan?” tanyaku penuh selidik.
“Iya benar kok Oom… Anna sering lihat olahraga begitu, terlebih kakakAnna sama pacarnya, mereka selalu berbuat begituan di rumah” jawab Annajujur menjelaskan dan membenarkan.
“Hah? Masak sih di rumah..” tanyaku lagi dengan heran.
“Iya, bener kok Oom, sebab papa dan mama Anna kan ngga tinggal di sini” Anna menjawab keherananku.
“Oohhh…” aku hanya bisa manggut-manggut.
“Emang sih, Anna lihatnya dengan sembunyi-sembunyi, sebab merasapenasaran sebenarnya apa sih yang kakak Anna lakukan bersama pacarnya?Ternyata seperti di film Tarzan itu Oom…” Anna menjawab denganmenerangkan tanpa merasa aneh atau bahkan malu.
Lalu aku selanjutnya bertanya kepada Indah. Indah sedikit tergagapsewaktu kutanya, ternyata Indah sendiri sudah mengetahui hal begituansecara tidak sengaja sewaktu sedang menjemur pakaian di lotengrumahnya. Indah bercerita, tanpa sengaja dia melihat di halamanbelakang tetangganya, ada yang sedang bermain seperti yang dilakukan didalam film Tarzan X tersebut. Intinya Indah tahu kalau titit itu bisadimasukkan ke lubang wanita.
Terakhir aku bertanya ke Devi, dengan polosnya Devi mengungkapkankalau dia mengetahui hal-hal begituan dari melihat apa yang papa danmamanya lakukan ketika malam hari. Sama seperti dengan pengalaman Liapertama kali melihat hal itu.
Setelah aku mendengar cerita mereka, aku menawarkan, apakah merekaingin melihat langsung, kompak sekali mereka bertiga menjawab ya. Laluaku bertanya sekali lagi, apakah mereka ingin merasakannya juga, sekalilagi dengan kompaknya, mereka bertiga menjawab ya.
“Kalo begitu… Oom mulai sekarang ya…?” jantungku berdegup kencangkarena girang yang tiada tara, aku tidak mengira akan semulus ini.
Aku akhirnya melepaskan seluruh pakaian yang kukenakan, sesuai denganrencana, aku akan memamerkan olahraga senggama itu berpasangan denganLia, dan sebetulnya Lia yang mempunyai ide merencanakan itu semua.
Anna, Indah dan Devi memandangi terus ke bagian bawah tubuhku,apalagi kalau bukan batang kemaluanku yang sangat kubanggakan, hitam,panjang, besar, berotot, dan berdenyut-denyut. Lia sendiri sudahmelepaskan seluruh pakaiannya. Puting susu Lia sudah membenjol cukupbesar karena sering kali kuhisap, dan oleh Lia sendiri seringditarik-tarik saat menjelang tidur. Payudaranya masih belum nampakmulai menumbuh. Untuk bagian bawah, vagina Lia sudah sedikit berubah.Dulunya hanya seperti garis membujur, sekarang dari kemaluan Lia sudahmencuat bibir bibir berdaging, hal ini dikarenakan sudah seringkumasuki dengan batang kemaluanku tentunya, tetapi itu semua tidakmengurangi keindahan dan kemampuan empotnya (hisapan dan pijatanvagina).
Aku main tembak langsung saja kepada Lia, sebab aku tahu Lia sudahsangat berpengalaman sekali untuk hal beginian. Kupagut bibir Lia,tanganku memainkan puting susu dan liang nikmatnya, Lia sudah cepatsekali terangsang, kulepaskan pagutanku, lalu kuciumi puting susunya.Kuhisap bergantian, kiri dan kanan. Anna, Indah dan Devi melihat carakumemainkan tubuh telanjang Lia, napas mereka bertiga mulai memburu,rupanya nafsu ingin ikut merasakan telah menghinggapi mereka.
Sekian lama kuciumi dan hisap puting susu mungil yang sudah lumayanmembenjol besar itu, aku memang sangat suka sekali menetek danmenghisap puting susu, terlebih bila melihat ibu muda sedang menyusuibayinya, ouw, pasti aku langsung terangsang hebat.
