Friday, June 4, 2010

Nikmat Buah Kesabaran

Namaku Suharto Mulyo Waspodo dan biasa dipanggil Harto, pada waktu naik ke kelas 2 SMU karena kondisi keluargaku maka 5 tahun yang lalu aku diikutkan pada keluarga pamanku di Cirebon. Pamanku (sebut saja om Hardomo) adalah pengusaha pakaian jadi yang menurut ukuran keluargaku termasuk sukses. Oleh Om Hardomo, aku dididik menjadi seorang pengusaha dengan ikut membantu semua aktifitas usahanya, diharuskan bias nyetir mobil
agar bisa mengantar barang dll. Tidak jarang kalau libur sekolah diajak om sampai ke Jawa Tengah. Yang jelas kehidupanku menjadi lebih baik dan wawasanku lebih luas. Namun apa
hendak dikata tiga tahun yang lalu Om Hardomo di usia 42 th meninggal karena sakit dengan meninggalkan istrinya Tante Atun 39 th tahun beserta 2 orang anaknya Diah 15 th yang duduk di kelas 3 SMP dan Aditya 12 th yang duduk di kelas 6 SD.

Sepeninggal beliau kehidupan kami menjadi kurang baik, usaha yang telah dibangun Om Hardomo mengalami penurunan karena sebagian modal waktu itu dipakai untuk biaya pengobatan dll.

Hasil musyawarah keluarga aku diharuskan tetap ikut pada keluarga almarhum dan membantu usahanya agar dapat berjalan syukur kalau kembali seperti semula. Aku tahu diri, karena pada waktu itu Diah dan Aditya akan melanjutkan sekolah, maka akupun harus mengalah untuk menunda kuliah dan terfokus pada usaha untuk menopang kehidupan kami.

Satu tahun begitu cepat berlalu, aku sering mengantar tante ke Tegal Gubug mencari bahan pakaian yang dibutuhkan, mengantar ke tempat-tempat rekan bisnis almarhum di sekitar Cirebon. Usaha sudah mulai lancar dan kehidupan kami sedikit demi sedikit membaik. Aku salut dengan Tante Atun dalam pembukuan dan pengelolaan usaha yang rapi dan teliti (hampir semua yang ada dalam usahanya dapat termonitor) tidak jarang pula tante menyetir mobil sendiri untuk mengantar barang dan mencari bahan. Namun tetap aku harus memendam keinginanku untuk melanjutkan kuliah walaupun tante pernah memberi lampu hijau tapi selalu kujawab ”nanti saja kalau usaha tante sudah mapan”.

Suatu saat tanteku ingin mengembangkan usahanya ke Jawa Tengah seperti yang dilakukan almarhum dulu. Kami merencanakan perjalanan dengan matang ke beberapa kota di Jawa Tengah selama 4 hari. Aku dan tante berangkat ke Jawa Tengah dengan bergantian menyetir, kami berusaha untuk ketemu dan menjalin kerjasama kembali dengan beberapa rekan kerja almarhum. Seharian di jalan dan bekerja ternyata sangat capek sekali. Habis makan malam kami langsung ke hotel melati untuk menginap dan kami hanya menggunakan satu kamar saja karena untuk menghemat biaya.

Setiba di kamar hotel kami sudah lelah sekali, setelah beres-beres tante langsung mandi dan aku juga mandi setelah tante selasai mandi. Di kamar mandi sayup-sayup saya dengar tante menelphon Diah, itu hal yang biasa dari seorang ibu, tapi bagi saya luar biasa karena dalam kondisi yang demikian lelah tante masih sempat memperhatikan anak-anaknya.

Selesai mandi saya lihat tante menngunakan daster (seperti biasa kalau dirumah) sedang tiduran di tempat tidur.
” To, tante tidur dulu ya. Tante capek sekali ”
“ Iya tante, Harto juga mau terus tidur “
Akupun pakai kaos dan celana pendek, jam 8 malam kamipun sudah tidur karena rasanya lelah sekali.

