Monday, June 7, 2010

Gangbang - Hana

Kadang hidup secara berlebihan membuat kita tidak bisa melihat sisi yang berbeda. Hana, sebagai contohnya, hidup secara berlebihan. Dia tidak datang dari keluarga yang kaya raya, tetapi didikan orang tuanya membuat dirinya menjadi berpikiran sempit. Orang tuanya sangat berlebihan dalam memproteksi anak2 mereka. Hal2 yang umum bagi remaja, seperti pacaran, bolos sekolah, ataupun pergi main di malam minggu, sangat dibenci Hana. Dia berpikir bahwa hal2 seperti itu buang2 waktu dan berpengaruh buruk bagi remaja seusianya. Dunia dipandang oleh Hana dengan cara hitam dan putih.

Memang dengan didikan seperti itu Hana menjadi anak yang baik, dan berprestasi di SMAnya, sebuah SMA katolik swasta yang cukup mentereng di kota Bandung. Gadis keturunan Palembang – Batak ini cukup menonjol di tengah lingkungan yang didominasi oleh siswa keturunan Tionghoa. Namun karena ibunya Palembang – Tionghoa, maka dari segi fisik Hana tidak terlalu berbeda, namun warna putih kulitnya yang kuning langsat berbeda dengan putih kulitnya kebanyakan keturunan tionghoa. Tinggi badannya 169 cm, rambut lurus panjang sepunggung, dengan muka yang selalu tersenyum manis.

Dan karena Hana memiliki muka yang manis, dan juga badan yang tinggi dan bagus, banyak lelaki ingin memacarinya. Tetapi Hana selalu menolak lelaki2 yang mendatanginya. Dia menganggap berpacaran adalah hal bodoh yang bisa merusak prestasi sekolahnya. Bagi gadis berusia 17 tahun itu, belajar dan les segala macam hal seperti bahasa asing dan pelajaran sekolah lebih berguna. Alhasil Hana tidak mempunyai banyak teman karena sifatnya yang sangat naïf. Teman2nya yang membawa majalah remaja ke sekolah ataupun berhandphone ria dikala jam pelajaran, sering menjadi sasaran omelannya.

Hana sebenarnya ingin mempunyai teman yang banyak, namun tingkahnya yang sangat naïf dan memandang dunia ini hitam putih menyebabkan dirinya dijauhi teman2nya. Tetapi dia selalu saja optimis bahwa orang yang pintar dan berprestasi akan disenangi semua orang. Tak heran dia selalu ceria dan menganggap semuanya baik2 saja. Bisa dibilang di setiap harinya dia selalu berada dalam suasana yang ceria.

Tetapi itu semua akan berubah. Kehidupan Hana akan berubah malam ini. Sepulang dari les Bahasa Inggris, Hana teringat kalau dia lupa membeli sesuatu yang dipesan oleh ibunya. Ibunya menitip agar Hana mampir sebentar ke supermarket untuk membeli beberapa keperluan rumah tangga sebelum pergi les. Dan tentunya Hana panik. Sebagai anak yang selalu menurut kepada orang tuanya, Hana bergegas pergi ke supermarket yang dekat dengan tempat les bahasa inggrisnya. Namun ketika sedang memasuk2an barang ke dalam keranjang, hujan turun dengan derasnya. Hana menjadi makin panik karenanya, karena bisa2 dia terlambat pulang ke rumah. Sambil membawa kantong belanjaan, hana dengan cemas berdiri di depan pintu pusat perbelanjaan itu.

Jam sudah menunjukkan pukul 6 sore, tetapi hujan belum juga reda. Handphone Hana belum berbunyi, mungkin orang tuanya mengira dia masih di jalan pulang. Perjalanan ke rumahnya dengan menggunakan angkutan umum kira2 sekitar 1 jam jika jalan tidak macet. Itu karena rumah hana jauh dari pusat kota. Jika hujan begini, pasti jalanan menjadi macet, apalagi bercampur dengan jam orang pulang kerja. Dan Hana pun tidak membawa payung. Karena tidak tahan menunggu, Hana berlari menerjan hujan mencari kendaraan umum, di tempat mangkalnya yang terletak di jalan samping supermarket yang agak sepi.