Setelah puas kuberkutat di puting susu Lia dengan ciuman dan hisapanmulutku, kualihkan ke liang senggama Lia, kalau dahulu Lia tidak bisamenahan puncak orgasmenya, sekarang sudah sedikit ada kemajuan. Kuhisapdan kuciumi liangnya, Lia masih bisa menahan agar tidak jebol, tidaklama aku merasakan Lia sudah bergetar, kupikir jika aku terlalu lamamenghisap lubang senggamanya, Lia pasti tidak akan kuat lagi menahancairan maninya keluar, maka langsung saja kumasukkan batang kemaluankuyang sudah sangat tegang itu ke lubang kenikmatan Lia. Aku tidak merasakesulitan lagi untuk memasuki lubang vagina Lia, sudah begitu hapal,maka semua batang kemaluanku amblas ke dalam lubang senggama Lia.
Anna, Indah dan Devi melihat dengan sedikit melotot seolah tidakpercaya batang kejantananku yang hitam, panjang dan sedemikian besarnyabisa masuk ke lubang senggama teman mereka, yaitu Lia. Mereka bertigamendesah-desah aku merasa mereka sudah ingin sekali merasakan lubangkenikmatan mereka juga diterobos batang kejantananku.
Aku menggerakan maju mundur, mulai dari perlahan lalu bertambahcepat, kemudian berganti posisi, berulang kali sekitar 15 menit. Akusudah merasakan Lia akan mencapai puncak orgasmenya. Betul saja, tidaklama kemudian, Lia memelukku erat dan dari dalam lubang surganya akumerasakan ada semprotan yang keras menerpa kepala kejantananku yangberada di dalam lubang vaginanya. Banyak sekali Lia mengeluarkan cairanmani, Lia terkulai lemas, batang kejantananku masih gagah dan kokoh,memang aku sengaja untuk tidak menguras tenagaku berlebihan, targettiga vagina perawan yang menanti harus tercapai.
Lia kusuruh istirahat, Lia langsung menuju ke kamar mandi untukmembersihkan badan sekaligus beristirahat, selanjutnya kutawarkan keAnna, Indah, dan Devi, siapa yang mau duluan. Sejenak mereka bertigasepertinya ragu, lalu akhirnya Anna yang mengajukan diri untuk mencoba.
“Bagus Anna, kamu berani deh.” pujiku kepada Anna.
Tanpa berlama-lama, kusuruh Anna untuk membuka seluruh pakaian yangmelekat di tubuhnya, langsung saja Anna melakukan apa yang kusuruh, akumemandangi Anna yang mulai melepas pakaiannya satu persatu, sampaiakhirnya telanjang bulat. Tubuh Anna putih bersih, apa yang tadimembuatku penasaran sudah terobati, puting susu Anna kunilai aneh,payudaranya memang belum tumbuh, akan tetapi puting susunya itumembenjol lumayan besar. Bentuknya unik dan baru kali ini akumelihatnya, bentuknya mengerucut tumpul, puting susu dan lingkaranhitam kecoklatannya menyatu dan meninggi. Kata kamus ilmiah, putingsusu berbentuk seperti ini langka sekali dan kualitas sensitifnyasangat tinggi, bisa dikatakan sangat perasa sekali. Sedangkan vaginanyamasih berupa garis, dengan bagian sisinya sedikit membukit. Sepertinyavagina ini kenyal sekali dan super enak. Tidak sabar rasanya kuinginsegera merasakannnya.
Aku langsung menciumi bibir Anna yang sensual itu, kupagut denganmesra. Tanganku bergerak mengusap puting susu unik milik Anna. Benarsaja, begitu telapak tanganku mengusap puting susunya, Anna merasasangat terangsang.
“Ouwww… Oommm… enak sekali Oom..” Anna mengomentari apa yang dirasakannya.
Aku merasakan puting susu Anna mulai menegang. Segera saja kulepaskanpagutanku di bibir Anna, aku merasa senang, rupanya Anna telah tanggapdengan apa yang kumau, dengan tangannya sendiri menjepit puting susunyadan menyodorkan kepadaku. Maka dengan rakusnya, mulailah kuciumi dankuhisap, Anna berkali-kali menjerit kecil. Rupanya puting susu Annasangat perasa, tanganku tanpa sadar menyentuh kemaluan Anna, ternyatavagina Anna sudah basah dan banyak juga cairan maninya yang merembeskeluar. Aku terus saja menyusu dan mengempot puting susu Anna, kiri dankanan bergantian.
