Tuesday, January 4, 2011

Nikmatnya bertetangga.

Tetangga baruku, sepasang suami istri, baru pindah. Sebagai tetangga yang baik, aku berkunjung dan berkenalan dengan mereka. Pasangan itu menyenangkan. Suaminya, mas Bayu, yang kelihatannya jauh lebih tua dari istrinya, mbak Ana yang sepertinya sepantaran dengan aku. Keduanya ganteng dan cantik, jadi serasi kelihatannya walaupun beda umurnya jauh. Sebentar saja aku akrab dengan mereka, aku sering menemani mbak Ana kalo dia pergi belanja bulanan atau pergi ke mal untuk membeli pakaian dsb. Karena akrab dengan mbak Ana, otomatis akupun akrab dengan mas Bayu. Kami sering pergi ber 3 kalo liburan. mereka belum punya anak walaupun sudah hampir 2 tahun menikah. Suatu hari mbak Ana pulang ke rumah ortunya di kota lain. Tinggallah mas Arman sendiri di rumah, pembantu mereka hanya bekerja pagi sampai siang, kemudian pulang. Sore itu, aku meminjam motor mas Bayu untuk ke supermarket. mas Bayu nitip dibelikan keperluan dapur yang kurang. Sepulang dari supermarket, aku tidak langsung pulang tapi ikutan nonton dvd yang baru disewa mas Bayu.

"Nes, kamu bisa mijit, badanku pegel2 nih", pinta mas Bayu. "Bisa mas dikit2 tapi ya tidak seahli tukang pijit beneran", jawabku. "Emangnya ada tukang pijit boongan", goda mas Bayu sambil mengajakku masuk kamarnya. Aku jadi menebak2 mas Bayu pengen dipijit atau mijit aku nih, tapi kuturuti ajakannya masuk kamarnya. Mas Bayu berbaring telungkup di ranjang dan aku mulai memijit kakinya, mulai dari telapak kaki sampai ke paha. Otot kaki dan pahanya keras, artinya mas Bayu cukup sering berolahraga. "Mas suka olahraga ya, ototnya kenceng gini", kataku. "Iya Nes, suka fitnes, mau ikutan?" tanyanya. "Boleh, kapan mas Bayu fitnes, Ines ikutan ya", jawabku. Aku sengaja memijat bagian paha sebelah dalam, sekalian untuk ngetes mas Bayu punya udang dibalik bakwan gak. “ Aduh Nes enak tapi geli,” katanya setiap kali kusentuh paha sebelah dalam. Dia mengangkangkan pahanya dan sesekali kusenggol selangkangannya, terasa ada sesuatu yang keras didalamnya. Rupanya dia udah mulai terangsang dan ngaceng. Pijatan beralih ke pantat dan punggungnya. Bagian ini masih tertutup celana pendek dan kaosnya. "Mas enaknya kaosnya dibuka deh supaya mijetnya bisa tuntas", kataku dan dia langsung melepas kaosnya dan kembali telungkup. Punggungnya juga berotot. Pijatanku mulai dari bagian bahu. Aku mengambil posisi mengangkangi badannya. Setelah bahu dan punggung, kini pijatanku mengarah ke bongkahan pantatnya. Mulanya aku memijat dari luar celananya, tapi gak bisa tuntas. "Mas, celananya mengganggu nih", kataku. "Dilepas aja ya Nes", jawabnya sambil langsung melepas celana pendeknya. Sekelebat tampak kontolnya menonjol sekali dibalik cdnya, kelihatannya besar dan panjang dan sudah keras sekali. Dia kembali menelungkup. Pijatan mulai mengeksploitir bagian pantat dan pangkal paha. Jariku memijit belahan pantatnya dan hampir menyentuh biji pelernya. Mas Bayu sepertinya tidak perduli dengan jamahanku,. Selesai dengan pantatnya, aku minta dia telentang. Benar penglihatanku, kontolnya besar dan panjang sampai kepalanya nongol dari bagian atas cdnya. "Ih mas Bayu, ngaceng ya", katm manja sambil menduduki kontolnya. Terasa sekali kontol itu mengganjal pantatku. Aku mulai lagi dari bahu, untuk melemaskan bagian itu. Perlahan-lahan lalu turun ke bawah kedadanya. Dia hanya tersenyum saja memandangi wajahku. "Kamu cantik sekali Nes", katanya merayu, sepertinya dia sudah tidak bisa mengendalikan napsunya. Aku sengaja menggeser2 pantatku di kontolnya. Pentilnya tampak mengeras, dan sesekali kupilin. Aku minta dia menarik nafas ketika kupilin pentilnya lalu pelan-pelan menghembuskannya. "Nes", lenguhnya. "Kenapa mas, sakit ya pijitan Ines". "Enggak sakit kok Nes, merinding semua badanku".

