Friday, March 25, 2011

Disayang Oleh Mertua

Disayang Oleh Mertua

Banyak yang bilang bahwa kalau kita habis makan sesuatu yang berminyak

lalu tangan kita diusapkan ke tungkai kaki kita maka kita akan disayang mertua.

Aku sering melakukannya, tapi aku nggak yakin kalau hal itu benar,

sampai suatu hari aku benar-benar membuktikannya.



Aku dan istriku hidup terpisah dari mertua, tapi tak jauh, masih satu

kota. Karena berdua bekerja, anakku tiap hari kutitipkan pada mertua

atau neneknya anakku. Pagi kuantar ke sekolah, siang dijemput neneknya

dan sorenya sepulang dari kerja aku jemput anakku dan kubawa pulang.

Untuk anakku memang mertuaku adalah neneknya, tapi jangan berfikir

mertuaku sudah nenek-nenek. Dia masih cling diusianya yang memasuki

50-an. Dia sudah janda ditinggal mati.



Ceritanya begini. Hari itu setelah nganterin anakku ke sekolah pagi,

aku sempatkan mampir ke rumah mertua mau ngasihin uang sekolah dan uang

jajan anakku seperti biasanya setiap awal bulan. Hari itu suasana rumah

sepi, adik-adik iparku sudah pada pergi kerja dan kuliah. Jadi hanya

mertuaku, atau biasa kupanggil Mamih, di rumah. Kuketuk pintu nggak ada

yang nyahut, tapi waktu pintu kudorong, tak terkunci jadi aku langsung

masuk. Karena saking kebelet kencing, aku langsung menuju kamar mandi.

Kudorong pintu, terbuka dan tanpa tengok kiri kanan langsung

soooooorrrr, enak tenan. Ya karena kupikir nggak ada orang dirumah, aku

sudah buka celanaku sebelum masuk kamar mandi. Eee a laaa begitu aku

balik kanan mau cuci kontolku yang sudah nogong dari tadi nahan

kencing, di depan ku berdiri si Mamih telanjang hanya dililit handuk

sebatas dada. Membelalak matanya menatap kontolku, sementara akupun

terbelalak menatap bodinya yang meski sudah umur tapi maih mulus,

putih. Payudaranya yang seperti dua buah pepaya menggelantung,

menyembul tak kuasa tertutup handuk kami berdua terpana, tak bergerak,

hanya kontolku yang mengacung berkejut-kejut antara mau layu sehabis

kencing dan mau tetap tegar merespon mataku yang tak berkedip menatap

susu yang besar menggelayut. Susu yang besar memang selalu jadi

idamanku, karena susu istriku kecil sekepal tanganku.



Entah siapa yang memulai, tiba-tiba aku sudah mengelus bundaran di dada

yang kenyal itu, sementara kontolku juga terasa dielus-elus lembuuuuutt

sekali. Aku pejamkan mataku merasakan elusan itu sambil merasakan pula

kenyalnya daging birahi. Kuplintir putingnya yang kanan dengan tangan

kiriku sementara tangan kananku meremas-remas buah yang kiri. Kudengar

dia melenguh membuang nafasnya yang kurasakan hangat dimukaku. Lalu

kurasakan bibirnya menyentuh bibirku, mendesakkan lidahnya yang

kusambut dengan membuka mulutku. Lidahnya liar menggapai-gapai atap

mulutku, mengusap-usap pangkal lidahku, niiiikkkkkkmmmaaatt banget.

Belum pernah aku berciuman seperti itu seumur-umur. Aku coba imbangi

dengan ikut memainkan lidahku, ternyata lebih nikmat lagi. Pelan-pelan

dia tarik kontolku, rupanya dia mengajakku beranjak dari kamar mandi.

Dibimbingnya tongkatku laksana seorang buta dituntun dengan menggandeng

tongkatnya. Dia terus menciumku tanpa melepasnya sembari jalan menuju

kamarnya yang tak begitu jauh. Sesampai di sana direbahkannya aku,

telentang dan dia di atasku. Kini tak sehelai benangpun menutupi

tubuhnya, sementara aku masih mengenakan baju dan celana dalam yang

sudah mlorot ke paha. Tangan kirinya tak lepas dari kontolku,

mengurut-urutnya sampai-sampai aku merasakan hampir bobol pertahanku,

karena merasakan sesuatu yang lain dari biasanya. Tangan kanannya mulai

membuka kancing-kancing bajuku, sambil mulutnya terus bertengger di

mulutku, berperang lidah. Terbuka sudah seluruh tubuhku kecuali

cancutku yang kini tengah diplorotin. Dia turun ke arah selangkanganku,

membelai-belai kontolku yang kian menegang, terlihat mengkilat helemnya

dengan setitik cairan bening di lubangnya.