Hana berlari dibawah terjangan hujan. Namun sungguh sial, dia tidak bisa menemukan kendaraan umum yang biasa dinaikinya sepulang les bahasa inggris. Tetapi dia melihat sebuah taksi sedang berhenti di pinggir jalan. Tanpa pikir panjang, Hana segera berlari ke arah taksi. Supir taksi dengan sigap keluar dari dalam mobil dan membukakan pintu untuk Hana. Setelah menyapa Hana, supir taksi segera melaju sembari menanyakan tujuan Hana. Hana menjawab sambil agak heran. Supir taksi yang satu ini agak beda dengan supir taksi kebanyakan. Supir taksi ini potongannya tidak tampak seperti supir. Dilihat dari dandanannya, dia lebih cocok menjadi eksekutif muda atau yang setingkat. Tapi hana tidak ambil pusing, supir taksi mungkin saja ada yang ganteng, begitu pikirnya.

Karena jalanan agak macet, sang supir mengusulkan untuk lewat jalan kecil yang lebih sepi. Hana setuju saja dengan usul tersebut, yang penting cepat pulang, begitu pikirnya. Taksi pun berbelok ke arah jalan yang sepi. Hana menghela nafas dan berharap dia segera sampai di rumah agar orang tuanya tidak terlalu marah. Ini pertama kalinya dia terlambat pulang. Dan memang benar saja, tak berapa lama handphonenya berbunyi. Rupanya ibunya menelpon sambil marah2. hana berusaha menjelaskan keadaannya tetapi tetap saja disemprot, hana terdiam mendengarkan omelan ibunya di telpon.

Ketika akan membantah, Hana kaget karena tiba2 mobil berhenti dan pintu penumpang terbuka. Dua orang laki2 asing masuk dan langsung merebut handphone Hana dan membuangnya ke luar mobil. Lelaki yang masuk dari pintu sebelah kanan langsung menyergap Hana dan menelikungnya, sementara lelaki satunya lagi menyiapkan seutas tali untuk mengikat Hana.

Hana berteriak keras2 tetapi mobil tiba2 berjalan dan melaju kencang. Lelaki pertama dengan erat memegangi tangan Hana dan temannya dengan susah payah mencoba mengikat Hana yang tidak bisa diam. Namun akhirnya Hana takluk. Kekuatan remaja perempuan umur 17 tahun tidak bisa mengalahkan kekuatan dua pria dewasa.

Hana yang tangannya sudah terikat ke belakang, rambutnya dijambak dan dia diperintah untuk kembali memposisikan badannya duduk di tengah2 kedua laki2 itu. Hana bingung apa yang akan terjadi pada dirinya. Lelaki yang duduk disebelah kanan mulai meraba2 paha Hana. “Jangan… jangan… “ Hana memohon kepada orang tersebut. Namun orang tersebut malah terlihat semakin bernafsu dan tangannya menyelusup masuk ke dalam rok abu2 yang dipakai Hana. Hana semakin takut. Dia ingat berita pemerkosaan yang akhir2 ini sering muncul di Koran regional. Korban diantaranya adalah dua orang siswi smp yang pulang kemalaman setelah membolos sekolah. Hana pikir, karena dia tidak mungkin pulang kemalaman, dia tidak akan menjadi korban dari komplotan pemerkosa itu. Dan dia semakin takut ketika mobil taksi itu malah berjalan menuju daerah pegunungan. “Pak ! jangan… mau dibawa kemana saya !?!? Argh…..” lelaki satu lagi menjambak rambut Hana yang panjang dan dalam posisi kepala Hana mendongak keatas, dia menciumi leher Hana.

