Tuesday, March 8, 2011

The lesson-2

nilah ceritanya ;

Sesampainya di apartment aku mandi, berganti pakaian lalu menggunakan salah satu baju suamiku yang jelas saja sangat kebesaran untukku sehingga seperti pakai daster mini, untuk satu dan lain alasan kulepas bra dan hanya menggunakan celana dalam mini berwarna putih tipis.

Karena hawa yang cukup panas tadi Roy juga mandi stegera setelah aku selesai dan ketika keluar ia menggunakan celana training dan kaos, tubuhnya atletis dan kemudaan yang memancar sungguh menggodaku.

Kuatir anak itu pergi ke fitness centre yang ada di lingkungan apartment itu, kupanggil anak itu dan kuajak ngobrol

”Roy.., kamu sudah punya pacar..?” tanyaku memancing
“Belum tante, ..”jawabnya dan mukannya memerah
”Ah..masa..pemuda secakep kamu belum punya pacar..?” tanyaku lagi
”Iya..bener.., kata papa Roy mesti lulus dulu baru boleh pacaran..” jawabnya polos
”Ah..papamu keterlaluan.., kayak nggak pernah muda aja..” aku berkata seenaknya, lalu kulonjorkan kaki sambil mengatur posisi duduk ku, baju yang dua kancing atas nya sengaja kubiarkan terbuka terkadang embuat payudaraku terlkihta sekilas dan aku tahu kalau ia seringkali melirik berusaha memandang lebih jelas.

”Sorry ya.., nggak apa apa kan kalau tante relax begini..?” tanyaku
”Nggak apa tan, kalau tante mau tidur silahkan saja.., Roy bisa ke fitness centre kok” jawabnya lagi.
”nggak tante mau ditemenin ngobrol, mau kan ..?”tanyaku
Dengan senyum anak muda itu mnengguk.

”Roy... ” tanyaku lembut
”Ya tante..?” tanyanya
”Boleh nggak tante minta pendapat kamu..?”
”Boleh... ” jawabnya ”tentang apa..?”
”Gini..., ” jawabku
”tante kan udah hampir 40 tahun, kayaknya udah tua..., kalau menurut Roy tante udah tua..?” tannayku
”Nggak tante.. tante masih cantik sekali.., malah paling cantik” jawabnya spontan
”Masa...., mungkin kamu lihat tante di wajah saja ’kali, kan kalau wajah pakai make up” kataku lagi bersikeras
”Bener.., tante Anita cantk sekali” jawabnya, namun wajahnya mulai memerah, agak canggung ia dengan percakapan ini.
”Oke.., gini tante mau pendapat kamu ya, tapi kamu harus jujur kalau nggak bagus bilang, oke..?” tanyaku
”Iya..tante.” jawabnya masih belum mengerti arah yang kutuju.

Aku lalu berdiri dihadapannya, lalu dengan perlahan kulepas baju yang kukenakan, sehingga tinggal mengenakan celana dalam putih tipis.
”Nah... coba kamu perhatikan..., ada nggak yang yang udah kurang bagus ..?” aku bertanya dan melihat padanya yang menatapku denmgan mata nanar dan jakun naik turun.

”Bagus tante...” namun ia menunduk tidak berani melihatku lebih lama lagi,.
”Ah..kamu nggak perhatiin.., sini berdiri..” lalu kutarik tangan yang tiba tiba terasa dingin itu dan dengan berdiri dihadapannya kubawa tangannya meraba payudaraku yang selama ini jadi kebanggaanku, ” kamu raba dong.., kalau udah kendor atau kegemukan bilang” kataku lagi dan tangannya kubawa meraba tubuhku.

”Dengan tangan agak gemetar Roy meraba tubuhku.. dan kulihat dari balik celana trainingnya sesuatu mulai menggelembung.
”Ba..bagus...tante..” katanya dengan suara serak agak berbisik.
”Aku berdiri memunggunginya, kedua tangannya kutarik memelukku dari belakang memegang payudaraku dan terasa dipantatku kalau kemaluannya menegang hebat.
Kubawa tangannya turun keperut masuk kedalam celana dalamku, dan ktika tangganya yang terus ’kutuntun’ menyentuh vaginaku ia seperti kena stroom, tergetar.

Agak lama kami berada dalam posisi itu dan aku menikmati rangsangan yang datang dalam diriku, lalu kulepaskan tangannya, menurunkan celana dalamku dan berbalik menghadapinya telanjang bulat.

”Gimana..., ada yang udah kurang bagus Roy..tanyaku..?”
”ngg..nggak tante.., tante cantik sekali..katanya menatap tubuhku dan wajahnya agak berkeringat.

”Katanya kalau cowok melihat wanita cantik, ’itunya’ bangun..kalau memang nggak bohong ..ayo..mana...tante mau lihat kamu juga.., ntar kamu Cuma nyenengin tante aja..,” kataku sambil maju dan mulai melepaskan celana dan kaos yang dikenakannya.
”Nanti..kalau oom datang..tante..”, katanya sambil berusaha mundur
”Ah.., nggak Oom kalau mau datang pasti telepon dulu, lagian kalau udah urusan mobil nggak kenal waktu..” dan dengan cekatan tanganku membantu melepaskan kaos yang dikenakannya menyusul training sekaligus celana dalamnya turun terlepas, dan ’praang.., ” kemaluan yang tegang itu seakan meloncat keluar, ketika celananya turun.

