Tuesday, January 4, 2011

Kak Wenda

Selesai mandi aku keluar ke teras sebentar baca koran sore… Ahhh sambil ngopi ach… lalu aku masuk ke dalam untuk buat kopi, pas lewat kamar Kak Wenda, pintunya setengah terbuka aku lihat dia lagi ngerapiin baju2 abis disetrika. Mulai timbul iseng, aku masuk kamarnya dan aku sapa " Sore ini ada acara ?" sambil tetep nata baju, dia jawab " Ngga’ ada tuh… "
Doi lagi pake daster yang lengannya lebar banget jadi dari samping aku bisa lihat toketnya sebegian… lumayan… iseng aku dekati dari belakang…. Sambil bilang "Saya bantuin ya?" dia kaga’ nyaut sambil terus merapikan beberapa pakaian di dekatku.

Saat itu dia memang lagi nunduk, benerin pakean di keranjang itu. Nah, saat sama-sama nunduk itulah.....ntah kenapa pikiran aku tiba- tiba ngeres....." Brengsek aku." bathinku ngeluh. Entah dari mana datangnya, tapi sepertinya aku makin berani... punya aku yang sudah keras itu aku selipin di belahan pantatnya dari belakang...Tapi dianya diam aja....Makin gila. Kontol aku gesekin pelan.
Ada reakasi. Pantatnya yang bulat itu digoyang pelan ke kiri dan ke kanan. Sedangkan aku makin asyik aku goyang ke depan dan kebelakang. Yang lebih asyik lagi, dia masih pake dasternya, bahannya tipis halus, jadi makin serrr…. Dari gesekan punyaku ke belahan pantatnya tepat di memeknya, dia gak pake CD. Oh.... Kenekatan aku makin jadi, aku coba meraih tumpukan daging yang menggantung di dadanya. Pertama aku hanya belai, sampe saat itupun belum ada reakasi dari dia. Aku remas perlahan. Dengan jemari aku permainkan putingnya yang sudah ngeras. ohhhh.....

Posisi kami kini sudah berubah, Kak Wenda berdiri tegak. Tapi aku masih peluk dia dari belakang. Posisi kakinya di kangkang ( posisi membuka ), sementara itu punya aku masih aku gesekin dan tangan aku terus meremas buah dadanya yang sungguh kenyal. Kami sama-sama terdiam.
Tiba-tiba hal yang tak terduga terjadi, reakasi dari dia. Bukan marah, tapi tangannya yang tadinya hanya diam saja, kini mulai meraba punya aku setelah badannya berbalik. Kami saling berhadapan. Meriamku mulai di kocokin sama dia.
"Ugh...."desahku lirih. Enak. dan...." Jos, kamu ko' berani dan kurang ajar seperti ini sama Kakak Iparmu, kalo ketahuan Kakakmu gimana ?!" tanyanya tiba- tiba.

Sementara dia masih menggenggam dan mengocok punyaku.
"Nnn....mmmm......" aku hanya berdehem. Aku sendiri gak tau mo jawab apa.
Meriamku yang dikocok sekarang sudah Kak Wenda alihkan ke selangkangannya. Daster yang Kak Wenda gunakan diangkat dan keliatanlah rambut hitam lebat di daerah sejengkal di bawah pusar. Hitam lebat dan menggoda itu. Kak Wenda menjinjitkan kakinya kemudian kakinya agak dibuka dengan maksud mempermudah mengarahkan punya aku ke memeknya yang ternyata sudah basah itu.
" Gimana ini nanti " pikirku… " Ah masa bodo, enak ini." Aku lalu lari sebentar ke pintu yang masih menganga takut ketauan yang lain… aku rapatkan pintu lalu kembali ke Kak wenda… Aku kira dia akan memasukkan punya aku ke dalam lobang vaginanya. Ternyata tidak, Kak Wenda hanya menempatkan batangan aku di selanya aja. Di sela bibir vaginanya. Berarti petting doang. Oh. Dengan lihainya Kak Wenda mempermainkan gerakan-gerakan yang luar biasa enaknya dengan goyangan pingulnya ke depan dan kebelakang yang sekali sekali digerakkan ke kiri dan ke kanan.
" Oghh...ughy,,,," sekali sekali erangan itu keluar dari desahnya yang kian memburu birahinya. Makin gila. Beberapa waktu kemudian, kira-kira 12 menit bergoyang dan bergesekan seperti itu, vagina Kak Wenda yang makin basah ternyata membuat aku makin larut dalam birahi.
" Ahhh Yos... aku mo keluar...mo keluar.... mo... mooo…aaahhhh " dan saat erangannya yang terakhir gitu aku rasakan punya aku seperti disedot-sedot. Ahhh..ternyata aku juga keluar. Cret Cret cret cret....beberapa kali. Tepat di bibir vaginanya di selangkangannya berceceran sperma.

Tidak berhenti sampe disitu, aku mulai lagi meraba dadanya, meremas. Kemudian wajah aku dekatin tepat ke putingnya. Aku emut, aku isap putingnya, aku gigit pelan...dan Kak Wenda pasrah menikmati nuansa-nuansa birahinya yang mulai bangkit lagi. Tangannya tidak mau kalah, dengan gerakan meremas sambil mengocok punya aku yang sudah lemas itu. Sementara napas aku semakin memburu menahan luapan birahi. Aku lihat Kak Wenda pun berpacu dengan napasnya. Kemudian dia menghetikan semua aktifitasnya.
" Kenapa ?" tanyaku tak kuasa dengan birahi yang menggantung ini. " Tenang saja." kemudian dia berlutut dan tangannya mengarahkan bantangan aku ke mulutnya. Oh....itu rupaya. Punya aku yang masih belepotan dengan sperma diisap dengan penuh napsu. Sekali lagi Gila. Ini untuk pertama kalinya aku melakukan hubungan sex dengan cewek dan dapat patner yang hebat.
"Gila...ugh.. enak..."pikirku. Ternyata kakak iparku ni doyang sex. Adegan ini tidak berlangsung lama. Tiba-tiba aku terhenyak… saat pintu diketok beberapa kali… buruan Kak Wenda teriak " Siapa ? "… " Saya Bu… " terdengar suara Santi sang Baby Sitter…

Kak Wenda selesai merapikan daster yang sempat acak-acakan terus ngloyor ke pintu… sementara aku tiduran aja di ranjangnya…
Saat pitu di buka tampak Santi sedang menggendong Deasy yang sudah mulai bangun dari tidur siangnya. " Sial… baru mo nambah… untung sudah dapet keluar sekali… " gerutuku dalam batin.

No comments:

Post a Comment