Baju seragam sma Hana yang basah membuatnya semakin terlihat menggairahkan. Lelaki yang duduk di kanan sudah mulai meraba2 vagina Hana. Sementara Hana tidak berhenti berteriak dan meminta tolong “ TOLONG !!!! LEPAS !!! LEPASIN SAYA!!! PEMERKOSA!!! TOLONG!!! Ugh…” Hana berhenti berteriak ketika ulu hatinya ditinju dengan keras. Tidak jelas siapa yang meninjunya. Yang pasti setelah itu Hana menjadi mual dan susah untuk berteriak. Lelaki yang tadi meraba2 vaginanya kini mengambil segumpal kain dan menyumpalkannya ke mulut Hana agar Hana diam. “Mmmpph… Mppph.. Mmmm. “ hana merasa ngeri ketika lelaki yang satunya lagi mulai membuka kancing seragam SMAnya. Di balik seragam putihnya Hana memakai BH berwarna biru muda, warna yang cocok dengan kulit yang putih. Sementara lelaki yang tadi menyumpal mulutnya sekarang mulai merobek2 rok abu2nya dengan gunting. Walaupun Hana meronta dan berontak, namun tetap saja tenaganya masih kalah kuat. Apalagi Hana dalam posisi terikat. Ditambah lagi suarah lenguhan dan erangan tertahan dari Hana membuat kedua orang itu semakin bernafsu.

Selama 17 tahun hidupnya, Hana tidak pernah mengenal laki2. hana tidak ingin pacaran dulu karena dia khawatir hal tersebut akan mengganggu studinya. Pacaran saja tidak pernah, apalagi seks diluar nikah, dan Hana selalu mengecam perbuatan itu. Selain daripada itu Hana rajin ke gereja dan aktif di organisasi kepemudaan gereja. Tetapi lihat sekarang, Hana diikat dan disumpal mulutnya dalam kondisi setengah telanjang, didalam taksi palsu yang membawanya ke sebuah villa terpencil. Kedua orang yang duduk di bangku belakang bersama Hana hanya meraba2 badannya dan menciumi badan Hana.

Setelah tiba di villa, mereka memaksa Hana berjalan kedalam dengan menjambak rambut Hana. Hana sudah berlinang air mata ketika mereka tiba di villa itu. Hana digirng masuk kedalam sebuah kamar yang rapih, dan ada springbed ukuran besar di tengahnya. Dan yang membuat Hana kaget, banyak laki2 yang sedang duduk2 di kamar tersebut sembari menonton sebuah film porno. Dan yang lebih mengejutkan lagi, film porno itu menayangkan seorang ibu muda yang tengah diperkosa oleh beberapa lelaki, yang dimana laki2 yang ada di dalam film itu, adalah orang2 yang sedang menonton. Hana kaget saat ia memperhatikan lubang anus ibu muda itu sedang dimasuki penis. Hana mendelik ketika dia melihat ibu muda itu berteriak2 kesakitan sambil menangis. Seumur hidupnya Hana tidak pernah melihat hubungan seks dilakukan lewat anus. Dia hanya tahu hubungan seks konvensional, melalui pelajaran biologi dan pendidikan bahaya seks bebas di kegiatan gerejanya.

Hana digiring dan disuruh duduk di kasur itu. Hana sangat merasa ketakutan ketika semua mata di ruangan itu tertuju padanya. Para pemerkosa itu sudah mulai menghina Hana dengan sebutan2 yang tidak pantas, seperti perek, pelacur, dan sebagainya, sebutan2 yang belum pernah ia dapatkan selama ini. Dia merasa masa depannya yang sedang ia bangun sekarang akan hancur jika dia diperkosa orang2 ini. Apalagi jumlahnya sepuluh orang.