Setelah puas memlintir pentilnya aku mulai turun ke perut. Perutnya kencang dan tidak berlemak, kepala kontolnya yang nongol dari atas cdnya seakan mengundangku untuk meremasnya. Aku juga terangsang melihatnya. Aku lalu menekan bagian bawah perutnya untuk kosorong keatas. Dari perut aku mulai menelusur bawah sampai menyentuh kepala kontolnya. Dia memejamkan mata
sementara aku terus memijit lembut dipangkal paha sampai keselangkangannya sambil sesekali menyenggol kontolnya dengan menggosokkan punggung tangannya kekontolnya. "Nes, kamu udah sering ngeliat kontol ya", katanya to the point. Aku kaget juga atas pertanyaannya. "Belum mas, baru pertama kali ini, besar ya", kataku berbohong. "Kalau mau liat, turunin aja cd ku", katanya lagi. Perlahan jari kuselipkan di karet cdnya dan menurunkan cdnya perlahan2 sampai lepas. Nongollah kontolnya yang berdiri tegak, besar dan panjang dengan bulu rambut yang lebat bersambung sampai kepusar dan dada. "Pegang" katanya singkat dan akupun menuruti sambil mengusap pelan-pelan. Tangannya mulai berkeliaran, membuka baju kaosku, bra kemudian celana pendek gombrangku. Tinggal CDku yang belum kulepas. Aku dibaringkannya dan kemudian dia melumat bibirku, dan terus menjilat sampai ke toketku yang besar dengan pentil yang merah coklat. Saat dia mengulum toketku, aku mulai menggelinjang apalagi jarinya mulai menerobos CDku dan dengan lembut menggosok bibir nonokku. Aku bergetar sambil berdengus pendek "Uh..uuh..uuhh..". CDku kemudian dilorotkan dan dibukanya pahaku lebar-lebar. Dia tertegun melihat bibir nonokku yang tipis memerah yang diselimuti jembut yang lebat. "Nes, jembut kamu lebat sekali ya. Pasti napsu kamu besar ya. Kamu pernah ngentot Nes", tanyanya. Aku diem saja karena sudah sangat terangsang akibat jilatannya diselangkangku. "Mas", aku mendesah ketika lidahnya mulai beroperasi ketengah-tengah nonoknya. Gerakan refleksku menarik paha keatas dan posisi yang kian membuka menambah leluasa lidahnya bekerja lebih dalam kenonoknya. Cairan nonokku mulai tumpah membuat dia tambah ganas, dan mulai menyedot keras itilku. Ujung lidahnya bermain lincah, dalam, menelusuri menggesek permukaan dalam nonokku membuat aku tambah bergetar menahan rangsangan kenikmatan. "Uh..uuhh..uuuhhh.." eranganku tambah keras dan pahaku menjepit keras kepalanya dengan kaki yang melingkar kepunggungnya. Dia memutar tubuhnya pelan sambil terus menyedot nonokku. Posisi 69, aku disuruhnya mengulum kepala kontolnya yang besar itu. Lidahku mulai bermain diantara belahan kepala kontolnya. Kami berpacu terus dengan posisi 69 sampai "maas...uuuuhhhh..", badanku menggelinjang hebat sambil mengerang keras dengan suara tertahan karena kepala kontolnya masih terbenam dalam mulutku. Aku dah nyampe dan kulepaskan kontolnya dari mulutku.

