Tuesday, June 8, 2010

Bocah Kelas 3 SD !!

Saat itu saya baru kelas 3 SD, jadi belum tau apa-apa tentang sex.
Apalagi berhubungan badan. Umur saya waktu itu kira-kira masih 9 atau
10 tahun. Jadi saya rasa pembaca sekalian pun mengerti kalo disaat2
usia seperti itu boleh dibilang kita tidak tau apa apa. tul gak???
Sewaktu saya kecil seperti itu, saya tinggal di desa SB dengan kakek
dan nenek saya. Memang dari umur 1 sampai kira2 12 tahun saya tidak
pernah tinggal bersama orang tua saya. Boleh dikatakan di sana saya
hidup tanpa teman, soalnya desa saya dulunya mayoritas penduduk Pri,
sedangkan saya non pri. Jadi hanya sebagian yang mau berteman dengan
saya.
Karena apabila pulang sekolah saya tidak ada teman bermain, saya
sering bermain sendiri atau kadang-kadang pergi ke rumah tetangga
sebelah bermain-main. Tetangga sebelah saya juga mempunyai seorang
anak dan jarang bergaul. Jadi kami selalu bermain bersama. O ya saya
lupa, Anak tetangga sebelah saya itu adalah seorang cewek manis dengan
rambut panjang dan memiliki tinggi lebih dari saya. Dan satu lagi,
umur dia lebih tua dari saya 2 tahun. Jadi pada saat itu, dia masih
berumur kira-kira 13 tahun. Memang benar kata Guru Biologi saya kalau
umumnya cewek lebih cepat dewasa ketimbang Pria.
Hampir setiap hari saya main ke sebelah, dan orang tuanya juga baik
kepada saya. Ya mungkin juga gara-gara anaknya jarang bergaul. Jadi
mereka selalu senang kalau melihat saya bermain-main dengannya. Cewek
teman saya bermain ini, kita sebut saja bernama Siska. Sering

ditinggal sendiri di rumah, karena ibunya adalah seorang bidan yang
setiap hari jarang di rumah. Sedangkan ayahnya adalah seorang pekerja.
Jadi otomatis kalo ibunya pergi dia tinggal sendirian di rumah. Karena
dia sering sendiri, kadang-kadang dia datang ke rumah saya untuk
mengajak saya bermain di rumahnya. Terang saja saya mau, soalnya di
rumahnya selain banyak permainan, juga bebas karena tidak ada orang
yang melarang. Karena keseringan saya bersamanya, kami sudah tidak ada
perasaan malu satu sama lain. Kami juga sering menonton acara TV
berdua dan seingat saya waktu itu masih belum ada banyak saluran.
Hanya ada TVRI saja. Bila di rumah sedang kosong kami habiskan waktu
dengan bermain-main, seperti main catur, main rumah2an.dan bila sudah
bosan kami duduk berdampingan nonton TV bersama. Apabila nonton Film
horor saya sangat senang karena apabila dia ketakutan kami sering
berpelukan. Karena dia lebih tua dari saya, tak jarang saya mendapat
pelajaran tentang apa saja dari dia. Saya ingat pada suatu siang
karena kecapekan bermain, saya tertidur di kamarnya. Mungkin karena
dia juga kecapekan dia tidur juga di samping saya dan ketika saya
bangun saya merasakan tangan saya sudah memegang sesuatu yang lembut
dari tubuhnya dan ketika saya lihat ke samping ternyata tangan saya
sedang memegang dadanya yang pada saat itu masih belum membesar tapi
sudah lumayan untuk dinikmati. Karena belum mengerti apa-apa saya
menggerakkan tangan saya untuk menggeser agar tidak mengganggu
tidurnya, namun tangannya yang lembut tiba-tiba menangkap tangan saya
agar tetap berada di dadanya. sambil menggerak2kan tangannya yang
menangkap tangan saya di dadanya saya lihat dia sepertinya keenakan.