Kira-kira antara jam 10 – 11 malam aku terbangun mau ke kamar mandi buang air kecil, aku lihat tante sedang duduk nonton TV, perasaan saya bertanya-tanya ada apa dengan tante.
” Kok tante tidak tidur ”
” Tante tidak bisa tidur, badan tante pada sakit, mungkin terlalu capek ya to” sahutnya
Aku langsung ke kamar mandi dan setelah buang air kecil saya naik ke tempat tidur lagi. Tiba-tiba tante bicara.
” To, tante tahu kamu capek sekali, tapi tante mau minta tolong pijitin tante, apa kamu mau?”
” Mau tante, tapi apa sebaiknya tidak dikerok saja tante, biar anginnya keluar”
Sejenak tante diam terus menjawab
” Ya kalau kamu mau beli dulu minyak gosok untuk ngerokin tante”

Kuambil dompet dan rokokku terus keluar. Sambil merokok saya beli minyak gosok dan langsung kembali lagi ke kamar. Aku melihat tante masih tidak berubah duduknya dan tetap lagi nonton TV. ” Ayo tante, aku kerokin ”
Tante Atun kemudian pakai kain terus dasternya dicopot dan naik ke tempat tidur, terus tidur telungkup. Saya melihat punggung tante sampai batas pinggang saja karena kebawah tertutup kain. Aku terkesima, ternyata tante yang 41 th ini walaupun tidak terlalu putih tapi mulus sekali. ” Tante tali BH nya dilepas ya, supaya gampang ngeroknya ”
Tante diam saja, jadi langsung aku lepas tali BH nya kemudian aku mulai ngerok.

Sepanjang mengerok, naluri kelelakianku berjalan dan terus berjalan semakin cepat. Bagaimana bentuk dan rupa tante yang polos tanpa apa-apa, bagaimana rupa kemaluannya dan bagaimana rasanya. Terus dan terus tanpa bisa aku hentikan dan semakin lama semakin nikmat aku dibawa khayalanku itu terus dan terus imajinasiku terus melambung. Otakku diperas dan akhirnya ”Aku harus mendapatkan Tante Atun sekarang, aku harus merasakan enaknya tubuh tante harus dan harus sekarang” gumanku.
Tapi bagaimana caranya sekarang? Terus mulainya dari mana ?

” Ada apa, to? “ kata tanteku bak petir yang membuyarkan semua khayalanku.
” Tidak ada apa-apa, Harto urut sekalian ya tante. Biar tante terus tidur pulas”
“ Apa kamu bisa? Tapi tidak ada salahnya kalau dicoba”
Hatiku bersorak horreee! pokoknya kalau tujuan sudah ditetapkan pasti selalu ada jalan.
Aku mulai mengurut leher terus ke belikat. Disitu agak lama saya urut, karena saya mulai menjalankan rencanaku, sambil urut sesekali saya pegang buah dadanya yang tertindih badan tante dan saya lihat tidak ada reaksi dari tante.
” Lumayan juga, kamu bisa ngurut” katanya
” Iya tante, ini tukang urut dadakan ”
” Bisa saja, kamu ”
Saya mencoba serelak mungkin agar tidak ada kecurigaan dari tante dan aku terus mengurut sampai ke pinggang.
” Kenapa kamu buka kaosmu, to? Keringatan ya kalau capek ya sudah dulu ”
” Sudah kepalang capek tante, sekalian saja ” Hampir saja rencanaku gagal

Aku mulai mengurut kaki tante, aku mulai dari telapak kakinya secara bergantian terus ke atas sampai dengkul, aku melihat tante sering meringis menahan sakit, sehingga kakinya bergerak dari posisi demula dan mulai sering kulihat CD nya yang berwarna merah muda. Sementara senjata biologisku semakin meronta-ronta di dalam celana pendekku.

Oh ya perlu saya ceritakan juga, sewaktu aku SMP dan SMU kalau pagi di kamar mandi sering kontolku kurendam dengan teh basi (kemarin) yang buket terus diurut-urut. Katanya bisa tambang panjang dan besar. Tapi benar, sekarang punyaku panjangnya tidak kurang dari 18 cm dengan diameter 4 cm.

Aku melihat tante melonggarkan ikatan kainnya yang ada di perut, dan terus kuurut sampai ditengah-tengah pahanya. Terus terang ingin rasanya mengurut sampai pangkal pahanya tapi takut ketahuan rencanaku. Sabar dan sabar pasti ada buah kesabaran.