Mas Bayu masih telentang dengan kontolnya masih tegak karena belum tuntas. Dia menyuruhku naik keatas perutnya. "Mas, Ines belum pernah", kataku berbohong lagi. "Ayo aku ajarin", jawabnya. Dia berbaring dengan bantal 3 susun dipunggung dan kepalanya sambil menyuruh aku duduk diatas kontolnya yang sengaja diposisikan kearah pusar. Aku duduk mengangkang dengan bibir nonok menempel dikontolnya, aku mulai menggerakan pantatnya maju mundur perlahan. "Ah..nikmatnya Nes, aku masukin ya.."gumamnya sambil menahan kenikmatan karena goyangan pantatku. Beberapa saat kurasa cairan nonokku mulai mengalir membasahi kontolnya, aku makin terangsang. Gesekanku makin menggila membuat aku tersentak-sentak saking nikmatnya. Dia mulai meremas2 toketku yang montok. "Isap ..mas" dan dia melengkungkan badannya berusaha mengulum toketku. "Uuuhhh..uuuuhhh.., terussss maas..."pintaku sambil bertambah cepat menggesek nonokku kekontolnya. Lebih dari 15 menit kemudian aku mengerang tersendat kenikmatan. Dia tau aku akan nyampe lagi, "Ayo putar badanmu" dan secepatnya aku berbalik dengan nonokku menantang didepan mulutnya. Dia menarik pantatku dan lagi-lagi disedotnya bibir nonokku sambil sesekali lidahnya dijulurkan mengilik itilku. Kontolnya Ttrbenam lebih dari separuh dimulutku, kepalaku turun naik mengocok kontolnya dalam mulutku. Erangan tertahan dan desahan kenikmatan mengiringi puncak permainan. Tiba-tiba aku menekan pantatku kuat-kuat kemulutnya sambil mendesah panjang dengan kontolnya dimulutku ..."Maas..ooohh". Diapun demikian, dikepitnya kepalaku dengan kakinya ...dan ...creet..creet..creeettt... pejunya ngecret semuanya dimulutku. "Mas, belum dimasukin udah nikmat gini ya, apalagi kalo dimasukin", desahku. "Kamu mau dimasukin Nes, udah pernah belon, kayanya sih udah ya", jawabnya. "Sama siapa Nes, tapi itu gak penting deh, gak usah dijawab", katanya lagi. "Yang penting malem ini kita berbagi kenikmatan ya". "Mas Ines laper". "Ya udah, kita mandi dulu, terus baru cari makan malem". Dikamar mandi, kita saling menyabuni. Kontolnya ngaceng lagi, kukocok2 kontolnya pelan2. "Mas kontolnya besar banget sih". "Pernah ngerasain yang besar begini Nes". "Belum, yang kecil juga belum kok". Sepertinya dia tau bahwa aku kembali berbohong tapi dia tidak menanyakan lebih lanjut. Selesai mandi, aku memakai pakaianku kembali dan pulang dulu kerumahku untuk ganti pakaian dulu. Aku memakai kaos oblong merah dengan celana gombrang khaki. Kemudian aku pergi dengannya ke warung didepan komplex untuk cari makan malam.

Selesai makan malam, kita kembali kerumahnya lagi. Mas Bayu memutar film biru. Dengan 2 bantal besar diatas karpet tebal kami berdua duduk berdampingan sambil nonton film. Permainan panas di film itu membuat aku mulai bergerak menempel kebadannya dan kemudian rebah diatas pahanya. Dia mengulum bibirku dengan lembut sambil tangannya mulai bergerak dengan sentuhan halus ke toketku yang tanpa bra itu. Aku menggelinjang saat dia mulai agresif memainkan pentilku. "Ayo mas..gesek lagi ya..!" pintaku bernafsu. Aku mencium dan menjilati jari-jarinya. Kemudian dia melepaskan tangannya dari ciumanku dan kembali meremas toketku dari balik kaosku. Dipilinnya pentilku secara bergantian. Aku makin menggeliat karena napsuku sudah memuncak. Tangannya kutarik menjauh dari toketku. Kubawa ke arah perutku. Segera dia mengilik2 puserku sampai aku menggeliat kegelian, "Mas geli". Tangannya segera menyusup ke bawah dan menemukan karet celana gombrongku. Tangannya berusaha merayap terus ke bawah menyelip kedalam cdku sampai menyentuh jembutku. Jangkauannya kini