“Oomm… Anna kok seperti mau pipis nih… Ada sesuatu yang mau keluardari memek Anna nih…” Anna mengungkapkan apa yang akan terjadi.
“Tahan dikit dong…” jawabku.
Mendengar hal ini, kulepaskan hisapanku dari puting susu Anna, lalumulutku beralih ke liang senggama Anna. Secara otomatis, Anna sudahmengangkangkan kedua kakinya, aku mencium aroma dahsyat dari liangnyaAnna. Sungguh legit. Vagina Anna merah sekali dan sudah mengkilap,kujilati kemaluan yang basah itu, selanjutnya kuhisap dalam-dalam. Annarupanya mengelinjang liar karena merasa nikmat.
“Oomm… Anna udah ngga kuat lagi nihhh… aahhh…” jerit Anna seiring dengan tubunnya yang menegang.
Saat itu, mulutku masih menghisap lubang kemaluan Anna, aku merasakanada sesuatu yang menyemprot, rasanya asih dan gurih. Inikah cairan maniAnna karena sudah mencapai orgame pertamanya, tanpa pikir panjangkutelan saja cairan mani itu, kujilati dengan rakus. Kulihat juga buahklitoris Anna yang kecil mencuat berdenyut-denyut. Aku sendirimerasakan sudah akan mencapai puncak orgasmeku.
“Anna.. Oom mau masukin titit Oom ke lubang memek Anna nih..” aku meminta ijin kepada Anna.
“Ya Oom, masukin saja, ayo dong cepat…” Anna rupanya sudah tidak sabarlagi ingin merasakan batang kejantananku memasuki lubang surganya.
Kuarahkan kepala senjataku ke lubang senggamanya Anna, Anna tanpadiminta memegang batang kemaluanku dan membimbingnya memasuki lubangkemaluannya. Surprise, insting Anna hebat juga nih pikirku, tanpakesulitan, lubang vagina yang sudah banjir dengan cairan mani itumenerima kepala kemaluan dan batang kemaluanku. Lumayan sempit juga,untungnya tertolong oleh cairan mani dan pengertian Anna membimbingmasuk batang kemaluanku sehingga aku tidak kerepotan saat memasukannya.
“Blusss…” kutekan sepenuhnya, aku maju mundurkan dengan segera, perlahan, lalu cepat.
Aku merasa akan mencapai klimaksku, hisapan vagina Anna sungguhdahsyat. Ini yang membuatku tidak kuat menahan cairan maniku untuk lamakeluar. Anna memang kuat sekali, aku merasakan Anna berkali-kalimenyemprotkan cairan maninya, mungkin ada lima kali lebih, akan tetapiAnna masih mampu mengimbangi gerakanku, hebatnya lagi, goyanganpantatnya. Oh edan, akhirnya aku merasa tidak kuat menahan lagi,kulihat Anna pun sudah akan mencapai orgasme puncaknya.
“Anna.. kita sama-sama keluarkan yaaa.. please sayang..” pintaku sambil sekuat tenaga menahan.
“Iiiiyaaa.. Oommm.. sekarang yaaa…” Anna berkata dengan bergetar.
Aku mengeram, tubuhku menegang, tubuh kecil Anna yang kutindih, kupeluk erat sekali.
“Crottt… crrruttt… aaahhh.. seerrr…” kukeluarkan cairan mani puncak orgasmeku di dalam lubang kemaluan Anna yang sempit itu.
Karena banyaknya cairan mani di dalam lubang senggama Anna, lubangkelamin itu tidak bisa menampung semua, maka merembes dengan derasnyacairan mani itu keluar dari lubang senggama, cairan maniku yangbercampur dengan cairan mani Anna. Kucabut batang kemaluanku yang masihcukup tegang dari lubang kemaluan Anna, batang kejantananku sangatmengkilap, seperti habis di pernis.
Indah dan Devi, tanpa sepengetahuanku ternyata telah telanjangbulat, rupanya mereka berdua tidak tahan melihat pergulatanku yangcukup lama dengan Anna. Memang kuakui Anna sangat kuat, cewek tomboyternyata benar-benar hebat permainan senggamanya. Apa yang dikatakanorang memang bukan isapan jempol, aku sudah membuktikannya hari inilewat gadis kecil bernama Anna. Kupikir jika gadis tomboy yang sudahmatang pasti akan lebih kuat lagi.