Kini kami berdua berdiri berhadapan telanjang bulat dan tanpa basa basi lagi kugenggam kemaluan anak muda yang lumayan besar ukurannya itu, aku merapat, mendongak karena ia memang lebih tinggi dariku kuraih kepalanya dengan tanganku yang satunya dan sekejab kemudian bibirnya sudah berpagutan dengan bibirku.

Roy sungguh masih polos, maka aku berusaha menjadi ’guru’ yang baik, lidahku menerobos rongga mulutnya mencari lidahnya dan ternyata ia murid yang pandai.., karena beberapa saat kemudian sudah bisa mengimbangi ciuman ciuman yang kulakukan.

Kurebahkan ia di sofa, mulai kucium lehernya, terus turun ke dadanya, kumainkan dan ku hisap putingnya, turun keperutnya dan ia cuma bisa mendesah dan mendesah.., lidahku terus turun kebawah, ketika mencapai batangnya sengaja kulewati dulu, kujilat sekilas bijinya, dan ia menggelinjang hebat, ketika kulirik kepala kemaluannya sudah mengeluarkan cairan bening.., kukecup dan kujilat, lalu aku mulai menjilat pahanya, lututnya dan ketika naik kembali ke pahanya kemaluannya yang kugenggam berdenyut dahsyat., hm...anak ini belum pernah bercinta pikirku., aku masih bermain dan mulai dengan bijinya, kujilat dan sesekali batangnya kujilat dari bawah keatas, beberapa kali seperti itu, baru kepala kemaluannya kumasukan dalam mulutku dan benar saja, baru dua atau tiga kali kuhisap, ia berteriak, menggelinjang dan dengan denyutan yang terasa sekali di batang kemaluannya anak muda berusai 18 tahun itu melepaskan air maninya dalam mulutku, gurih, agak asin, manis dan hangat., dan ..banyak sekali sehingga harus beberapa menelan untuk meminum tuntas dan ia terkapar lemas.

Melihat sensasi yang diterimanya aku tersenyum puas, namun vaginaku sendiri juga terasa hangat, kutekan dadanya saat ia mau bangkit, ”Santai..saja.., minum dulu ya ?”
Kataku..”Dan jangan pakai baju..” kataku lagi lalu berjalan bugil kedapur dengan buah dadaku bergoyang goyang.

Kubiarkan ia bersantai sejenak, lalu kujak kekamarnya.

Dasar anak muda, belum sampai seperempat jam kemaluannya sudah mulai bangkit lagi.

Kini ia yang mulai berani menciumku lalu lidahnya mulai mencari puting payudaraku, kadang ku’ajari’, supaya jangan terlalu keras menghisap dan ketika lidahnya sampai di vaginaku, aku benar benar harus mengajarinya karena terkadang akibat nafsu yang sangat klitorisku beberapa kali kena giginya, ’Aw.., aduh.., yang lembut sayang..., ya pakai lidah kamu, nah...gitu, hh...yah terusin” dan sebagai ’murid’ yang pandai sebentar saja ia sudah menguasai mata pelajarannya.

Kini dengan posisi diatas kuarahkan kemaluannya memasuki lubang vaginaku dan sebentar kemudian aku sudah mengendarai nya.

Permainan kali ini agak lama, maklum ia sudah keluar banyak sekali tadi, dan malah aku yang tidak tahan..” ah...tante keluar..ah...” namun ia tetap saja bergerak.

Lelah dengan posisi itu apalagi aku sudah klimax, aku sekarang dibawah dan dengan tidak sabar ia mengarahkan lagi kemaluannya memasuki vaginaku dan ..bless, dengan keras dihunjamnya hingga habis batang nya terbenam dalam vaginaku, aku tidak banyak bereaksi menunggu redanya klimax yang baru kurasakan, karena aku nggak mau menjadi ngilu kalau banyak bergerak.

Kecipak dan suara lain yang keluar dari kemaluan kami benar benar menambah erotis suasana, dan setelah beberapa lama kurasakan getaran getaran ku mulai kembali dan kini aku mulai mengayunkan pinggulku mengiimbangi gerak naik turun pinggul Roy diatasku. Bibir kami saling berpagutan dan tubuh kami di penuhi keringat yang mengucur dan setelah mati-matian aku coba bertahan akhirnya kurasakan kalau ia juga sudah mulai mendekati puncak, dan......”sama ..sama ...Roy...sama sama.....dan...ahh... kali ini berbarengan aku klimax dan Roy menyemburkan maninya dalam vaginaku.., masih hampir sama banyaknya dengan yang pertama.., sungguh .....kalau masih muda....

Setelah kubiarkan kemaluan Roy ’terendam’ cukup lama, akhirnya ia tergeletak lemas dan ........langsung tertidur.., akupun tidak mengganggunya.

Sore hari kami bangun, lalu mandi bersama, sambil mandi dan saling menyabuni kemaluan Roy sudah tegak lagi namun kali ini aku tidak mau bersetubuh, karena masih harus ’kusisakan’ untuk suamiku malam nanti.., jadi setelah mandi sekali lagi kugunakan mulutku dan kali ini ’pelajaran’ kutambah, ia kusuruh telentang, kuganjal pinggulnya dengan bantal, dan sesekali kuangkat kakinya tingi tinggi dan lidahku menjilati anusnya, sampai ia tergelinjang dengan hebatnya, dan saat ia menyemburkan lagi maninya, benar benar kunikmati air mani yang hangat dan kuminum tak bersisa

No comments:

Post a Comment