Aku kembali berpindah mengurut punggungnya, tapi sasaranku sudah beda. Bagaimana harus kulepas CD merah jambu itu. Kulumuri tanganku dengan minyak gosok lagi dan mulai mengurut kembali dari punggung terus kebawah, sampai di pinggang karena ikatan kainnya sudah longgar dan mungkin sekarang sudah lepas, maka urutanku terus ke bawah dan lebih mudah mencapai CDnya. Disitu terus kuurut, kuperhatikan tante keenakan, perlahan-lahan dan sedikit-dikit tanganku menyelinap ke dalam CD nya walaupun sedikit. Saya tidak mau keburu-buru karena takut ketahuan dan supaya tante merasa terbiasa.

” To, kok kamu ngurutnya sampai kesitu-situ, awas jangan kurang ajar kamu !”
Aku sudah tidak mendengarkan lagi omongan tante, sekarang bagiku yang penting CD itu copot titik. Lalu kuambil lagi uang logam 500 dan pinggangnya kukerok terus ke bawah. Tante diam, kembali tidak curiga. Aku mulai ngerok pantatnya dan tante sampai sekarang tidak ada kecurigaan sama sekali dan tanpa terasa kainnya sudah lepas, kali ini jurusku sukses.

” Turunkan sedikit CDnya, ya tante. Biar ngerok dan ngurutnya mudah dan CD tante tidak kena minyak gosok” Dan mungkin dalam benak Tante Atun masuk akal juga alasanku, tapi dia jawab.
” Sedikit saja dan jangan kurang ajar, mijitnya jangan disitu terus tante geli ”
” Mana berani, aku kurang ajar sama tante ” sambil menjawab lembut walaupun keinginanku hampir mencapai ubun-ubun rasanya dan didalam celana pendekku terus saja ada yang meronta-ronta.

Waktu kupelorotkan CD nya perut tante diangkat jadi lebih mudah dan aku pura-pura kebablasan sehingga CD nya sampai ditengah-tengah antara angkal paha dan dengkul. Aku langsung urut lagi dengan posisi terbalik dari pantat terus ke paha, sehingga tante yang tadinya menoleh kearahku tidak jadi ngomong apa-apa dan kelihatan dia mengantuk dan keenakan diurut. Dan aku teruskan mengurut seperti itu sehingga tante merasa terbiasa, padahal tanpa terasa CD itu semakin ke bawah. Aku urut tante agak ditekan jagi tante secara tidak sengaja kakinya terus bergerak-gerak kecil menahan urutanku dan tanpa terasa CDnya lepas sekarang yang ada dihadapanku adalah Tante Atun yang bugil dengan posisi tidur tengkurap.

Dengan sigap aku ganti posisi sekarang didekat kaki tante dan terus mengurut, tapi sekarang urutanku dari bawah ke atas. Sambil mengurut secara bergantian dan secepatnya kubuka kancing celana, resleting dan pelan-pelan kuturunkan, sekarang akupun sudah telanjang. Didepanku ada Tante Atun yang telanjang juga dengan posisi tengkurap. Kuurut bagiang dalam kakinya dari bawah keatas terus menerus dan pelan-pelan kaki bergeser sehingga semakin ngangkang dan aku lihat betapa menariknya lubang kenikmatannya yang berwarna merah jambu. Pelan-pelan aku terus bergerilya dan terus maju, dan kini kepala kontolku sudah mengarah ke lubang vaginanya. Kemudian dengan gerakan yang terukur dan terarah kumasukkan kontolku ke lubang kenikmatannya.

“ Eh.. eh apa-apaan ini to “ tante berusaha menghindar dan mencoba berontak. Tapi dengan berontaknya itu menyebabkan kepala kontolku masuk. Slep slep slep rasanya nikmat sekali.
“ Eehh….eeehhh.” kudengar lenguhannya yang ditelinga terasa merdu dan indah.
“ To, sudah to, sudah ya “ pintanya, tapi mana aku mau melepaskan hasil buah kesabaranku.
“ Tante, Harto minta maaf, tapi harto pingan sekali tante “ pintaku tanpa melepakan kepala kontolku yang menancap di selangkangannya.
” Tante, Harto mohon sama tante, boleh ya, walaupun hanya kepalanya saja tante, boleh ya” aku meratap sambil terus menindih dan bertahan. Akhirnya dia diam tidak bergerak.
” Ingat ya to, kepalanya saja. Jangan kamu masukan semuanya ”
” Kamu sudah berani kurang ajar sama tante dan itu dosa dan ingat om Hardomo” Tante mencoba mengingatkanku, tapi aku sudah tidak mau tahu.
” Iya tante, harto ngerti, tapi harto pingin sekali. Boleh ya ” aku merengek, karena itu jurusku untuk dapat menguai semua dan tante diam saja, menyerah. Aku tahu dia menangis, tapi ini harus kuteruskan. Aku mulai memompa kemaluannya dengan kontolku walaupun hanya kepalanya saja.