Kulihat juga Lia sudah selesai membersihkan badan dan sekarangdengan penuh pengertian sibuk di dapur untuk membuat makanan. Anna yangmasih terkulai lemas, kusuruh untuk mandi dulu dan istirahat, lalusetelah itu kusuruh juga untuk membantu Lia di dapur.
Indah dan Devi dengan telanjang bulat telah menghampiriku, daripandangan mata mereka seolah meminta giliran. Aku sebenarnya merasakasihan, aku masih cukup lelah untuk memulainya lagi. Kupikir kalaukubiarkan mereka terlalu lama menanti, pastilah akan membuat merekakehilangan gairah nantinya, akhirnya kuminum obat yang kubeli tadi diapotik. Kuminum 6 pil sekaligus, reaksi obat ini sangat cepat, badankumerasa panas. Melihat tubuh-tubuh kecil telanjang bulat milik Indah danDevi, batang kemaluanku yang tadinya loyo sekarang tegang danmengacung-ngacung, gairahku lebih membara lagi.
Indah seingatku tadi masih menggunakan pakaian lengkapnya, sekarangsudah telanjang bulat, sungguh aku mengagumi tubuhnya, payudaranyasedikit menumbuh dan membukit, puting susunya kecil, mungil, coklatkehitaman telah menegang sehingga meruncing, lubang kemaluannya punkulihat sudah basah menunggu penantian. Lalu Devi, yang juga tadi masihkulihat berpakaian lengkap, sekarang telah telanjang bulat pula. Devimemang lain sendiri dibandingkan Anna, Lia dan Indah, mungkin karenamasih keturunan India, akan tetapi Devi juga yang paling muda sendiri.Usianya selisih satu tahun lebih muda dibandingkan Anna, Indah maupunLia. Jelas sekali dengan kurun usia relatif sangat muda, pertumbuhanpayudaranya belum ada sama sekali, puting susunya juga belummenampakkan benjolan yang berarti, masih rata dengan dada. Tetapikarena terangsang, rupanya menjadi sedikit meruncing. Lalu vaginanyapun masih biasa saja, kesimpulanku Devi masih imut sekali. Mungkin satutahun ke depan baru ada perubahan, aku sebenarnya tidak tega untukmenerobos keperawanannya sekarang, tetapi apa komentarnya nanti,pastilah dikatakan olehnya tidak adil, bahkan yang kukuatirkan adalahDevi nantinya akan marah dan cerita tentang hal ini kepada orang lain.
Dalam waktu yang bersamaan, kurengkuh dua gadis kecil itu sekaligus.Kupagut bibir Devi, kuciumi leher dahi dan tengkuknya. Devi merasa enakdan geli, sedangkan Indah, puting susu dan payudaranya kuusap-usapdengan tanganku, payudaranya yang sudah cukup membukit menjadikantanganku bisa meremasnya. Indah mendesah keenakan. Aku minta ke Indahuntuk memijat-mijat batang kemaluanku, ternyata Indah pandai jugamemijat. Batang kejantananku semakin menegang. Pijatan Indah sungguhenak sekali, apalagi remasan tangganya di buah kejantananku.
Selanjutnya, kulepaskan pagutanku di bibir Devi, kulanjutkan denganmenghisap puting susu Devi yang meruncing kecil. Devi menggelinjangkeenakan, kujilati dan kubuat cupang banyak sekali di dada Devi, sampaiakhirnya aku beralih ke liangnya Devi yang sangat imut, kemaluan inisama seperti kepunyaan anak-anak kecil yang sering kulihat mandi disungai. Tetapi, ah masa bodo. Devi kegelian ketika kumulai menciumi,menjilat dan menghisap vaginanya itu. Kukangkangkan kedua kaki Devi,maka terkuaklah belahan kemaluan dengan lubang yang sangat sempit. Jikakuukur, lubang kemaluan itu hanya seukuran pulpen kecil. Aku sempatgundah, apakah batang kejantananku bisa masuk? Tetapi akan kucoba,kuyakin lubang surga itu kan elastis, jadi bisa menampung batangkemaluan sebesar apapun.