Dan walaupun saya waktu itu belum mengerti tentang yang begituan, tapi
naluri saya mengatakan untuk terus melanjutkan kegiatan itu tanpa
dikomando. Saya pun meletakkan tangan saya satu lagi kepayudaranya dan
meremas2nya perlahan. Walaupun dia masih dalam keadaan tidur dan
berpakaian lengkap. Namun sensasi yang saya rasakan waktu itu begitu
indah. Bahkan adik saya bisa berdiri sangat tegang. Dia yang sudah
merasakan bahwa tangan saya telah bergerak sendiri pun mulai
melepaskan genggamannya pada tanganku dan membiarkan tangan saya
bergerak sendiri. Kemudian tangannya bergerak menuju ke batang
kemaluan saya yang sudah berdiri tegak tetapi karena waktu itu saya
masih kecil, jadi adik saya juga kecil dan masih botak. Saya terang
aja kaget, karena dia tiba2 mengeluarkan si Junior dan menggenggamnya.
Saya waktu itu tidak mengerti apa maunya dan tidak pernah mengerti
soal bagituan. Namun semakin lama saya semakin merasakan nikmat yang
susah dilukiskan dengan kata-kata. Saya melihat dia telah membuka
matanya dan melihat dia tersenyum melihat muka bloon saya yang tidak
mengerti soal begituan. Dia kemudian dengan tangan satunya lagi
mengangkat kaosnya ke atas dan sekarang hanya tinggal kaos kutangnya
saja. Tangan saya yang kembali diam ditariknya kembali ke perutnya
yang telanjang dan mengusap2kannya. Saya pun mulai mengusap2 perutnya
yang berkulit halus dan putih itu, karena saya merasakan bahwa
kulitnya sangat enak dielus. Dia yang tahu kalau saya sejak kecil
tidak pernah tinggal bersama orang tua kemudian bertanya : "Tango,
apakah kamu pernah minum ASI?" saya hanya menggeleng dan terus
menikmati usapan tangan saya dan genggaman tangannya di batang saya.
"Apakah kamu mau mencoba?" saya mengangguk dengan cepat, karena
seumur2 saya tidak pernah merasakan. Dia pun kemudian membuka kaos
kutangnya dan terlihat olehku sepasang bukit yang tidak begitu itnggi
mencuat keatas. Kemudian dia menghentikan aktifitasnya dan duduk
bersila bersandar di dinding. Dengan bertelanjang dada dia kemudian
mengambil kepala saya dengan lembut dan ditariknya agar rebah di
pangkuannya dan setelah saya rebah dengan kepala tepat berada di
pangkuannya. Dia kemudian memegang payudaranya yang sebelah kanan dan
menyodorkannya kemulut saya. Saya kemudian pun menghisap2 payudaranya.
Dia tertawa kegelian dan kembali menangkap junior saya dan
mempermainkannya kembali. " Ka, kok gak ada susunya" protes saya waktu
itu.
"Kita kan sekarang lagi main rumah2an, jadi kita ecek2 aja." Saya pun
mengangguk dan kembali menghisap payudaranya yang masih berwarna merah
muda itu. "Nah, sekarang saya berperan jadi mama, dan kamu anak mama
yang masih kecil jadi kamu harus nurut," katanya lagi dan saya tetap
setuju walau saya kurang mengerti arah permainannya. Tapi saya tidak
perduli karena kayaknya permainan rumah2an kayak begini yang baru
pertama kali kami permainkan sepertinya sangat menarik dan
mengasyikkan. Karena junior saya terus dipermainkan dengan tangannya,
tiba2 saya merasakan seperti ingin kencing. "Siska, eh, mama saya mau
kencing." dia pun menghentikan kegiatannya dan kemudian mengangkat
kepala saya kemudian berkata, "oke... sekarang mama bawa kamu kekamar
mandi dan sekalian mandi yah"
Saya kembali mengangguk. Sesampai di depan pintu kamar mandi, dengan
masih bertelanjang dada dia kemudian membuka semua pakaian saya. Saya
hanya menurut, dan kini saya tanpa sehelai benang pun yang menutup
ditariknya tangan saya ke kamar mandi, dia pun kemudian menutup pintu mulai membuka celananya plus CD nya. Kini untuk pertama kalinya
saya melihat dia telanjang bulat di depan saya. Entah kenapa adik saya
yang tadi sempat turun kembali naik setelah melihat dia jongkok untuk
buang air kecil sehingga kemaluannya yang sudah mulai ditumbuhi bulu2
halus terlihat jelas. Vaginanya yang kemerah2an membuat saya
terbengong. "Lho, katanya mau kencing?" katanya sambil tersenyum dan
kembali memandang junior saya yang sudah naik tinggi. Saya pun