” Ehhh…eh…eh” Terus dan terus kupompa, kini yang masuk sudah setengah, nikmatnya bukan main. Lalu aku beranikan memeluknya, menciumnya, kuraba-raba susunya dia diam saja, tapi nafasnya terdengar makin memburu. Kupastikan dia, dalam keadaan bimbang antara dosa dan nikmat. Aku percaya nikmat dan enak itu pelan-pelan akan terus senguasainya, aku harus kembali sabar dan sambil terus kupompa dalam posisi seperti itu.

” Ehh…aduh, to, kamu.ehh…berani…eeh..nya…sst.. s….sama ..stt… adu….h tante…..ehh..” Saya pastikan sekarang kenikmatan lebih dirasakannya dan terus terus kupompa vaginanya. Enak, sempit dan sekarang sudah agak licin. Kurang lebih 5 menit terus begitu. Sambil kucium, kuraba-raba terus dan terus nikmat sekali.

” Tante, sekarang boleh ya dari depan ” pintaku dan dia diam saja. Kucopot kontolku dan kubalikkan badannya dia diam saja, dan aku sengaja tidak melihat wajahnya takut sisa-sisa tangisnya masih ada dan tidak menikmati keindahan tubuhnya dulu, takut dia berubah pikiran. Jadi langsung kutindih, kukakangkan kakinya dan kumasukan lagi kepala kontolku ke liang kenikmatannya dan aku langsung mencium susunya menjilati putingnya. Sekali lagi belum saatnya aku melihat wajahnya yang manis. Kugenjot dan kupompa terus, betul-betul nikmatnya bukan main. Karena vaginanya sudah licin maka pelan-pelan dan pasti akhirnya kontolku bles bles bles masuk semua. Uakh nikmatnya, kudiamkan sembentar kurendam kontolku dan kubiarkan dan ternyata ada denyut-denyut dalam vaginanya. Nikmat sekali nikmat sekali dan kudengar nafatnya memburu. Pasti diapun keenakan.

” Aduh ehh.. ini.. stt..masuk.. semua to, uhh… jangan… ehh…. terus…. uhh…aduh …. terus …. terus…. uakh….ahh…. ehh aduh… sudah…. ahhh….ahhhhhhh…… terus….terus…..” kudengar rintihannya yang semakin ngaco dan pantatnya sering bergerak-gerak mengimbangi gerakanku. Akhirnya, tante memelukku sangat kencang, pantatnya dinaikkan dan kakinya menjepit pahaku lengungannya panjang.
” Aduhhhhh……. ehhhh……aukkhhh” Aku tahu dia orgasme karena dikepala kontolku terasa ada cairan hangat sekali dan inilah saatnya yang kutunggu untuk dapat mencium bibirnya. Kulumat bibirnya dan ternyata dia membalas, kucium bibirnya pipinya telinganya dengan rakus. Tangannya masih memelukku tapi pantatnya berhenti bergoyang dan jepitan pahanya mengendor

” Boleh ya, aku manggil sanyang ?” kubisikan kata-kata manja ditelinganya
” Ehh…. kamu nakal… aukh.. boleh sayang…. boleh…. ohhhh… uhhhhh…… ohh sayang…. ohhh…. ehhh… terus…. uhhh…….” suaranya tidak karuan dan terusku percepat pompaanku.

Kutatap mukanya dia masih buang muka, mungkin masih malu. Sengaja kucopot kontolku dan gugesek-gesekan dimulut liang kenikmatannya karena aku akan minta memasukkan kontolku kevaginanya, apa dia sudah mau. Dia mendesah sambil menyembunyikan mukanya diketakku dan terus kugesek-kesekan kontolku.