Devi merasa sangat keenakan ketika kumainkan kemaluannya,berkali-kali Devi orgasme. Cairan maninya sungguh wangi. Setelah puasmemainkan vagina Devi, kuminta Devi bersiap, sedangkan Indah kusuruhberhenti memainkan buah zakar dan batang kemaluanku. Lalu kupagut bibirIndah sebentar, kemudian kuciumi leher dan tengkuknya. Indah mendesah,tidak berapa lama, kuberalih ke payudara dan puting susu Indah. Kuciumidan hisap dengan penuh nafsu, payudara yang baru membukit itukuremas-remas dengan gemas. Puting susunya yang kecil itu kuhisap dankusedot. Aku menyusu cukup lama, vagina Indah yang sudah basah puntidak luput dari hisapanku. Devi sudah menunggu-nunggu, menantikanbatang kemaluanku memasuki lubang nikmat kecilnya.
Segera saja kuselesaikan hisapanku di lubang kemaluan Indah. Kurasadengan lubang kemaluan Indah, aku tidak akan merasa kesulitan, lubangkemaluan Indah kunilai sama dengan punya Anna dan Lia waktu pertamakali dimasuki batang kejantananku. Yang kupikir, kesulitannya adalahlubang vagina Devi, selanjutnya kusuruh Indah untuk bersiap-siap juga.
Kuludahi batang kemaluanku agar licin, lalu kuarahkan perlahankepala kemaluanku itu ke lubang surganya Devi. Kutekan sedikit,meleset, kuposisikan lagi, tekan lagi, tetap saja meleset, tidak maumasuk. Untunglah Anna dan Lia datang, mereka berdua tanggap dengankesulitan yang kuhadapi. Lia dengan sigap menepiskan kedua sisi vaginaDevi dengan kedua sisi telapak tangannya. Lubang senggama Devi bisaterkuak, kucoba masukkan lagi, ternyata masih meleset juga, Anna yangmelihat hal itu tanpa ragu-ragu juga ikut turun membantuku. Annamengulurkan jari tanggannya, memijat bagian atas dan bawah lubangsenggama Devi, sehingga secara elastis lubang kemaluan Devi bisa lebihterkuak sedikit. Aku berkonsentrasi memasukkan kepala kejantananku kelubang senggama Devi itu.
Kepala kemaluanku dengan sedikit kupaksakan, bisa masuk ke lubangsurganya Devi, kutahu Devi merasa kesakitan. Devi hanya meringis dandari sudut matanya meleleh air matanya. Indah yang dari tadi menunggugiliran lubang senggamanya ditembus batang kejantananku, karenamengetahui bahwa aku mengalami kesulitan, akhirnya ikutan pulamembantuku memuaskan Devi. Tanpa malu-malu, Indah menyodorkan putingsusunya ke mulut Devi, layaknya ibu kepada bayinya yang minta susu.Devi mengulum puting susu Indah dengan kuat. Indah merasakan kalauputing susunya digigit oleh Devi, Indah diam saja, hanya sedikitmenyeringai, menahan sakit tentunya.
Aku menekan terus, sehingga sudah separuh batang kejantananku masukke dalam lubang senggama Devi. Kepala kemaluanku bagaikan disetrum dandihisap oleh suatu tenaga yang luar biasa mengenakan. Kutekan sekuattenaga, dan “Blusss…”
Masuknya seluruh batang kejantananku ke dalam lubang kemaluan Devidiiringi dengan dua jeritan. Yang pertama adalah jeritan Devi sendirikarena merasa sakit dan enak, matanya sampai meram melek, kadangmembelalak. Satunya lagi adalah jeritan Indah, sebab tanpa Devi sadari,Devi telah menggigit keras puting susu Indah yang masih dikulumnya itu.
Anna dan Lia hanya tersenyum-senyum saja, kubiarkan batangkejantananku membenam di dalam lubang senggama Devi. Kurasakanempotan-empotan vagina Devi. Setelah sekian lama aku menikmati,kumundurkan pantatku, ternyata bibir kemaluan Devi ikut tertarik. Bibirkemaluan Devi mengikuti gerakan pantatku, begitu aku mundurkan makabibir kemaluan Devi akan mencuat ke atas karena ikut tertarik.Sebaliknya, jika kumajukan lagi pantatku, maka bibir kemaluan Devi punikut mencuat ke bawah dan terbenam. Sungguh fantastis, aku tidakmenyesal merasakan enaknya yang luar biasa.