Tak kusangka, dia mau meloco kemaluanku. Dijilati bagian bawah batangku

benar2 enak, sementara tangannya tak henti-hentinya mengusap-usap

lembut buah pelirku yang penuh jembut lebat. Dan, "aaaaaakkkkkhhhh,

Miiiiiiihhhh" hanya itu yang bisa kulenguhkan. Kini dimasukkannya

batangku seluruhnya. Entah sedalam apa mulutnya kok bisa menampung

batang kontolku yang lebih dari 12 cm. Istriku kadang suka mengeluh

sakit kalau buru-buru kumasukkan basokaku ke memeknya yang baru mulai

basah. Dia bilang basokaku gedhe banget. Temenku juga pernah bilang

begitu waktu kita mandi sama-sama sehabis berenang: "Ris, kontolmu gede

amat sih". Memang kontolku unik, sebenarnya yang gede hanya kepalanya,

garis tengahnya sebesar pantat gelas plastik Aqua, tapi batangnya ke

pangkal mengecil sampai sebesar pipa pralon ukuran ?.



Dilumati terus dengan berbagai teknik yang sulit digambarkan, aku nggak

tahan juga. Kujambaki rambut si Mamih sambil melenguh, "Miiiih,

akkkkuuu mmmmaaaauuuu kelllllluaarrrrr". "Keluarin ajahhhh, biar ku

telllleeenn." Hiiiii, apa nggak jijik mmmmmiiiiihhh" "Nggggaaaaa,

buat awet mudaaaaa, pittttttaaaaammmmiiinnn. Sambil melenguh keras

kusemburkan air mani yang sudah mendesak-desak dari tadi, beberapa kali

semburan. Lima-enam kali semprotan maniku semua nyembur di dalam mulut

Mamih, tak setetespun keluar. Kudengar suara menelan, "Glleeecck

glllekk". Lalu terus dijilati kepala kontolku sampai bersih dan

mengkilat lagi. Gellii banget, kalau habis keluar dipegang apalagi

dijilati. "Eeeeeeuuuuuhhhhh" Akupun menggelosor kecapaian. Plong banget

rasanya dada ini setelah hampir setengah jam dipacu. Lama juga

permainannya. Kupikir usai sudah permainan, eeeh nggak tahunya dia

nggak juga nglepasin kontolku. Terus saja dijilati, diloco,

dikocok-kocok, sambil dia membalikkan tubuhnya. Diarahkannya pantatnya

ke arahku, dia masih di atasku jadi sekarang wajahku tepat di bawah

memeknya. Seumur-umur pula aku belum pernah menjilat memek, tapi entah

kenapa saat itu dengan serta merta kupegang pantatnya yang ternyata

masih padat, kuturunkan sedikit sehingga memeknya dapat kuraih dengan

mulut dan lidahku. Kujilati bibir memeknya, kucucrup itilnya yang cukup

besar yang sembunyi dibalik selaput tertutup jembut yang tak begitu

tebal. Kumakan memeknya sebisaku, kupraktekkan hasil dari nonton BF

selama ini. Dan ternyata, kurasakan memeknya membanjir meleleh ke ujung

hidungku. Baunya asem-asem sedep. Ini barangkali yang kata temen-temen,

bau comberan rasa duren. Aneh juga seih, kenapa bau yang mestinya nggak

sedep ini kok tercium sedep juga, bahkan kini aku semakin geram

mencucrupi memeknya. Kutusuk-tusukkan lidahku ke lubang memeknya yang

makin berlendir. Aku sudah tak mikirin lagi kontolku lagi diapain

karena saking asiknya bermain dengan memeknya yang makin lama makin

mengasyikkan. Tiba-tiba, kurasakan asin memuncrat ke lidahku dan

kudengar dia mengerang seperti kesakitan: "Riiiiiiiisssss,

akkkkkkuuuuuuu???." Dan hhheeeeggg memek dan pantatnya yang besar

menjatuhi mukaku, menutupi seluruh wajahku membuatku nggak bisa

bernafas. Ku dorong ke samping, lantas dia menggeser badannya dan

berbalik, lalu menciumiku sertubi-tubi. "Riiissss, eennnakkkk sekalli,

udah lama Mamih nggak ngerasain yang begini." Iya Mihh, aku juga baru

kali ini ngrasain enaknya diloco, mau nggak Mamiih ngloco lagi lain

kali" "Mau dong. Kamu mau nggak ngrasain sesuatu yang belum pernah kamu

rasakan selama ngewe" " Apa itu Miih?" "Ayo lah, masukin kontolmu ke

memekku, kamu pasti ketagihan nanti."



Dan permainan pun belum juga usai. Dia telentang mengangkangkan

kakinya. Kulihat lubang memeknya yang basah kuyup, dilap dengan celana

dalamku, dan kini agak kering lembab. Dituntunnya kontolku memasuki gua

gelap nan lembab. Bllleeeeeesss, nggak ada kesulitan karena sudah

berlendir, dan rudalku juga sudah mulai ngaceng lagi setelah diloco

bermenit-menit. Aku memang merasakan sesuatu yang lain. Memeknya terasa

bergerigi, seperti ada jonjot-jonjot di dinding-dindingnya. Memek

istriku nggak seperti ini rasanya. Aku bener-bener nggak tahan.

