Thursday, May 26, 2011

Andy, Hulk Milikku

Sewaktu masih kuliah dulu, saya mengenal seorang binaragawan junior. Namanya Andy, hampir satu tahun lebih muda dibanding saya. Pada waktu itu, umurku 22, jadi dia berumur 21. Pada hari pertama semester baru, Andy menarik banyak perhatian, baik dari kalangan murid maupun dari kalangan dosen. Semua terkesima melihat tubuhnya yang benar-benar sarat penuh otot, mirip Hulk! Sungguh mengagumkan, mengingat pas SMU dia kurus sekali (dia menunjukkan fotonya).

Agak aneh memang melihat seorang binaragawan junior memutuskan untuk mengambil jurusan Teknologi Informasi. Banyak yang mengatakan bahwa orang berbadan besar itu blo'on. Tapi hal itu tidak berlaku untuk Andy. Dia bahkan lumayan pintar, dan sempat menjadi sainganku. Entah kenapa, begitu melihatnya, saya langsung jatuh cinta. Tiap hari yang terlintas di benakku hanyalah wajahnya yang tampan dan tubuhnya yang penuh otot. Saya mulai mendekatinya, menemaninya, dan berusaha untuk menjadi sahabat terbaiknya.

Satu semester berlalu, kami pun sudah menjadi sahabat kental. Berhubung tempat tinggal kami tak terlalu jauh, dia sering mengantar-jemput saya. Meskipun saya ingin mengatakan padanya betapa saya mencintainya, dan betapa saya amat bernafsu pada tubuh kekarnya, saya tak dapat mengatakannya. Saya tak mau kehilangan persahabatannya. Lagipula, saya takut dia akan meremukkan badanku dengan kedua tangan ala Hulk-nya itu. Meskipun saya pintar sekali menyimpan rahasia ini, pada suatu hari semuanya terbongkar..

Seperti biasa, Andy mengantarku pulang seusai kuliah. Rumahku sepi karena orangtuaku sedang kondangan. Tapi kali ini, Andy ingin mampir sebentar untuk beristirahat.. Tentu saja kuperbolehkan. Tanpa curiga, saya pun masuk ke kamarku untuk mandi sebentar dan berganti pakaian. Tak terdengar sedikit pun suara komputerku yang sedang dinyalakan. Berhubung komputerku terletak di ruang tamu, siapa saja dapat menyalakannya. Begitu saya melangkah kembali ke ruang tamu, saya terpaku di sana.

Andy sedang sibuk mengamati isi komputer saya! Tubuhku lemas semua. Kini dia tahu tentang homoseksualitasku! Semua yang ada di dalam komputerku berbau homoseksual, dari wallpaper, toolbar, sampai screensaver. Banyak sekali terdapat foto cowok bugil dan foto para cowok sedang asyik ngentot dengan cowok lain, Andy terkejut ketika melihatku sedang berdiri tak jauh darinya. Kami sama-sama tak bersuara, saling menatap.

"Ehm," Andy membersihkan kerongkongannya..
"Gue suka komputer loe," katanya.
"Andy, maap'in gue. Gue gak pernah cerita soal homoseksualitasku karena gue takut loe bakal ninggalin gue. Tapi kini loe tau. Gue ngerti kok kalo loe mau mutusin persahabatan kita," kataku, lemas.

Tak ada keceriaan di wajahku. Yang ada, hanyalah kesedihan dan rasa malu yang sangat mendalam. Tapi, di luar dugaanku, Andy Lie bangun dari duduknya dan menghampiriku. Dengan lembut dia berkata.

"Gue juga homo kayak loe." Terkejut sekali saya mendengar pengakuannya itu.
"Sumpah, gue ini juga homo kayak loe. Itu sebabnya gue jadi binaragawan. Sebab, gue bisa membentuk badan gue seperti badan yang gue sukai. Dan juga, di tempat fitness dan binaraga, gue bisa cuci mata liatin banyak cowok berbodi oke." Andy berhenti untuk beberapa saat. Lalu dia memegang tanganku.
"Tapi loe udah narik perhatian gue. Gue gak tau kenapa gue suka banget ama loe. Mulanya gue takut sebab gue pikir loe pasti straight. Tapi kini, gue gak ragu lagi. Gue mau kita pacaran. Loe mau 'kan?"