Kupercepat gerakan maju mundurku, semakin lama aku merasakan lubangsenggama Devi membasah dan membanjir. Lorong lubang vagina Devi punsemakin licin, tetapi tetap saja sempit, sampai akhirnya Devi terkurastenaganya dan tidak bisa mengimbangiku mencapai puncak kenikmatan.Tubuh Devi berkali-kali menegang.
“Oommm… Devi pipis lagi… ahhh…” desahnya.
Cairan mani putih dan hangat milik Devi merembes deras keluar daricelah-celah lubang kemaluannya yang masih disumpal oleh batangkejantananku.
Devi sudah lelah sekali, aku pun sudah mulai bergetar pertandapuncakku pun sudah dekat, maka kucabut saja batang kemaluanku darilubang senggama Devi.
Begitu kucabut, terdengar bunyi, “Ploppp…” seperti bunyi batang pompa dikeluarkan dari pipanya.
Devi kusuruh istirahat, ternyata Devi suka menyusu juga, karena putingsusu Indah ternyata masih dikulumnya. Devi manja tidak mau melepaskan,sampai akhirnya, Anna yang sedang duduk-duduk berkata.
“Eh Vi… udah dong neteknya, kasihan tuh Indah, kan sekarang gilirannyadia.” Anna mengingatkan, “Besok-besok kan masih bisa lagi…” tambah Anna.
“Iya-iya… aku tahu kok…” Devi akhirnya menyadari, lalu melepaskan puting susu Indah dari mulutnya.
“Vi… nih kalo mau… puting susuku juga boleh kamu isepin sepuasnya…”ujar Anna sambil memijat-mijat sendiri puting susunya yang membenjolpaling besar sendiri.
Devi mau saja memenuhi ajakan Anna, maka kulihat Devi begitu rakusnyamengulum dan menyedot puting susu Anna. Kadang Devi nakal, menggigitputing susunya Anna, sehingga Anna menjerit kecil dan marah-marah.
Setelah lepas dari Devi, Indah kemudian menempatkan diri danbersiap-siap. Indah mengangkangkan kedua kakinya lebar-lebar, sehinggaterkuaklah lubang senggamanya yang sudah cukup basah karena cairan maniyang meleleh dari dinding di lubang vaginanya. Betul juga, aku berusahatanpa melalui kesulitan, berhasil memasuki lubang senggama Indah,seperti halnya aku pertama kali menerobos lubang kemaluan Lia dan Anna.Kumasukkan batang kejantananku seluruhnya ke dalam lubang kenikmatanIndah. Indah menahan perih, karena keperawanannya baru saja kutembus.Tetapi karena sudah sangat bernafsunya, maka rasa perih itu tidakdirasakannya lagi, yang ada hanyalah rasa enak, geli dan nikmat. Indahmeram melek merasakan adanya batang kejantananku di dalam lubangsenggamanya.
“Oom Agus, gerakin dong…” Indah memintaku untuk segera memulai.
“Baik Indah, Oom minta Indah imbangi Oom ya…!” Indah tidak menjawab tetapi hanya manggut-manggut.
Kumulai saja gerakan maju mundur pantatku, batang kemaluanku masuk dankeluar dengan leluasanya, pertama dengan perlahan dan kemudiankupercepat. Indah sudah banyak belajar dari melihat langsungpermainanku tadi dengan Lia, Anna, maupun dengan Devi. Indahmemutar-mutar pantatnya sedemikian rupa. Aku merasa kalau Indah yangpendiam ternyata mempunyai nafsu yang besar. Kurasa Indah akan lebihkuat mengimbangiku.
Betul juga dugaanku Indah memang kuat juga, setelah hampirseperempat jam kuberpacu, Indah masih belun juga mengeluarkan cairanmaninya, sedangkan aku sendiri memang masih bisa menahan puncakorgasmeku, disebabkan aku telah minum obat dopping 6 pil sekaligus.
“Ayoooo Oomm… Indah merasa enakkk… terusiiinnn…” Indah kembali meracau.
Kuteruskan memacu, aku heran, kenapa Indah bisa selama ini, padahal Indah baru pertama kali merasakan nikmatnya senggama.
“Indah… kamu kok kuat sekali sih…?” tanyaku sambil terus memacu.