Seorang lelaki langsung menyergap Hana, tanpa pemberitahuan terlebih dahulu. Dia menggesek2an batang penisnya ke vagina Hana. Gesekan antara kain celana dalam dan vagina Hana membuat Hana merasa sensasi yang aneh. Sumpal mulutnya dibuka oleh orang yang lain. Pipi Hana langsung ditampar oleh seseorang. Dia ditampar berkali2 dan diperintahkan untuk membuka mulutnya agar bisa melakukan oral seks. Hana diposisikan tengkurap di tengah2 tempat tidur. Seorang lelaki tiduran didepan wajahnya, dan memaksa memasukkan penisnya ke mulut Hana. Karena hana terus2an menghindar, orang yang lain menimpa badan Hana dari belakang dan mencekik leher HAna, memaksanya membuka mulut. Hana terpaksa membuka mulut karena lehernya amat sakit. “Mmmph… Mmmpphh… Ahh…” Hana meracau tidak jelas ketika penis tersebut menghunjam masuk mulutnya.

Sementara ketika dia mengoral penis secara paksa, celana dalamnya dilepas dengan dirobek. Dua orang lelaki memegangi dan merentangkan kaki Hana. Lelaki yang mencekik Hana kini tidak menimpa Hana lagi, tetapi menduduki punggung Hana. Hana merasakan sebuah tangan mengelus2 vaginanya. Jari tangan tersebut masuk2 ke dalam lubang vagina Hana. Badan Hana tampak kejang2 mencoba berontak, tetapi dalam keadaan berat karena diduduki oleh seorang laki2 dan kakinya dipegangi, Hana tidak bisa melawan. Sang pemilik tangan menggesek2an jarinya dengan kasar. Hana tampak memejamkan matanya, menahan diri agar dia tidak menikmati apa yang dilakukan para pemerkosa itu kepadanya.

“Eh anjrit !” lelaki yang sedang dioral penisnya oleh Hana tiba2 berteriak. “ Eh perek ! beraninya lo gigit penis gw ! “ pria itu mencabut penisnya dari mulut Hana karena tampaknya Hana tidak sengaja menggigit penis pria tersebut. “Uhuk… Uhuk.. huk” Hana mengambil kesempatan itu untuk batuk dan menarik banyak nafas.

“Balikin badannya, harus gw yang pertama ngewe ni cewek ! “ perintahnya dituruti teman2nya. Pria yang menduduki punggung Hana bangkit, dan orang2 yang tadi memegangi kaki serta meraba2 vagina Hana membalikkan badannya dengan paksa. “Jangan ! Jangan ! Saya masih perawan… lepasin saya ! “ tangis Hana sambil berteriak2. Dia meronta sejadi2nya tetapi apa daya badannya dipegangi oleh para pemerkosa itu. Disaat orang yang akan mengambil keperawanannya bersiap untuk memasukkan penisnya ke dalam vagina Hana, teman2nya menggunting BH Hana. Sekarang Hana telanjang bulat di depan 10 pemerkosa itu.

“Aaaaaaaaaaaaaah !” Hana berteriak dengan keras ketika Vaginanya dihunjam oleh penis. “Aah.. Mmmh.. Aaah.. Ngggh…” Hana mengerang seiring dengan irama gerakan maju mundur penis pemerkosanya. Pemerkosa2 yang lain ada yang mengabadikan adegan perkosaan itu dan beberapa dari mereka meremas2 buah dada Hana.

“Gw keluarin di dalem ya !”
“Ah ! Jangan ! Nanti saya hamil ! “ Hana berusaha berontak dengan menendang2kan kakinya, tetapi kakinya dipegangi dengan kuat oleh yang lain. “aaahhh… “ sang pemerkosa mengeluarkan spermanya sampai habis di dalam vagina Hana. Hana menggelinjang karena geli oleh hangatnya sperma di dalam vaginanya. “Eh liat tuh cewek kayaknya keenakan juga” ejek yang lain.