” Sayang, masukan lagi kontolku sayang ” dia meraba selangkangannya dan memegang kontolku lalu memasukannya lagi ke liang kenikmatannya.
” Akh…. ehhh… ” lenguhnya
” Pelan-pelan sayang auh…. aduh…. ehhh.” dan blesss bles kumasukan kontolku tanpa sisa dan kutekan. Uhhh enak sekali hangat sempit licin dan berdenyut-denyut. Lalu kupompa lagi vaginanya terus dan terus semakin cepat.
” Aduh…..ehhhh…. uhhhh…. ohhhh….ssssttt……” kembali memelukku kencang pantatnya naik dan bergoyang-goyang tidak teratur dan pahanya kembali menjepitku. Aku pompa ku genjot terus terus dan terus semakin kencang. Semakin tidak karuan gerakannya.

” Aduh…ssstttt…… auhhh…….. ehhh” Kucium kulumat bibirnya, telingannya, puting susunya.
” Enak …. sayang….eehhhh…. enak…. sayang…. aduh ….” kuulangi pertanyaanku
” Aukh…. iya…ehhhh…. aduhhh…… uuhhhh enak….. ”
” Aduh….. uhhhhhhh…. aduh…….. uhhhhhhhhhhhh” dan crot crot creet spermaku keluar dalam vaginanya, nikmat sekali. Tubuhku dan tubuhnya melemas, kubiarkan kontolku sampai melemas dan keluar sendiri.

Dia terus kekamar mandi dan kuikuti, dia cebok akupun mencuci senjataku. Dia mau makai kembali kainnya tapi kutarik naik ketempat tidur dan tidur telanjang dengan berpelukan. Lemas sekali rasanya tapi nikmatnya bukan main.

Kira-kira jam 6 pagi aku terbangun, aku melihat Tante Atun ada di depan kaca rias sedang menyisir. Kuperhatikan terus dia memakai bedak dan lipstik sementara badannya masih tertutup kain setinggi dada (dalam bahasa jawa disebut kembenan).

Aku bangun, kubalutkan selimut kebadanku dan langsung kekamar mandi, buang air kecil, sikat gigi dan cuci muka. Kupegang kemaluanku keras sekali rupanya minta jatah lagi. Dikamar mandi akupun berpikir, fantasi sex ku semakin liar, tapi apakah dia masih mau atau hanya menganggap tadi malam adalah kekurangajaran dan kesalahanku yang jangan sampai terulang lagi atau sudah dapat menerima dan berlanjut sesuai yang kuinginkan. Lalu bagaimana caranya menjinakkan merpati yang sudah ada digegaman?. Harus bisa dan tidak frontal, pelan-pelan sabar pasti bisa.

Kuhampiri dia dan kupeluk erat-erat dari belakang sejenak lalu kuangkat dia berdiri, kubelai rambutnya kutatap mukanya yang ternyata setelah berias tampak lebih cancik, dia tertunduk kemudian memelukku sambil menyembunyikan mukanya. Kupegang dagunya kuangkat kepalanya dan kukecup bibirnya.

” To, kita sudah melakukan hal yang tidak boleh kita lakukan, kita berdosa dan …….” sebelum diteruskan langsung kujawab.
” Tadi malam kita sepakat untuk saling memanggil sayang ” aku ingin ngomong tadi malam enakkan nikmatkan tapi belum berani, ingat jangan sampai merpati itu lepas, ingat dia butuh kelembutan dan sedikit bumbu-bumbu rayuan yang manis dan ”mematikan”.
” Iya, tapi …….. ” sebelum dilanjutkan kulumat bibirnya dengan lembut.
” Eeehhhh…….. ” dia melenguh. Kueratkan pelukannya sambil kuusap usap punggung dan pantatnya juga kuremas-remas pantatnya.
” Oohhh…. eh…. ” dia mendesah dan bergayut badannya, tidak kusiakan kesempatan ini, kutarik kainnya dan brall terlihatlah tubuh telanjangnya dan akupun membuka sendiri selimut ditubuhku sehingga sangat terasa kontolku menusuk-nusuk kemana saja. Sambil kuciumi dengan rakus bibirnya pipinya telinganya terus pelan-pelan kugeser dekat tempat tidur dan kurebahkan dia, kuanikkan tubuhnya ketempat tidur dengan posis terlentang. Kulumat bibirnya dan tanganku sudah bergerlya kemana saja, kujilati dan kuisap puting susunya sambil kuelus-elus bibir selangkangannya yang lebut dan berbulu agak lebat kutuntun tangannya memegang kontolku.