maksimal, padahal target belum tercapai. Aku menaikkan badanku sedikit dan kini jari-jarinya bisa mencapai belahan nonoknya. Nonokku sudah basah, sehingga jari tengahnya dengan mudah menyusup ke dalam dan menemukan itilku yang sudah mengeras. Dia lalu memainkan jari tengahnya. Pinggulku mengikuti irama sentuhan jari tengahnya. Aku menggelinjang. "Mas, lepasin pakean Ines, mas, semuanya", pintaku. Segera dia mengangkat kaosku keatas, aku mengangkat tanganku keatas untuk mempermudah dia membuka kaosku. Kemudian dia menarik celana gombrangku bersama cdku, aku mengangkat pantatku untuk mempermudah dia melepasnya. Setelah aku berbugil ria, segera diapun melepas semua yang menempel dibadannya. Kontol besarnya sudah tegak dengan kerasnya. Dia berbaring dengan 2 bantal susun dipunggungnya. Aku menunduk mengulum kepala kontolnya. Hanya sebentar karena dia menyuruhku menduduki kontolnya yang lagi-lagi melipat kearah pusar dengan posisi membelakangidia. Aku mulai bergerak pelan memaju-mundur pantatku untuk menggesekkan nonokku ke kontolnya. Tangannya dari belakang mulai beraksi memijit-mijit toketku. Aku menjadi sangat liar, menggeliat sambil tak henti-hentinya mendesah kenikmatan. Gerakan dan sentakanku makin cepat dan keras sampai suatu saat kuundurkan pantatku agak kebelakang dan kontolnya lepas dari jepitan bibir nonokku. Kontolnya yang agak terangkat sudah berhadapan dengan bibir nonokku yang basah itu dan....bleeessss..kepala dan separuh kontolnya yang tegang keras itu amblas kedalam nonokku. "Maas", seruku. "Kenapa Nes, sakit", tanyanya. Aku hanya menggelengkan kepala, bukannya sakit tapi nikmat banget. Sesek rasanya nonokku kemasukan kontolnya yang besar banget itu. Nonokku berdenyut mencengkeram kontolnya, giliran dia yang mendesis, "Nes, nikmat banget nonokmu, bisa ngemut kontolku". Dia membalikkan badanku dan sehingga aku terlentang diatas karpet. Dia menundukkan mukanya dan mengulum bibirku sambil menggeser badannya keatas. Dengan pelan ditusukkannya kontolnya kenonokku. Diteruskannya dorongannya dan kepala kontolnya mulai memaksa menerobos masuk keliang nonokku. "Ouuhh.." kembali aku melenguh. Dikocoknya kontolnya pelan sehingga kian dalam memasuki nonokku. Pelan tapi pasti dan akhirnya kurasakan seluruh nonokku penuh terisi kontolnya. Nonokku yang sudah basah itu masih terasa sempit buatnya, "Nes, sudah basah gini masih sempit aja nonokmu, nikmat banget deh, mana terasa banget empotannya. Terus diempot ya Nes". Dihunjamkannya lagi kontolnya, walau terasa sangat sesak tapi nikmat, "Ooohhh..." aku mulai menggeliat, kaki kuangkat, melingkar kepahanya sementara kepalaku terangkat, mendongak kebelakang dengan mataku membelalak. Tangannya bereaksi cepat, toketku diremas pelan sembari pentilnya dipijit, membuat aku makin menggila, berdesah panjang kenikmatan, "uhhh, peluk Ines mas". Dirapatkannya badannya kebadanku dan aku merangkul ketat punggungnya. Goyangan pantatnya turun naik makin cepat sehingga bersuara "plook..ploook" karena begitu banyak cairan yang mengalir dari nonokku. Dia kemudian mengganti posisi. Aku disuruh nungging pada sandaran sofa dengan posisi pantat sedikit terangkat, kaki mengangkang. Digesekkannya kepala kontolnya ke bibir nonoknya beberapa saat, baru dihunjamkannya pelan. Doggy Style ! "Maas", erangku ketika kepala kontolnya mulai menekan dan menerobos masuk ke liang nonokku. Baru setengah kontolnya masuk, "Aaauuhhh...." mataku terbelalak saking nikmatnya. Kemudian dia mulai mengocok kontolnya keluar masuk nonokku. Aku kembali mengelinjang, menahan enjotan pantatnya. Terasa kontolnya makin