Pemerkosa pertama dengan bangga mencabut penisnya yang sudah lemas dan berlumuran darah perawan. Pemerkosa kedua mengambil posisi yang ditinggalkan oleh pemerkosa pertama. Hana hanya bisa pasrah sekarang. Dia tahu kalau dia sudah tidak mungkin diselamatkan. Pemerkosa kedua duduk dan mengangkat badan Hana ke pangkuannya. Dia memeluk Hana dan melepas ikatannya. “Sekarang gw maul u kocokin penis2 temen gw sementara gw perkosa elu” perintah pemerkosa kedua. Hana tidak menjawab. Matanya basah oleh air mata dan pandangannya kosong. Dia yang menjaga keperawanannya dengan tidak melakukan seks bebas ternyata harus kehilangan keperawanannya dengan menjadi mainan seks 10 lelaki yang tidak ia kenal.

Sejujurnya para pemerkosa ini senang mendapatkan korban seperti Hana. Ada beberapa korban yang harus disiksa sedemikian rupa hingga mau menurut. Beberapa korban yang lain ada yang meronta sampai akhir, sehingga harus menggunakan kekerasan dalam memerkosanya. Sedangkan yang seperti Hana ini cenderung untuk pasrah ketika keperawanannya terenggut. Dan untuk tipe yang terakhir ini biasanya sang korban adalah perawan, jadi mereka merasa sudah tidak patut untuk berontak lagi karena keperawanan mereka sudah hilang, jadi sama saja. Sementara korban yang sudah tidak perawan relatif sering melawan.

Sambil duduk di pinggiran kasur spring bed itu, pemerkosa kedua menggerakkan penisnya naik turun, karena Hana tidak bergerak sama sekali. Hana konsentrasinya terfokus pada penis yang ada di kedua buah tangannya. Karena dia tidak pernah memasturbasikan penis sama sekali, maka rasanya aneh. Genggamannya tidak erat dan iramanya kocokannya kacau balau. “Amatiran banget ni perek” kata salah satu pemerkosanya. “Gw mau keluar “ kata pemerkosa kedua. “mmmmhh” Hana melenguh merasakan hangatnya sperma di dalam rahimnya.

“Cepet banget lu keluar “ kata pemerkosa yang lain
“Abisnya enak banget ni cewek rapet abis “ jawab pemerkosa kedua

Dua pemerkosa yang sedang dimasturbasikan oleh Hana terpaksa menunggu untuk memnucratkan spermanya karena pemerkosa ketiga akan menikmat vagina Hana. Ketika pemerkosa ketiga akan sudah memangku Hana dan bersiap untuk menikmati vaginanya, pemerkosa yang lain memotong aksinya. “Eh gw mau dong make Pantatnya. “ Pemerkosa ketiga setuju dan segera tiduran sembari memasukkan penisnya ke vagina Hana yang sudah agak longgar dan licin karena sperma. Pria ke4 mengambil ancang2 dan dengan pelan2 memasukkan penisnya ke anus Hana yang rapat. “UH…. SAKIT !!.... LEPAS !.... AAAH….” Hana berteriak ketika lelaki itu memasukkan penisnya ke lubang anusnya.

“HAhaha.. katanya sakit kok ga berontak sih ? “ Ejek yang lain ketika melihat badan Hana lemas lunglai di atas badan pemerkosa ketiga. Pemerkosa keempat menarik tangan Hana kebelakang agar badan Hana tegak dan dia mudah melakukan anal seks.

“Tunggu gw ikutan “ Pria satu lagi mengambil posisi berlutut di depan muka Hana. “Buka mulut lo ! Awas jangan digigit ya “ katanya sambil memegangi kepala Hana dan memasukkan penis ke dalam mulutnya. Pada saat ketiga pria itu menggerakkan penis mereka, Hana merasakan hal yang tidak pernah dia rasakan sebelumnya. Dia harus berjuang melawan sakit yang luar biasa akibat lubang anus dan vaginanya dimasuki penis secara bersamaan. “mmmmmpph… ahh…. Mmmm” Hana hanya bisa meracau tak jelas.