“Ini berkat obat Oom lhoooo…” jawab Indah bersemangat sambilmemutar-mutarkan pantatnya ke kiri dan ke kanan, sedangkan keduatangannya meremas-remas payudaranya sendiri dan sesekali menarik-narikputing susunya yang masih menegang.
Aku kaget juga mendengar pengakuan Indah, sampai aku berhenti melakukan gerakan. Ternyata Indah meminum obatku juga, jelas saja.
“Kok berhenti Oom… gantian Indah yang di atas ya?” kata Indah lagi.
Aku diam saja, kami berganti posisi. Kalau tadi Indah dalam posisi akutindih, sekarang Indah yang berada di atas dan menindihku. Indahmenaik-turunkan pantatnya, maju mundur, perlahan dan cepat, kadangberposisi seperti menunggang kuda, liar dan binal.
Permainan dalam posisi Indah di atas dan aku di bawah, ternyatamenarik perhatian Lia. Dari tadi Lia memang hanya melihat pergulatankudengan Indah.
“Oom Agus… masa sih kalah sama Indah…” sindir Lia kepadaku.
“Ngga dong… tenang saja Lia…” jawabku membela diri.
Kulihat juga Devi rupanya menyudahi kegiatan menyusunya dari putingsusu Anna. Mereka bertiga rupanya tertarik menontonku. Kadangberkomentar yang membuatku tersenyum.
“Yaccchhh… Oom Agus ngga adil… Oom Agus curang, sama Indah bisa selama ini, sama Anna kok cepet sekali.” Anna memprotes.
“Lho, kan Anna tadi sudah kecapean, maka Oom suruh istirahat, dan cuma Indah sendiri yang belon capek nih…” lanjutku.
Indah sudah berkeringat banyak sekali, aku merasakan ada cairan hangatyang merembes di batang kejantananku. Aku sendiri mulai merasa adanyadesakan-desakan dari pangkal kemaluanku.
“Oomm… Indah udah ngga kuat nahannya nih… sshh heehh…” kata Indah sepertinya menahan.
Mendengar ini, langsung saja kuganti posisi lagi. Aku kembali di atas dan Indah di bawah, kupercepat gerakanku sampai maksimal.
“Oommmm… Indahhh… aaakkkhhhh… hekkksss aahhh…” Indah menjerit histeris.
Tubuhnya menegang dan memelukku dengan erat, rupanya Indah telahmencapai puncak nikmatnya, dari dalam lubang senggamanya menyemprotberkali-kali cairan maninya yang hangat menyiram kepala kejantanankuyang masih berada di dalam lubang vaginanya.
Lubang kemaluan Indah dibanjiri oleh cairan maninya sendiri, beceksekali vagina Indah. Batang kejantananku sampai terasa licin, sehinggamenimbulkan bunyi berdecak. Indah sudah tidak bisa mengimbangiku,padahal aku dalam keadaan hampir sampai, katakanlah menggantung.Kucabut saja batang kemaluanku dari lubang senggama Indah, lalu kutarikDevi yang sedang duduk bengong, kusuruh Devi tidur telentang dengankaki di kangkangkan. Devi tahu maksudku. Segera saja Devi melakukan apayang kusuruh. Anna dan Lia langsung riuh berkomentar.
“Yacchhh Oom Agus, kok Devi sih yang dipilih…” rungut Anna.
Sedangkan Lia hanya tersenyum kecut sambil berkata, “Ayoooo Oomm…cepetan dong… habis ini kita makan… Lia udah buat capek-capek tadi.”sambil menyuruhku menyelesaikan finalnya.
Aku seperti terhenyak. Segera saja kumasukkan batang kejantananku kelubang senggamanya Devi yang masih merah. Beruntung sekali, lubangsenggama itu masih basah oleh cairan mani, sehingga hanya dengankupaksakan sekali saja langsung masuk. Lubang kemaluan Devi yang begitusempit memijat hebat dan menghisap batang kejantananku. Aku inginmenyelesaikan puncak orgasmeku secepatnya. Makin kupacu gerakanku. Deviyang tadinya sudah dingin dan kurang bernafsu langsung terangsang lagi.Tidak sampai lima menit, aku memeluk erat tubuh kecil Devi dankumuncratkan cairan maniku di dalam lubang senggama Devi.