Dengan berlinang air mata, Andy kupeluk. Terasa sekali otot-ototnya. Saya mengiyakan lamarannya dan kami pun resmi berpacaran. Setelah mengeringkan air mataku dengan tangannya, Andy mulai menciumi tubuhku. Saya pun pasrah dan menciuminya kembali. Saya berusaha melingkarkan tanganku ke lehernya tapi tubuhnya terlalu besar. Tanganku kualihkan ke dadanya saja. Ahh.. Keras sekali! Seperti memegang dada patung Yunani kuno saja. Kedua putingnya yang keras tercetak jelas di balik kausnya. Dipeluk olehnya, saya merasa seperti sedang dipeluk Hulk. Tapi Hulk yang ini asli dan horny banget! Sambil menciumiku, tangan Andy melucuti pakaianku dan pakaiannya sendiri. Butuh waktu sekitar tiga menit sampai kami berdua betul-betul telanjang bulat.

Mataku hampir terbelalak melihat kontol Andy Lie yang maha besar itu. Benar-benar kontol seorang Hulk! Diam-diam saya merasa nyeri duluan. Pasti kontolnya akan merobek-robek anusku yang kecil dan ketat ini. Mataku kemudian beralih memandang dadanya. Ah.. Dada yang kokoh dan besar. Otot-otot pektoralnya menggembung besar sekali, tak kalah dengan otot Ade Rai. Kedua putingnya yang coklat nampak kontras sekali berdiri di atas dada yang putih bersih.

Mataku kemudian naik dan memandang wajahnya yang tampan. Ahh.. Hulk yang satu ini sungguh menawan hatiku. Dan yang pasti, badannya tidak berwarna hijau Selama beberapa saat kami hanya berdiri di sana, berpelukkan dan berciuman lagi. Tanganku meraba-raba dan meremas-remas dadanya. Khusus untuk putingnya, kupelintir kuat-kuat sampai dia melenguh kesakitan. Tapi itu semua hanya membuatnya semakin bergairah.

Tiba-tiba dia bertanya, "Gimana kalo kita main di depan komputer loe? Gue liat tadi loe nyimpan banyak foto-foto cowok telanjang. Gue suka banget liat bodi mereka yang kekar-kekar." Bagaimana saya dapat menolak permintaannya? Kami pun berpindah tempat. Berhubung Andy lebih besar, maka dia mendapat kehormatan untuk duduk duluan. Tapi setelah dia duduk, tak ada lagi tempat untukku.

"Duduk di atas kontol gue aja, sayang," katanya. Aahh.. Duduk di atas kontolnya? Kebayang gak sih? Seperti ayah yang sedang membimbing anaknya, Andy membantuku duduk di pangkuannya. Kontolnya yang besar berdenyut-denyut, ngaceng sekali. Sebelumnya Andy sempat mengusap-ngusapkan precum-nya sehingga kontolnya licin.

"Ayo, sayang. Jangan takut. Loe pasti doyan kontol 'kan? Ini ada kontol buat loe, semoga loe suka."

Nekad, kududuki saja kontolnya.

"AARRGGHH!!" jeritku saat kepala kontolnya yang maha besar itu berusaha menyelip masuk. Tapi kepala kontol itu memang besar sekali. Namun Andy Lie nampaknya sudah dikuasai nafsu; gesekan antara kontolnya dengan anusku rupanya sangat menggairahkan. Andy memegang pundakku dan memaksaku duduk lebih dalam lagi. Kontan saja saya berteriak-teriak.
"AARRGHH!! Sakit! UUGHH!! AAHH!!"

Tapi di mana ada kemauan, di situ ada jalan. PLOP! Kontol besar itu pun amblas masuk. Napasku tersengal-sengal akibat rasa sakit yang kualami tadi. Anusku terbuka lebar-lebar, seara ingin sobek. Saya masih meringis-ringis kesakitan. Menengok ke belakang, kulihat Andy tersenyum-senyum. Dia yang keenakan, saya yang menanggung sakit. Tapi saya suka kok. Itulah alasan kenapa saya diciptakan. Agar para cowok bisa menancapkan kontol mereka ke lubangku!