” Ehhhh…. ehhhh ” kembali dia melenguh dan nafasnya mulai memburu
” Bibir memekmu lembut selaki, sayang ”
” Kontolmu besar sekali, sayang… ohhhh… ehhhh”

Kunaiki tubuhnya, kuisap kujilati dan kuremas-remas susunya. Kulihat bibirnya sedikit terbuka matanya terlihat seperti orang mengantuk dan nafasnya terus memburu sementara lenguhan dan desahannya terus terdengar. Aku terus mencium mendilati dari susunya terus kebawah di pusarnya dan ters kebawah.
” Jangan sayang… bauk… dan jijik kan ohhhh … ” dia menutup kemaluannya dengan tangan.
” Tidak apa-apa sayang…. aku ingin sayang ….. ” sambil kulepaskan tangannya mula-mula ditahan tapi lama-lama melemah juga.
” Aukh…… Uhhh……… diapain sayang … aduhhh…. enak sekali… sssttttt ” kujilati vaginanya kuisep-isep itilnya, dia terus melenguh mendesah dan menggelinjang-gelinjang tidakkaruan.
” Aduuuhhhhh…… oohh….. ooohhh ” tangannya menjambak rambutku keras dan pahanya menjepit kepalaku sementara pantatnya diangkat setinggi tingginya.

Rupanya dia belum pernah mengalami sensasi ini dan sekarang dia mengalami orgasme, memeknya semakin hangat karena ada cairan yang keluar, kujilati cairan itu, asin. Kulihat liang kenikmatannya berwarna merah yang membara dan banjir.

” Jangan dilihat sayang, …. malu ahhhh….” Kunaiki tubuhnya dan kucium bibirnya…
” Bibirmu asin …. dan agak bau sayang……..eehhh “ tidak diteruskan karena terus kulumat.
Tanpa dikomando dia pegang kontolku dan dimasukan keliang kenikmatannya dan bless...
” Aduh ….. enak sekali sayang ” kutekan sekuat kuatnya kemaluanku dan kudiamkan sejenak, terasa hangat dan kurasakan memeknya berdenyut-denyut seperti menghisap-hisap dan memeras-meras kontolku. Kupompa dan kugenjot sekuat kuatnya, imajinasi sex ku terus melayang-layang, ingin rasanya tidak berhenti selama-lamanya,nikmat sekali, ennnak.

” Aduh … sssttttt…. aku tidak kuat lagi sayang oooohhhh…..” badanya menggelinjang-gelinjang tidak karuan dan terus kupompa, kugenjot.
”aaaahhhhhhh…….. eeehhhhmmmmm…..” dan crot creet crottt croott air maniku tumpah di liang kenikmatannya bercapur maninya yang juga menyembur. Dia menjabakku kuat-kuat, kakinya menjepit pahaku sambil menaikkan pantatnya setinggi-tingginya. Kurasakan kontolku amblas dan kutekan sekuat-kuatnya, sama-sama rasanya tak mau lepas.
” Sayang, kamu luar biasa, tapi gila…. rasanya ubun-ubun ini mau pecah ”
” Tapi nikmatkan sayang? ”
” Ahhh jangan tanya begitu ah ” bisikan-bisikan mesra yang menghanyutkan terus
Dia tertidur miring memeluk dan memegang kontolku, aku yakin dia tak mau melepas lagi dan imajinasi sex kupun terus melayang dan terus berkembang dan harus kupraktekkan dengan kenikmatan yang semakin memuncak.

Kami keluar hotel kurang lebih jam 11 siang dan langsung menuju kota lain di Jawa Tengah. Siang bekerja malam menikmati keindahan sex yang luar biasa dan semakin liar, segala posisi telah dipraktekkan bahkan dia sudah terbiasa minum air maniku. Terus dan terus dan tanpa terasa lima hari telah terlewati. Saat ini pukul 4 sore, kami sedang dalam perjalanan pulang ke Cirebon.

” Yang, kita mampir dulu ya, pulangnya besok sore saja, kan pekerjaan sudah selesai ”
” Akh, kamu itu tidak ada puas-puasnya ” jawabnya sambil matanya melotot dan tangannya mencubit perutku. Tapi waktu mobil kubelokkan kehotel dia diam saja, tanda setuju. Kami masuk hotel dan terus mandi air panas di sower dan langsung tidur untuk melepas lelah dan menyimpan tenaga untuk malam nanti.