Daripada nyembur sebelum waktunya, lebih baik kutahan saja, jadi

kubiarkan kontolku diam dijepit memeknya yang masih tetap kencang meski

sudah melahirkan enam kali. "Miiiih, akkuu nggakkk tahaann. Memek Mamih

ennnakkk baangeett. Kayaa ada pasirnyaaa" Dia tersenyum penuh arti

"Riiiisss, ittu belum seberapa. Kamu diaaamm saajaa, biiar kugoyang

yyaahhh". Benar saja, kontolku yang ? tegang dikilir kiri kanan ke atas

ke bawah. Benar2 profesional. Terkadang kurasakan kontolku seperti

ditolak, didorong keluar, tapi belum sempat keluar gua, kurasakan

kepalanya disedot, keras sekali. Meskipun aku diam saja, tapi kontolku

serasa disedot, ditiup, diplintir, ngilu-ngilu enaaaakkk sekali. Aku

tak tahan, kugenjot juga akhirnya, pelan-pelan kutarik, kubenamkan lagi

maju mundur. Dan sensasi yang kurasakan semakin tak terlukiskan

manakala kutarik keluar, tapi dari dalam memeknya kontolku disedotnya

habis-habisan. Entah gimana caranya dia punya memek bisa seperti

mengulum-ngulum batang dan kepala kontolku. Inikah yang disebut empot

ayam?



Makin lama kupompa, rupanya diapun sedang menikmati pompaanku, buktinya

kulihat wajahnya merah meranum dan matanya meredup-redup. Lalu

tiba-tiba dia goyangkan pantatnya keras-keras kiri-kanan-kiri-kanan,

diangkat tinggi-tinggi sambil melenguh "Riiiisssss, tekeeeen yaaaaaang

kerrrraaaasssss?.. aaakkuuu mmmaaaauuuu keeelluuuaaaar?.. ayyyoooo

kkaaaamu jugaaaa barreeeennng biiiiaarrr taaaahhhuuu apppaaa yaaanggg

mmmmaaaaammmiiih bilaaaanng taaaadddddiiiiii". Kutekankan keras-keras

rudalku, daleeeeem sekali, sambil kupegang pantatnya, dua-duanya

kuratik mendekat ke pangkal kontolku. Serasa kontolku amblas masuk

memeknya sampai sa peler-pelernya, daannnn "Miiiiiihhhhhh akkkkku

kelllluaaarrrrrrrr" "Akkkuuuuuu juggggaaaa" ?.. sesaat kurasakan

dinding2 memeknya berdenyut-denyut keras sekali tapi berirama, dan pada

saat itu pula aku semburkan isi pelirnya. Serasa diperas-peras sampai

pol-polan nggak tersisa sedikitpun di dalam tandonnya. Sementara

semprotan maniku sudah selesai, kontolku masih merasakan

denyutan-denyutan memeknya. Hebat benar Mamihku ini. Sudah keluar juga

masih mendenyut atau mungkin keluarnya panjang karena bersamaan dengan

itu lalu kurasakan semburan hangat ke kepala kontolku yang masih

tertanam dalam sekali di gua birahinya. "uuuuuuuuhhhhhhhhhhhhh

eeehhhhh, uuuuhhhhh" hanya itu suara yang keluar dari mulutnya. Matanya

memejam, tapi kedua tangannya masih mencengkeram pantatku seolah-olah

aku nggak boleh mengangkatnya. Lalu kami berduapun terdiam sejenak.

Diciuminya mukaku, dijilati pipi dan telingaku, turun ke dagu, leher

dan putting susuku kiri kanan. Ooooohh nikmatnya. Baru kali ini aku merasa

bener-bener puas kontolku. Sebuah pengalaman baru. Ternyata makin tua,

perempuan bukan makin tak enak seperti yang selama ini terpatri di

benakku dan mungkin juga benak setiap lelaki, sehingga khayalannya

hanya ingin mencari dan ngewe sama perempuan2 muda dan anak-anak ABG.

Terbukti kini bahwa pengalaman adalah segala-galanya. Meski mungkin

memek sudah kendor, longgar tapi teknik makin canggih, jadi rasanya

lebih gurih.



Kuciumi pula wajahnya, bibirnya, dagunya, lehernya dan akhirnya putting

susunya. "Miiiihhh, gimana sih rasanya dijepit pakai susu" "Besok

datang lagi yaa, ntar Mamih jepit rudalmu. Pantesan si Ita (istriku)

lengket banget sama kamu, rupanya kontolmu istimewa. Bagi-bagi terus

sama Mamih ya biar Mamih panjang umur, makin sayang sama kamu, sama

anakmu. Nanti Mamih sediain jamu biar kamu tetep seger, tambah kuat.

Malem buat Ita, pagi buat Mamiih yaah" Tingkahnya macam ABG lagi

pacaran saja, menggeleyot menuntunku ke kamar mandi. Akupun dimandiin.

"Miiih, nanti si Ita dikasih resepnya, biar kelak tuanya kayak Mamih,

jadi awet muda terus. Tapi akan aku awasi habis-habisan, jangan-jangan

mantuku yang ngrasain" "Hussh, nggak boleh, cukup Mamih saja"

No comments:

Post a Comment