kemudian berjalan menuju klosetnya dan kencing di sana, tapi kencing
saya sedikit saja. Setelah selesai bahu saya kemudian dipegangnya dan
kemudian dia membalikkan tubuh saya dan kembali terlihat oleh saya
teman bermain saya yang kini berperan sebagai ibu dengan rambut
diikatnya keatas dengan tanpa busana. Kemudian dia pun mulai
memandikan ku seperti seorang ibu memandikan anaknya atau bila boleh
dikata memandikan "suaminya".sebab dia selalu saja memegang junior
saya. Setelah selesai memandikan saya, saya dimintanya untuk tunggu
sebentar dan duduk dikloset karena dia bilang kalo sekarang giliran
mama yang mandi. Saya hanya duduk dan melihat dia mandi. Setelah ia
selesai membersihkan badannya. Dia kemudian berjalan menujut saya dan
berkata "sstt....sekarang ceritanya kamu sudah besar dan sedang mandi
dengan istrimu" kemudian dengan sikap jongkok dia kembali sekali lagi
menggenggam pistol air saya dan kali ini dia masukkan ke mulutnya yang
mungil, sambil dikocok2 dan mengulumnya saya merasakan geli dan nikmat
menjadi satu. Kemudian entah naluri dari mana tangan saya berusaha
menggapai payudaranya. Melihat tangan saya bergerak dan berusaha
menggapai payudaranya tapi tidak sampai karena Siska sedang
berjongkok, dia pun kemudian naik dan membungkuk dengan mulut tak
lepas dari juniorku dengan maksud agar tanganku sampai ke dadanya.
Setelah sampai saya pun meremas2 dadanya. Setelah lama bermain dengan
gaya begitu, dia kemudian berdiri, dan menyuruh saya agar ikut
berdiri. Saya kembali hanya mengikutinya karena saya menganggap
permainannya kali ini sangat menarik. dia kemudian menyandarkan saya
ke dinding kemudian saya lihat mukanya sangat dekat ke wajah ku. Saya
sering melihat adegan berciuman di TV, maka saya pun ingin merasakan
berciuman dan saya rasa dia juga demikian. Maka sedetik kemudian kami
sudah saling mengulum walaupun pada saat itu kami tidak mengerti
caranya. Kami hanya saling mengisap dan mengulum. Karena saya waktu
itu lebih rendah beberapa centi dari dia. Jadi sewaktu ia mencimku,
tubuhnya sangat rapat dan saya dapat merasakan payudaranya menekan
kedada saya, sedangkan di bawah saya merasakan kalau pnggulnya
bergerak maju mundur, sebab saya waktu itu bisa merasakan kalau batang
saya yang sudah tegak itu bergesekan dengan selangkangannya yang maju
mundur. Setelah puas berciuman tanpa bicara dia kemudian memegang
junior dan mengarahkan ke vaginanya. Namun pada saat itu saya rasa dia
telah mengerti soal keperawanan sedangkan saya tidak tau apa2 ( yang
penting enak ) dia hanya memasukkan sedikit junior saya ke vaginanya.
Hanya kira2 1/3 dari panjangnya dia genggam dan masukkan ke vaginanya.
Kemudian setelah dia taksir2 tepat, dia pun mulai menggerakkan
pinggulunya maju mundur sehingga tepat 1/3 bagian yang masuk ke
lubangnya. Waktu itu saya melihat dia seperti merasakan kenikmatan
yang luar biasa karena berkali2 dia mendesah dan mendesis. Setelah
beberapa menit saya merasakan ada cairan hangat membasahi juniorku dan
saya melihat dia berhenti dari aktivitasnya sesaat dan kemudian
mencabut juniorku. Dia kemudian mencolek sedikit cairan yang keluar
dari vaginanya dan menciumnya. "Ini apa yah? kok bisa keluar dari
memek ku?" tanyanya kepadaku. Terang aja saya gak tau dan sayapun ikut
mencolek sedikit dari vaginanya. Sewaktu jari saya mencolek vaginanya
saya melihat dia mengejang sedikit, mungkin saat itu saya menyentuh
klitorisnya. Dan saya pun menciumnya "Gak tau yah, kok kental gini.
memangnya sebelumnya gak pernah keluar?" dia hanya menggeleng. "udah
dech, gak pa pa, ntar juga tau sendiri." katanya santai. dan kemudian
dia pun membersihkan memeknya. Melihat saya masih terbengong dia pun
kemudian menarik saya dan membersihkan junior saya. Pada saat dia
membersihkan dia seperti mengocok2 penisku dan kemudian menyiramnya
dengan air, namun tak lama kemudian saya kembali merasakan mau kencing
"Siska, saya mau kencing nih"
"Ah.. kamu kan tadi baru kencing masa kencing lagi" jawabnya dengan
tangan tetap membersihkan kelamin saya.