“Haha.. liat tuh dia malah keenakan sekarang” Ejekan demi ejekan kembali dilontarkan pada Hana. “Ahh… Enak banget… telen semua sperma gw..” Kata pemerkosa yang sedang dioral oleh Hana. Ketika sperma itu muncrat di mulutnya, Hana terbatuk dan berusaha memuntahkan sperma itu, tetapi pemerkosa itu malah memaksa Hana melelan spermanya dengan terus menyodok2an penisnya ke mulut Hana. Adegan2 selanjutnya dapat dibayangkan. Kesepuluh pemerkosa itu menggilir ketiga lubang Hana, mulut, vagina dan anus. Karena Hana tidak memberontak, maka mereka memutuskan tidak akan menyiksa Hana lebih hebat lagi. Mereka mengurungkan niat mereka untuk memasukkan dua penis sekaligus dalam vagina Hana.

Pemerkosaan itu berlansung berjam2. Ketika sedang diperkosa dalam posisi misionaris dan seorang lagi menggesek2an penisnya pada belahan dada Hana, seseorang dari mereka melontarkan sebuah ide. “Gimana kalo kita simpen ni cewek beberapa hari, sumpah belum ada yang seenak ini” Hana kaget tetapi dia tidak mampu melawan. Dia takut dipukul, ataupun disiksa oleh para pemerkosa itu.

“Gw setuju, kita simpen ni cewek dan kita ubah dia dulu jadi maniak seks, baru dilepasin” Jawab yang lain. Perkosaan malam itu selesai. Semua orang menikmati mulut, vagina, dan anus Hana. Seseorang memapah Hana yang lemas lunglai dengan badan basah penuh sperma dan keringat ke kamar mandi.

Orang tersebut memandikan Hana dengan air hangat di bawah shower. Tapi lama2 nafsu orang itu kembali. “Eh, kamu coba nungging dan pegangan ke bak mandi” perintahnya. Hana tidak menjawab tapi dia dengan gerakan lambat melakukan apa yang disuruh. Orang itu memasukkan penisnya dari belakang dan mulai menggerakannya maju mundur. Tangannya nakal meremas2 buah dada Hana. “Uuhh…. Ah…..” Hana mengerang, entah mengapa sepertinya dia agak menikmati perbuatan yang satu ini. Tiba2 pintu kamar mandi digedor. “WOI ! jangan dipake lagi tuh perek. Besok aja, dah malem, mendingan kita istirahat !” akhirnya dia mengurungkan niatnya dan kembali memandikan Hana.

Keesokan paginya Hana tidak diberi pakaian apapun. Dia dibiarkan telanjang bulat seharian. Hana disuruh menonton rekaman adegan2 pemerkosaan pagi itu. Hana takut dan ngeri melihat adegan2 itu. Hana melihat ada dua orang remaja putri yang tampaknya dibawah umur diikat ke kursi dan diperkosa secara bergiliran, vagina dimasuki dua penis bersamaan, dan juga ada korban mereka yang sedang mens, sehingga hanya lubang anus dan mulutnya yang dipakai. Jam2 selanjutnya sungguh tidak tertahankan. Hana terus2an dipakai oleh kesepuluh pemerkosa itu.

Semua posisi yang mungkin dalam seks dicoba, dan sudah tak terhitung berapa sperma yang Hana telan. Lucu mengingat kemarin Hana adalah siswi kuper yang kolot dan sekarang dia seperti pelacur professional yang siap dipakai kapan saja oleh siapa saja.

Dan tidak ada yang tahu kapan Hana akan dilepas oleh kelompok pemerkosa itu….

No comments:

Post a Comment