keras dan kepalanya makin membesar karena gesekan di dinding nonokku. "Ooohhh..oooohhhh" gumamku, karena dia mempercepat enjotannya. Tiba-tiba dia menahan gerakan pantatnya, ditariknya keluar sehingga hanya sebagian kontolnya yang masih terbenam lalu disentakkannya cepat dengan gerakan pendek, kemudian ditekannya rapat kepantatku hingga semua kontolnya tertanam dalam nonokku, lalu dibuatnya gerakan memutar. Otomatis kepala kontolnya berputar bak bor mengesek ketat dinding nonokku. "Uuaahhh....terus mas...enaaakkk!" desahku. Tidak puas hanya menikmati putaran "bor" nya, aku ikut mengenjot keras pantatku ke belakang dan... "uuhhh..uuuhhh" kami berdua sama-sama mengerang nikmat. Selang lebih dari 20 menit kami berpacu dengan posisi demikian, aku makin keblingsatan dengan erangan-erangan tak keruan. Dia tahu kalau aku sudah akan nyampe. Aku ditelantangkan diatas sofa dengan kaki kiri menjuntai lantai dan kaki kanan bergantung pada sandaran sofa. Paha ku terbuka lebar dan bibir nonok ku sedikit membuka setelah disodok kontolnya sejak tadi. Kini dia mulai membungkuk diatas badanku dan dengan tangan kiri menopang badannya, tangan kanannya menuntun kontolnya kearah bibir nonokku. "Ayo..masukin mas..!" pintaku. Kepala kontolnya mulai menghunjam. "Aaahhhh..!" erangku saat seluruh kontolnya disodok masuk dan mulai dikocok turun naik langsung dengan frekuensi tinggi dan cepat. "Ah..ah..ah..ah." aku tiada hentinya melenguh, badanku menggeliat dengan kepala sebentar naik sebentar turun menahan geli dan nikmat yang amat sangat. Dia terus mengocok dengan kecepatan tinggi dan menggila. Kenikmatanku sudah memuncak. "Auuuh..m..m.." tanganku melingkar ketat dipunggungnya dengan paha dan kakiku ikut membelitnya. "Tahan dikit Nes..!" bisiknya dikupingku sambil mempercepat sodokannya. "Aaaahhhhhhh..!" aku menjerit panjang, kukuku serasa menembus kulit punggungnya, mengiringi puncak kenikmatankua. Berbarengan dengan lenguhan panjang, dia menyodok keras kontolnya ke nonokku diimbangi dengan goyangan kencang pantatku yang berusaha mengapung keatas, . Otot-otot bibir nonokku serasa berdenyut-denyut seperti meremas-remas kontolnya. Crreeeettt...pejunya ngecret didalem nonokku, hangat, membuat aku merem melek sejenak. Kami berdua sama-sama nyampe. "Oh Nes, puas sekali ngentot denganmu..!" desahnya. Kami masih berpelukan sebentar dengan kontolnya masih terbenam di nonokku, berciuman.

"Gimana rasanya Nes?." tanyanya saat berdua dikamar mandi. "Mmmm..enak banget mas, kontol mas kerasa sekali ngegesek nonok Ines, besar soalnya sampe nonok Ines sesek jadinya" jawabku sambil tersenyum. Kami saling membersihkan diri. Mas Bayu meremes2 toketku dan menggosok pelan nonokku, sedang aku mengocok2 kontolnya yang sudah melemas. Selesai mandi, kami meneruskan nonton film BF yang tadi distop karena sudah pengen maen, sambil berbaring di karpet ruang tengah dalam keadaan telanjang bulat. Aku mengocok2 kontolnya dengan cepat dan keras, sebentar saja sudah ngaceng lagi. "Mas kuat banget ya, baru ngecret udah ngaceng lagi", kataku. "Abis dikocok sama kamu sih, mau lagi ya Nes". "Iya mas, Ines kepingin disodok kontol mas lagi". Ketika mengocok2 kontolnya aku terangsang juga, nonokku sudah basah lagi, apalagi ketika ngocok kontolnya, mas Bayu ngitik2 itilku. Dia telentang dan aku menaiki tubuhnya. Dengan posisi setengah merayap, aku menjilati mulai dari bawah kontolnya keatas, berputar sejenak di celah kepala kontolnya kemudian mulai dengan mengulum lembut sambil mulutku turun naik mengocok kontolnya. "Ooohhhh...ooouuuhhh", gilirannya bergumam tidak jelas.