“Aaahhh… hiaaahhh… Cruuutttt… Crottt…”
Cairan maniku banyak sekali. Aku langsung lemas seketika. Batangkeperkasaanku pun sudah mulai loyo, sungguh pergulatan yang hebat. Akudikeroyok oleh empat gadis kecil dengan hisapan mulut senggamanya yangluar biasa. Kucabut batang kejantananku dari lubang nikmatnya Devi.Kemudian kuajak Devi dan Indah mandi sekalian denganku. Habis mandikami makan bersama, lumayan enak makanan buatan Anna dan Lia.
Setelah makan, aku mengevaluasi dan bercakap-cakap dengangadis-gadis kecil itu. Ternyata Anna, Lia, Indah dan Devi masihbersemangat dan mereka mengajakku melakukannya lagi. Aku terpaksamenolak, kelihatan sekali mereka kecewa. Untuk mengobati rasa kecewamereka, kuberikan kepada mereka kaset BF tentang lesbian untukditonton. Isi ceritanya tentang hubungan badan wanita dengan wanitayang saling memberi rangsangan. Aku hanya mengawasi saja, sampaiakhirnya mereka mempraktekkan apa yang baru saja mereka tonton.
Aku dikelilingi oleh gadis-gadis kecil yang haus sex. Besok harinya,kebetulan adalah hari minggu, aku memuaskan gadis-gadis kecil itu dalamberolahraga senggama, sampai aku merasa sangat kelelahan, sehari mingguitu aku bercinta dengan gadis-gadis kecil. Betul-betul enak.
Kejadian ini berlangsung lama. Aku lah yang membatasi diri terhadapmereka, sampai akhirnya mereka mengalami yang namanya masa datangbulan, dan mereka juga mengerti kalau apa yang kusebut olahragaternyata adalah hubungan sex yang bisa untuk membuat adik bayi, tetapimereka tidak menyesal. Jadi jika akan melakukan senggama, kutanyakandulu jadwal mereka. Aku tidak ingin mereka hamil. Anna, Lia, Indahmaupun Devi akhirnya mengetahui kapan masing-masing akan mendapatkanjatahnya.
Setelah mereka berempat duduk di bangku SMU kelas 2, bisa dikatakantelah beranjak dewasa dan matang, begitu juga umurku sudah menjadi 36tahun. Aku sudah menjalin hubungan serius dengan wanita rekansekerjaku, lalu aku menikahinya dan aku membeli rumah sendiri, tidaklagi kost di tempat Lia. Anna, Lia, Indah dan Devi pun sudah mempunyaipacar, tetapi mereka tidak mau melakukan hubungan senggama denganpacarnya. Mereka hanya mau berbuat begitu denganku saja.
Karena aku sudah beristri, mereka pun memahami posisiku. Hubungankudengan mereka tetap terjalin baik. Istriku juga menganggap merekagadis-gadis yang baik pula, aku pun berterus terang kepada istrikumengenai apa yang sudah kualami bersama gadis-gadis itu. Istrikumemakluminya, aku sangat mencintai istriku. Akan tetapi istriku kurangbisa memenuhi kebutuhan seksku yang memang sangat tinggi. Karenaistriku mengetahui kekurangannya, lalu istriku yang bijaksanamengijinkan Anna, Lia, Indah, dan Devi untuk tetap bermain seksdenganku.
Pernah dalam semalam, aku melayani lima wanita sekaligus, Anna, Lia,Indah, Devi dan istriku sendiri. Dari keempat gadis kecil itu, yangpaling sering menemaniku dan istriku bersenggama hanyalah Anna dan Lia.Untuk Anna, disebabkan selain orang tua dan kakak Anna tidak tinggal dikota ini, Anna takut tinggal sendiri di rumah besarnya. Hampir tiaphari Anna menginap di tempatku. Untunglah para tetanggaku mengira kalauAnna adalah keponakan istriku. Sedangkan Lia, masih tetap sepertidahulu, papanya bekerja di ibukota dan mamanya masih bekerja diotomotif, kadang justru tidak pulang, jadi jika begitu, Lia ikut pulamenginap di rumahku. Tante Linda masih percaya penuh kepadaku. Walaupunsepertinya mengetahui hubunganku dengan anak gadisnya, aku santai saja.

No comments:

Post a Comment