Tangan Andy mulai mengotak-ngatik isi folder-folderku. Beberapa kali pencet, di layar monitor sudah terpampang foto slideshow yang otomatis berjalan tiap setengah menit. Sebagai foto pembuka, nampak Ken Ryker, sang aktor gay terkenal yang sudah berusia 30-an tapi masih kencang ototnya, menghias monitorku. Dengan bangga dia memamerkan kontolnya yang disunat.

Andy Lie mendesah saat dia melihat betapa sempurnanya otot-otot dada Ken Ryker. Dasar binaragawan! Selalu otot saja yang nempel di pikirannya Foto-foto berikutnya terus berparade di depan kami berdua. Andy sudah tak mampu membendung nafsunya lagi. Dia ingin segera mencicipi tubuhku. Berhubung tubuhku jauh lebih kecil dibandingkan tubuhnya, dengan mudah Andy Lie mengangkat tubuhku sedikit.

"AARRGGH!!" erangku saat kontol super miliknya itu bergesekkan dengan bibir anusku yang hampir sobek itu. Keringat dingin meluncur keluar dari setiap pori-pori tubuhku. Lalu Andy menurunkan tubuhku kembali.

Lalu dia menarikku ke atas lagi, turun lagi, ke atas lagi. Baginya ngentot dengan gaya seperti itu dapat membentuk tubuhnya sekaligus memberikan kenikmatan. Tapi bagiku, itu merupakan penderitaan, berhubung kontolnya terlalu besar! Meskipun saya meraung-raung kesakitan tiap kali kontolnya bergerak-gerak menghajar pantatku, kontolku tak dapat berbohong. Kontolku tetap ngaceng dan malahan terus-menerus mengeluarkan precum. Berhubung tak terurus, precum itu menetes turun dan bergelantungan di kepala kontolku.

Gambar berikutnya yang tampil di monitorku adalah foto Eric Manchester, juga seorang bintang porno gay, yang sedang asyik menyodomi seorang bule yang ganteng sekali. Eric sih tersenyum-senyum dengan kontol menancap dalam pantat cowok yang 'malang' itu. Sedangkan cowok yang disodomi Eric menunjukkan ekspresi wajah yang kesakitan. Matanya hampir terpejam dan mulutnya terbuka seakan-akan ingin berkat. Tapi nampak juga bahwa ekspresi kesakitannya itu bercampur dengan kenikmatan, sebab ada sebuah senyum kecil tersungging di wajahnya yang tampan.

Ekspresi itulah yang sedang kutunjukkan saat Andy, tanpa ampun, membor anusku. Saya mengerang-ngerang kesakitan dan meronta-ronta, tapi Andy tetap memompaku. Terasa sakit dan nikmat bercampur menjadi satu. Saya tak dapat lagi membedakan antara rasa sakit dan rasa nikmat. Semuanya terasa sama saja.

"AARGGHH!! AARRGHH!! AARRGGHH!!" erangku setiap kali kontolnya menghajar duburku. Nampaknya Andy Lie bertekad untuk ngecret di dalam tubuhku. Jika saya bisa hamil, pejantan seperti dia pasti dapat menghamiliku hanya dengan sekali semprot saja.
"Hhoohh.. Hhoohh.. Pantat loe enak banget.. Hhoohh.. Ketat! oohh.. Enakkan ngentotin pantat loe.. Hhohh..", desahnya di antara napasnya yang berat. Keringat mulai membasahi sekujur tubuhnya, membuatnya berkilat-kilat seperti piala Oscar.

Untuk yang kesekian kalinya, foto di monitorku berganti. Kali ini menunjukkan foto close up dari sebatang kontol bule yang bersunat. Kepala kontol itu sudah basah dengan precum dan warnanya kemerah-merahan. Nampak tangan sang pemilik sedang sibuk mengocok kontol itu. Tepat dari lubang kontolnya yang sempit, nampak pejuhnya telah tersemprot ke atas. Berkat pengambilan gambar yang bagus, adegan semprotan pejuh itu tertangkap dengan jelas, tanpa kabur sedikit pun. Pejuh itu nampak kental sekali dan sedang meroket ke atas. Jika saja gambar itu bisa berjalan seperti video, pasti pejuh itu akan mendarat tepat di mulut sang pemilik kontol!