Puas mengocok kontolnya dengan mulutku, aku langsung duduk diatas perutnya dan kuarahkan kontolnya kebibir nonokku yang sudah basah. "Aaaahhhh...!" desahku sambil mencengkeram dadanya ketika kontolnya amblas kedalam liang nonokku dengan mulus. Kocokan demi kocokan dipadu goyangan pantatku membuat kami berdua sama-sama merem melek dengan desahan-desahan panjang berulang-ulang. Dengan kontol yang masih menancap ketat pada nonokku, dia memintaku menurunkan badanku kebelakang sambil kedua tanganku bertopang kebelakang, dia menyodokkan pantatnya kedepan. Luar biasa...kontolnya seolah-olah tertarik kalau pantatnya bergerak kebelakang dan seperti mau patah bila ia menyodok kedepan, terjepit rapat diantara bibir nonokku. Dengan kepala mendongak kebelakang kadang terangkat, aku makin gila menggoyang pantatku, "Uuuhhh...ngghhh..!"erangku tidak jelas. Cairan pelicin nonokku meleleh hangat sampai kebawah kontolnya. "Hhuuu....huuuu...huuuuuu!" aku kian ganas dan seketika merubah gayaku, duduk diatas pangkal pahanya dengan kontol tetap tertancap dinonokku, hanya pantatku saja yang bergerak maju mundur dengan cepat. Kontolnya terasa berdenyut-denyut dicengkeram bibir nonokku. Bercampur aduk rasa nikmat yang kudapat dari permainan ini. "Maas....ngghhh..!" aku sudah mendekati puncaknya. "Remes toketku...mas!" pintaku sambil menarik tangannya. Diremasnya toketku, kian kuat remasannya makin kuat sentakan pantatku dibarengi dengusan napasku yang memburu. "Aaaaaaahhhhhh..!" aku menyentak dengan histeris beberapa saat dan kemudian terdiam, roboh keatas badannya dengan jari tanganku mencengkeram kuat kedadanya menimbulkan merah goresan kuku yang panjang.

"Nikmat ya Nes", katanya tersenyum melihat badanku yang terkulai lemas menindih tubuhnya. "Aku akan membuatmu lebih puas, sayang!". "Ines capek...tapi..mas belum ngecret ya.!? kataku seraya beringsut turun dari atas badannya dan telentang pasrah. Mas Bayu mengambil handuk basah dan me lap bibir nonokku dengan lembut. Aku tersenyum sambil mengepitkan pahaku. Gantian aku membersihkan kontolnya yang tetap ngacung dengan keras. Dia memelukku dan mulai menggeluti tubuhku lagi. Bibirku dikulumnya dengan nafsu, turun kebawah dijilatinya pentilku. Aku menggelinjang pelan, dia meneruskan permainannya meraba bibir nonokku menyentuh itilnya dan digesek pelan. Kedua pahaku terbuka lagi dan untuk kedua kalinya nonokku basah. Dia gak bisa menguasai nafsunya lagi, dengan cepat berlutut diantara kedua pahaku dan mengatur posisi kontolnya tepat diatas lubang nonokku, merendahkan badannya dan bleeesssss....kontolnya langsung menerobos masuk liang nonokku. "Aaauuhhhh..!" aku melenguh panjang ketika dia menekan kuat dan mulai memainkan pantatnya turun naik. Saat serangan kontolnya kian gencar, mataku seakan tinggal putihnya kadang mendelik kadang terpejam dengan desisan panjang pendek. Sepertinya dia pingin benar-benar puas menikmati tubuhku setelah yakin walaupun badankua kecil imut-imut tapi punya kemampuan ngesex sangat tinggi. Diangkatnya kaki kiriku kebahunya dan badanku dimiringkan dengan kaki kanan tetap lurus. Liang nonokku seakan bertambah terbuka dengan posisi demikian. Dengan setengah berlutut, dimasukannya kontolnya dalam-dalam keliang nonokku, dan dikocok keluar masuk dengan cepat. Uuhh..uuhh..uuhh.." aku mendesis berulang-ulang menahan serangan kontolnya. Tangan kananku dengan gesit menggosok-gosok itilku sambil kontolnya tetap keluar masuk liang nonokku, membuat aku menjadi liar dan keblingsatan. Kedua bongkahan toket kuremas-remas sendiri dan kepala