Kami bangun antara jam 6 dan jam 7, terus cari makan sambil keliling kota.
” Aku mau minum jamu dulu ya sayang, biar kuat dan puas nanti malam ” dan matanya melotot waktu ku kobok memeknya. Setelah mutar-mutar kami kembali ke hotel kurang lebih jam 10 malam.

Kulihat dia langsung ke kamar mandi, sedangkan aku langsung telanjang bulat dan berdiri menyambut dia datang, kurasakan kontolku berdiri tegak sangat keras dan lebih besar dan panjang menantang.
”Ayo telanjang sayang dan isap kontolku ini” dia menurut saja seperti kerbau sudah dipatok hidungnya.
” Ehmmm….. kok besar sekali kontolnya sayang …. ehmmm …. ” sambil jongkok dia menjilati dan mengulum kontolku, kepalanya batangnya bijinya semua, sementara aku lihat dari kaca seperti anak kecil makan es krim. Nikmatnya bukan main. Kurang lebih 5 menit terus begitu sambil kukocok-kocokkan kontolku ke mulutnya.

Lalu kusuruh dia naik ke atas meja yang sudah dilamaki selimut dan diberi bantal jadi posisnya setengah duduk dan terlentang, kukakangkan kakinya dan kuisap memeknya, itilnya kujilati sambil kumasukan dan kukocok-kocok dua jariku pada vaginanya dan kugesek-gesekan dua jariku diantara itilnya.
” Ehh.. nikmat sekali….sttt .. mau uuhhh….diapain lagi…… ” tubuhnya terus menggelinjang dan tidak karuan. Sebelum orgasme aku hentikan, kulihat mukanya merah matanya liar dan kumasukkan kontolku ke liang kenikmatannya blesss beleesss masuk semua
” Uhhh…. nikmat ….. sekali, sayang …. aduh enak sekali memekmu …… ” dan diapun mau menjerit waktu kutekan sekuatnya, buru-buru kulumat bibirnya. Kutarik kontolku pelan-pelan, kulihat matanya melotot merasakan kenikmatan yang luar biasa dan seakan isi memeknya ikut tercabut.

Aku mulai dengan permainan pertama, kutaruh tanganku untuk menyangga kakinya yang kukakangkan selebar-lebarnya, kupompakan kepala kontolku saja dari lambat terus semakin cepat dan kuhitung sampai 40 kali aku melihat dia meringis ringis, mendesah desah dan melenguh terus menerus. Pada hitungan ke 41 sampai dengan 80 kuperlambat pompaanku tapi dari kepala sampai amblas semua kontolku masuk di vaginanya. Matanya melotot terus terpejam, tangangya mencengkeram lenganku sukuatnya, mulutnya ditutup sekuat kuatnya dan tubuhnya tidak bisa menggelinjang karena terkunci dan serr serr croot seer dari dalam memeknya keluar cairan sangat banyak dan terus kupompa ciplak ciplak terus bunyi memek beradu dengan pangkal kontol dan pada akhir hitingan ke 81 langsung kutekan sekuatnya sambil melumat mulutnya karena aku takut dia menjerit. Setelah kurang lebih kudiamkan 1 menit kulepas lumatanku.

” Gila kamu sayang, betul-betul gila. Ehh… eh…. aku … diapakan .. sayang… rasanya …baru kali ini aku ehh… merasakannya…. ehh..” nafasnya masih megap-megap dan matanya merem melek. Lalu dia melumat bibirku dengan mesra dan lembut sekali.
” Aku puas sekali sayang….. terima kasih….. ” kembali dia melumat bibirku.
Pelan-pelan kuajak turun dan kuperlihatkan tumpahan cairan dari memeknya dan dia memelukku.
” Kenapa ? ”
” Malu ahh…. banyak sekali ya sayang” kembali dia mencium bibirku.

Kupangku dan kubelai-belai rambutnya, kubiarkan dia istirahat sebentar. Lalu bukit kembar di dadanya kuusap-usap, lalu kuremas-remas dia diam saja terus kuisap putingnya. Kembali dia mendesis.

” Ngewe lagi yuk, sayang…. ” Dia diam saja karena sudah pasrah dia sudah ketagihan kontolku. Aku suruh dia berkaca di cermin sambil berdiri, dari belakang kupeluk dan kuremas-remas buah dadanya, dia mendesah lagi dan mulai terangsang. Kurapatkan kakinya dan badanya membungkuk tangannya pegangan cermin.