Melihat foto kontol yang lagi ngecret tiba-tiba memicu ejakulasi kontol Andy. Mengerang-ngerang tak karuan, Andy tiba-tiba mempercepat gerakan mengentotnya. Tentu saja, saya pun ikut mengerang.

"AARRGHH.. AARRGGHH.. AARRGGHH.." Erangan kami menyatu dan berbaur sehingga kami sudah tak dapat membedakan lagi siapa yang sedang mengerang. Namun, Andy Lie akan segera ngecret.
"AARRGGHH!!" erangnya sambil mendorong kontolnya masuk ke dalam tubuhku sedalam-dalamnya. Saya pun ikut menjerit.
"AARRGGHH!!" Kontol super itu dengan ganas merusak isi pantatku dan mengenai sesuatu di dalam sana. Pasti kontolnya telah mengenai prostatku. Sebab tubuhku mulai menggelinjang-gelinjang dengan rasa nikmat yang tak terlukiskan. Astaga kita berdua akan segera ngecret! Mungkin dalam waktu yang hampir bersamaan pula.
"AARGGHH..!!" jerit Andy seperti serigala yang terluka. Suaranya membahana, memenuhi seisi ruangan.

CCRROTT!! CCRROOTT!! CCRROOTT!! CCRROTT!! Kontolnya berdenyut-denyut liar sekali sambil sibuk menembakkan pejuh. Pejuhnya langsung membanjiri seisi lubang pelepasanku. Perutku terasa penuh sekali. Kontolnya saja sudah amat menyesakkan. Apalagi kini ditambah dengan pejuhnya yang berliter-liter. Seolah tanpa habis. Kontolnya terus memuncratkan sperma. CCROOTT!! CCRROOT!! CCRROOTT!! Aahh.. Benar-benar beda antara dientotin cowok biasa dengan dientotin Hulk.

"AARRGGHH!! UUGGHH!! OOHH!! HHOOHH!! HHOOSSHH!! UUHH!!" Tubuh sang Hulk pun mengejang-ngejang sambil tetap mencengkeram tubuhku. Semuanya (muncratnya pejuh si Andy, kekejangan tubuhnya, serta erangannya) mendorongku ke jurang orgasme.

CCRROOTT!! CCROOTT!! CCRROOTT!! CCRROOTT!! CCRROOTT!! CCRROOTT!! Kontolku, seperti selang yang tak terkendali, bergoyang-goyang sambil memuntahkan pejuh.

"AARRGGHH!! AARRGGHH!! AARRGGHH!! AARRGGHH!!" erangku, sebagian karena rasa sakit di pantat dan sebagian karena rasa nikmat dari muncratnya pejuhku.

Pejuhku mendarat ke mana-mana. Ada yang nempel pada layar monitor, ada yang jatuh ke atas lantai, bahkan ada yang nempel ke langit-langit ruangan! Andy tetap memeluk tubuhku erat-erat dan kami kelojotan berdua sambil memuncratkan jus kelaki-lakian kami. CCROOT!! CCRROOTT!! Dan semuanya selesai.

"Hhoohh.. Hhoohh.."

Meski sudah selesai, Andi tetap tak ingin mengeluarkan kontolnya dari dalam pantaku.

"Gue pengen begini selamanya. Gue pengen ngentotin loe siang dan malam, oh pacarku." Aduh, melayang deh rasanya mendengarnya menggodaku seperti itu. Kami pun berciuman kembali. Saya merasa aman sekali dalam pelukannya. Oh, Andy Lie-ku..

Dan sebagai foto terakhir dari slideshow, nampak foto sepasang pria bule yang tampan sekali sedang saling berciuman. Mereka bertelanjang dada, dan dada mereka membangkitkan nafsu setiap pria homoseksual yang melihatnya. Bibir mereka saling menghisap dan saling berciuman. Mata mereka terpejam, menikmati ciuman mereka itu. Kemudian layar monitorku menjadi gelap, tanda bahwa slideshow telah berakhir.


E N D

No comments:

Post a Comment