"Sis, udah gak tahan nih, udah mau keluar," ucap saya sambil menahan
sesuatu yang akan keluar.
"Keluarkan aja kalau memang ada," tantangnya. dan currr.... akhirnya
saya tidak dapat menahannya dan kami berdua kembali terkejut dan
saling memandang satu sama lain setelah apa yang tadi saya keluarkan
habis. Sejenak saya bagai terbang ke awang2.
"Lho, kok kencing kamu warnanya lain?" tanyanya kepada saya. Saya
hanya mengangkat bahu. "Sama seperti saya punya tadi, eh, kok ini kamu
mengecil" tanyanya lagi sambi menunjuk ke junior ku. Saya kembali
mengangkat bahu dan menjawab , "gak tau yah... tapi waktu tadi yang
putih2 itu keluar rasanya kok enak kali." kali ini saya memberi
respon.
"Iya, saya tadi juga merasakan kayak gitu," katanya, "mungkin ini
sebabnya orang dewasa suka kayak gitu." sambungnya memberi alasan.
"Maksudnya??" tanyaku tak mengerti
"Iya soalnya waktu tante saya datang dari medan, waktu malam saya gak
sengaja liat Tante ama suaminya sedang memasukkan kelaminnya seperti
yang kita lakukan tadi, trus setelah saya intip lama, kemudian tante
ama paman sama2 bilang ahhhhh.... dan kemudian mencabutnya, mungkin
itu rasa nikmat karena cairan kayak gini keluar." Siska menjelaskan
panjang lebar.
"Ooo.... tapi rasanya enak lho, lain kali kita main kayak gini lagi
mau?" ajak saya.
"Ok, tapi kata mama saya, saya gak boleh masukkan sesuatu ke memek
saya dalam-dalam katanya ntar bisa berdarah, jadi saya takut. Tapi
lain kali kita mainnya kayak tadi aja yah.?"
Kali ini saya setuju dan mengangguk cepat. kemudian kami mandi sekali
lagi dan berpakaian kembali. "Eh, Tango loe jangan bilang sapa2 yah
tentang yang kita lakukan tadi, ntar kita bisa dimarahin." larangnya.
"Ok dech, tenang aja.... habis mandi enaknya ngapain yah?"
"Yuk kita nonton TV aja, sambil nunggu mama ku pulang," dan kami pun
menonton acara kartun di TV yang pada saat itu sedang menayangkan
kartun Kura-Kura Ninja.
Setelah kartunnya habis, tak lama kemudian mama Siska pulang, dan saya
pun mau pulang untuk belajar. Karena rumah saya hanya di sebelah dan
hanya dibatasi pagar batu rendah, saya pun biasa pulang dengan
memanjat pagar itu. Setelah sampai di atas pagar saya dengar Siska
berteriak "Tango, besok-besok kita main rumah2an lagi yah?"
Saya kemudian mengangguk dan mengacungkan jempolku kepadanya.

Nah, setelah itu saya makin sering ke rumahnya, namun karena mamanya
sekarang jarang keluar siang, jadi kami jarang bermain, dan seingat
saya, saya hanya sempat bermain seperti itu empat kali dengan dia dan
selama kami bermain "rumah2an" keperawanannya tetap terjaga .Karena
waktu umur 13 tahun nenek saya dipanggil Tuhan. dan saya pun dibawa
kembali bersama orang tua saya dan melanjutkan sekolah saya dikota M,
dan sampai sekarang saya jarang pulang ke desa SB dan bila saya k
esana saya sudah tidak pernah berjumpa Siska , kata keluarganya dia
ikut tantenya keluar kota. Dan pernah suatu kali saya pulang ke SB dan
bertemu dia, kami hanya senyum2 tanpa berbicara.sebab kami berdua
kayaknya malu kalau mengingat kejadian sewaktu kami belum mengerti apa
apa.

No comments:

Post a Comment