“ Mau diapain lagi sayang…. malukan ngaca begini…. “ Aku diam saja, lalu kupandangi memeknya yang menonjol dan terjepit. Kuusap-usap memeknya dan kubelah-belah pakai dua jari, kucari itilnya dimana kuusap usapkan kepala kontolku dimulut vaginanya yang terjepit lalu pelan-pelan kumasukkan dan memang agak sulit masuknya.

“ Aduhh… geli sayang…ayo dikasur saja sayang … aduh… diapain … lagi sayang…. aduh “ slep slep kepala kontolku mulai masuk dan terus kumasuk keluarkan kontolku terus dan terus sampai blesss bleess beless masuk semua.
” Aduh …. geliii…. sayang…. ngilu sekali .oohhhh. …. tidak kuat berdiri……. lagi…….ahhhh sssttt…….. kamu… juga….sttt…ohh..enak .. sayang …”
” Nikmat ….sekali ehh..sayang… ehh.. ” terus aku pompa, genjot dan terus tubuhnya bergayut tidak dapat menahan berdiri lagi. Kupegangi perutnya dan pantatku tetap kuayun-ayunkan mengocok memeknya eunak sekali.

Setelah puas dengan posisi itu, kutidurkan dia di pojok pas disiku kasur. Dengan posisi ini aku yakin setiap pompaanku kontolku bisa mencapai dasar rahimnya fantasiku akan kutuntaskan sekarang karena entah kapan lagi aku dapat kesempatan seperti ini. Aku melihat dia langsung ngangkang minta kuhujamkan senjata biologisku, tapi aku tidak. Kubengkokkan kakinya yang sudah ngangkang sehingga liang vaginanya menganga merah membara selebar-lebarnya.

” Aukh…. stttt….. gilaaaa…. amu …appppakan…sttttt ….ayang..ohhh” lenguhnya sudah tidak jelas lagi ketika kumasukkan mulutku keliang vagina yang menganga itu dengan rakus dan waktu kena itilnya dan langsung kusedot kuemut kuat-kuat, kulepas dan kuamblaskan kontolku ke liang surgawinya. Kuayun pantatku pelan-pelan sampai kontolku keluar dan kuamblaskan lagi terus seprti itu. Kulihat dahinya dikerutkan, mulutnya dikatupkan kuat-kuat dan matanya melotot dan memejam sementara tangannya meremas sprei kasur. Kurasakan terus aliran laharnya yang mengalir deras sampai memeknya banjir. Kurang lebih 5 menit dan kutekan kuat kuat karena akupun tidak dapat lagi membendung cairan yang mengalir dalam senjata biologisku dan crot crot tumpahlah spermaku sebanyak-banyaknya dalam vaginanya. Dengan mandi peluh aku peluk dan kulumat bibirnya. Nikmat sekali dan luar biasa.

Aku naik ke tempat tidur dan kutarik tangannya mengikutiku. Selama 10 menit kami diam, dia tidur miring sambil memegang dan mengelus-elus kontolku. Kuambil alat cukur jenggot dalam tasku. Lalu kubalikkan tubuhnya dan kukangkangkan pahanya terus kucukur jembutnya sambil sesekali kujilat memeknya. Kuajak dia berkaca dan lucu melihatnya.
” Aku tidak terima jadi begini sayang ” Dia membalikkan badannya dan menghisap puting susuku terus melumat kemaluanku sambil dielus dan dikocok. Aku merasakan dia semakin liar dan kamipun terus bergumul.

Keesokan harinya jam 4 sore kami sudah sampai dirumah. Kulihat tante Atun lagi cerita dengan Diah dan Aditya, seakan-akan tidak pernah terjadi apa-apa dengan kita berdua. Kurebahkan tubuhku dalam kamar. Kembali aku harus bersabar, aku harus menunggu tiga hari. Kenapa? Karena dengan beberapa kali dia minum spermaku, aku yakin libidonya akan naik dan melonjak, aku yakin nanti diseluruh liang vaginanya akan gatal minta digaruk kontolku, aku yakin jembutnya yang mulai tumbuh akan menyebabkan memeknya akan gatal luar biasa. Akibatnya bisa kita perhitungkan, luar biasa.
Dan terjadilah pada hari keempat.
TAMAT

No comments:

Post a Comment