Sunday, June 6, 2010

Si Siti

Namaku Siti. Penampilanku yang alim dengan jilbab lebar membuat teman – teman sekolahku tidak mempunyai pikiran aneh tentangku. Padahal aku mempunyai kebiasaan yang bisa disebut melenceng, terkadang aku ke sekolah tanpa memakai BH, bahkan terkadang tidak memakai celana dalam juga. Payudaraku tidak besar, namun juga tidak kecil. Putingnya berwarna merah muda. Kulitku putih dan kata teman – temanku, wajahku cantik.
Aku menyukai kebiasaan itu karena aku menikmati sensasi kenikmatan yang kurasakan ketika putingku bergesekan dengan seragam sekolahku. Terkadang waktu di kelas, aku meremas – remas payudaraku sendiri, tanganku tertutup jilbab lebarku, dan aku duduk sendirian di belakang sehingga tidak ada yang memerhatikanku. Bahkan terkadang tanganku menyelinap ke balik seragamku dan memilin – milin putingku sampai mengeras. Memekku pun sampai basah karena perbuatanku ini.
Ketika waktu istirahat, terkadang aku ke wc hanya untuk memilin – milin klitoris dan putingku sampai aku orgasme. Bahkan kalau hasratku tidak tertahankan lagi, ketika di tengah pelajaran aku meminta izin untuk ke wc hanya untuk masturbasi. Setelah orgasme, aku langsung kembali ke kelas. Rasanya lega sekali.
Kebiasaanku ini dimulai ketika aku mandi dan tidak sengaja menyentuh klitorisku, awalnya biasa saja, namun lama – kelamaan aku jadi ketagihan. Terkadang aku berlama – lama di kamar mandi hanya untuk merasakan sensasi kenikmatan tersebut lebih lama. Itu bisa kulakukan karena aku tinggal sendiri, aku menyewa kamar kos karena aku berasal dari luar kota. Jadi aku bisa melakukan apapun yang kusuka.
Kebiasaan anehku ini tidak hanya di sekolah. Ketika di kamar kos, terkadang aku hanya memakai kaos lengan panjang dan celana panjang tanpa BH dan celana dalam. Bahkan kadang aku tidak memakai sehelai benang pun ketika di kamar kos. Payudaraku tetap kencang walaupun sering kuremas dan jarang memakai BH.
Aku melakukan keseharianku di kamar tanpa busana memberikan sensasi yang beda. Merasa bebas tanpa halangan. Bahkan lebih gila lagi, kadang aku bugil ketika menjemur pakaian di halaman belakang. Tentu saja setelah memastikan situasi aman terkendali. Karena aku tidak mau tubuh indahku dilihat orang lain, walaupun sesama wanita. Halaman belakang tiap kamar kos dibatasi dengan tembok, jadi lumayan tertutup.
Pernah aku berbaring bugil beralaskan tikar di halaman belakang untuk berjemur. Itu kulakukan ketika seluruh penghuni kos selain aku sedang pulang kampung, sehingga aku bebas melakukan apa yang aku mau. Sambil berjemur biasanya aku masturbasi. Rasanya nikmat sekali. Aku menikmati setiap kebiasaan anehku ini.
Ketika tidurpun aku memiliki kebiasaan aneh. Aku tidur tanpa busana, dan menggesek – gesekan memekku dengan bantal guling. Sehingga aku sering orgasme sebelum aku tidur.
Tanpa kusadari ternyata ada yang memerhatikan keanehanku. Namanya Budi, dia teman sekelasku. Ternyata dia menyadari keanehanku, apalagi ketika aku meremas – remas payudaraku di kelas. Entah apalagi yang dia ketahui tentang kebiasaanku ini.
Ketika aku keluar wc setelah melakukan kebiasaanku, tiba – tiba dia sudah ada di depan pintu wc putri. Posisi wc yang berada di belakang sekolah membuat ia tidak perlu sembunyi – sembunyi, apalagi seluruh siswa sedang belajar di dalam kelas.
“Hai Siti, enak yah masturbasinya?” tanyanya sambil menyeringai.
Belum sempat aku menjawab, tangan kirinya langsung menyekap mulutku dan tangan kanannya langsung meremas – remas kedua payudaraku. Perawakan Budi yang tinggi kekar membuatku tidak berdaya.
“Mmmmmmhhhhhh” erangku.
Jilbabku menjadi kusut tidak karuan. Ia langsung membuka pintu wc dan mendorongku hingga terjatuh.
“Bud, apa – apaan sih?” tanyaku dengan nada marah.
“Bawel, gue tau lo itu sering remas – remas tetek pas di kelas, sekarang lo diem atau lo mau mati?” ancamnya sambil mengeluarkan cutter dari saku celananya.
Dia langsung menyergap kedua payudaraku dan menyedotnya walaupun masih tertutup seragam dan jilbab.
“Cewek jilbab tapi ga pake BH, maniak juga lo rupanya” katanya.
Aku hanya bisa terdiam. Aku memang suka masturbasi, namun aku tidak mau diperkosa. Budi langsung mengangkat rok panjangku sampai celana dalam putihku terlihat. Memekku mulai basah karena perlakuan Budi. Ia langsung membuka retsletingnya dan mengeluarkan kontolnya yang besar dan sudah mengeras. Dia langsung melebarkan selangkanganku dan memutuskan celana dalamku dengan cutternya.
Tanpa basa – basi dia langsung menusukkan kontolnya ke dalam memekku yang masih perawan.
“Aaaaaahhhhhh, bbbbbfffffffhhhhh” teriakanku tertahan karena Budi langsung menyumpal mulutku dengan celana dalamku.
Dia langsung mengocokkan kontolnya dengan cepat.
“Masih perawan rupanya, rapet banget memek lo, Ti”
“Mmmmfffhhhh, Mmmmmmfffffff” erangku.
Darah perawanku mengalir di kontolnya. Juga cairan orgasmeku. Tidak lama kemudian ia pun orgasme, nampaknya rapatnya memekku membuatnya tidak tahan lama.
Croootttt crroooottt crooottt.
Memekku penuh dengan spermanya.
“Mantap, Ti, makasih yah, gue bantu bersihin deh” katanya.
Setelah mencabut kontolnya, ia mengambil celana delam yang menyumpal mulutku dan mulai membersihkan memekku dari campuran darah, cairan orgasmeku, dan spermanya. Setelah itu ia keluar sambil membuang celana dalamku ke tong sampah.
“Lain kali kita ngentot lagi yak” katanya sambil menyeringai dan tidak lupa memfoto diriku yang sedang acak – acakan dengan kamera HP miliknya.
Aku hanya bisa duduk terdiam di lantai.

No comments:

Post a Comment