sebentar-sebentar kuangkat dengan mulut kadang ternganga lebar kadang mendesis tertahan. Puas mengocok dengan posisi demikian, dia mengganti lagi posisi kami. Aku disuruhnya menelungkup dengan pantat sedikit nungging keatas dan paha sedikit mengangkang membuat bibir nonokku kelihatan merekah dan menantang. Dengan posisi jongkok digosok-gosokkannya kepala kontolnya mulai dari pantat sampai kebibir nonokku, tanganku bergerak cepat kebelakang memegang kontolnya dan menuntun ketengah nonokku, "Ayo mas." Sambil memegang pantatku, dia mendorong masuk kontolnya masuk keliang nonokku. Dengan pelan kepala kontolnya menerobos masuk. Begitu hampir setengah masuk, disentakkannya agak kuat dan..."blessss’..hampir seluruh kontolnya tenggelam. "Haahh..!" aku menjerit tertahan dengan kepalaku terangkat. Dia mendiamkan sekian detik untuk merasakan denyutan nonokku mencengkeram kontolnya, baru kemudian dikocoknya maju mundur dengan pelan. Sembari mengocok, tangannya merayap dari belakang menggapai toketku dan mulai meremasnya. "Ooouuuhhh...oouuuhhh" aku mendesah berkali-kali ketika kontolnya mulai membabibuta keluar masuk liang nonokku. Punggungku kadang melengkung kebawah kadang keatas dengan pantat bergoyang kiri kanan membuat dia keblingsatan dan makin kencang menggempur nonokku. Cairan nonokku makin banyak mengalir sampai-sampai turun membasahi biji pelernya. Aku merasakan kegelian dan kenikmatan yang amat sangat seakan
menjalar keseluruh syaraf ditubuhku. "Ssshhh..sssshhhh..!" aku mulai bergumam tak keruan mengiringi genjotannya yang tambah menggila. Kontolnya terasa makin keras dan membesar, pertanda dia sudah mulai mencapai puncak kenikmatan. Aku pun demikian kondisinya, badanku bergetar hebat dan tanganku menggapai karuan kiri kanan mencengkeram bantal karpet. "Huuuhhh...hhuuuhhhh..mas..!" aku bagai kesurupan. Dia mencabut kontolnya dengan tiba-tiba, bergerak duduk diatas karpet sambil bersandar dikaki sofa dengan kaki menjulur lurus kedepan setengah terbuka. Aku disuruh duduk diatas pangkuannya dan ..blesss..nonokku menelan semua kontolnya dan tanpa diminta aku langsung menggenjot cepat. Kami berpelukan rapat, mulut saling berpagutan penuh nafsu, saling mengulum sementara pantatku bergerak histeris memburu puncak kenikmatan yang kian dekat. "Aauuhhh..auuuhhh..maas .....aaaahhhhhhh...!" aku sudah hampir dipuncak surga dunia dan sesaat kemudian dia mendorong badanku terlentang. Sekali lagi, dengan sigap dia merubah posisi, tengkurap diatas tubuhku dan menggenjotkan kontolnya sekuat-kuatnya ke nonokku. Bibir kami kembali saling mengulum sambil berpelukan. Kaki dan tanganku merangkul ketat badannya menahan hentakan-hentakan pantatnya yang mendorong kontolnya keluar masuk nonokku. Detik demi detik kami rangkuh kenikmatan itu bersama-sama....sampai akhirnya, "Aaaahhhhhhhh....!" aku mengerang panjang mencapai puncak dengan kuku jari tanganku menancap kuat kepunggungnya. "Aaauuuhhhh....Nes !" dia mendesah panjang, ditekannya kuat-kuat berulangkali pantatnya dengan cepat dan pada hunjaman terakhir....blesss....pangkal kontolnya dan bibir nonokku seakan jadi satu..dan sesaat kemudian..creetttt..crreeetttt... pejunya berhamburan keras memenuhi liang nonokku. "Ooohh..ooohhhh..!" aku menerima terjangannya yang terakhir berbarengan semburan pejunya yang terasa hangat di nonokku. Sungguh nikmat rasanya. Berkali-kali kami melakukan itu sebelum kepulangan istrinya. Bahkan kami pernah melakukannya dalam mobilnya dipinggir jalan yang sepi dimalam hari. Buat variasi, katanya.

No comments:

Post a Comment