Friday, March 25, 2011

Kakakku Dewa

Hai, nama gue Tony, gue berumur 18 tahun. Nah gue mau ceritain pengalaman gue sama kakak gue, Tara. Tara umurnya beda 2 tahun sama gue, dia kuliah di Jogja, sedangkan gue baru mau mulai kuliah di Jakarta.

Diawali dari berita Tara mau pulang ke Jakarta pas liburan panjang. Tapi ayah dan ibuku sudah terlanjur pergi ke HK untuk urusan bisnis. Jadi bakal cuma ada aku dan Tara dirumah. Sedikit penjelasan aja nih, Tara tingginya 165 cm, beda 10 cm lah kira2 dari gue (jelas tinggian gue), dadanya mungkin berukuran 32B kalo dari tebakan gue. Lanjut, Tara udah ngambil flight nya ke Jakarta, jadi gue musti sampe di bandara kurang dari 1 jam biar dia ga nunggu lama. Oke, udah ketemu, dan jalanlah kita pulang.

Dijalan, karena mobil gue panas AC nya, dia buka cardigan yang dia pake dari tadi, jadi Tara cuma pake tanktop sama hotpants doang. Aku jadi horny ngeliat dia. Karena gue horny, penasaran, dan jadi pengen ngajak dia ML, gue nekat nanya ke dia, 'mbak, tetek lo ukurannya berapa mbak?' Dia langsung sontak sedikit ngebentak, 'ih, apaan sih lo nanya gitu?' Gue, karena takut, langsung jawab, 'yaaa... kan cuma mau tau aja, mbak' Lalu suasana sempat hening, mbak Tara belum menjawab lagi, jantungku berdegup kencang. Lalu, 'oooh.. yaudah kalo gitu mah, coba lo tebak aja dulu,' nah lho, yasudah gue jawab aja dengan sedikit polos, '32B ya mbak?' Mbak Tara langsung ngejawab, 'enak aja, 34 tauk!' gue kaget, ternyata tebakan gue salah, yasudahlah, toh aslinya malah diatas tebakan gue, haha.

Gak terasa, tau-tau udah mau sampai rumah, lalu mbak Tara nanya, 'Ton, nyokap sama bokap beneran di Hong Kong?' Lalu kujawab, 'iya mbak, tiga minggu lagi juga pulang, kenapa mbak?' Lalu dijawabnya, 'gapapa, nanya aja'

Lalu, tibalah kami dirumah, kosong, hanya ada gue, dan mbak Tara. Lalu, dengan sedikit rasa penasaran saat di mobil tadi, gue coba nanya ke mbak Tara,
'mbak, beneran ukurannya 34B mbak?'
'iyaaa, ga percaya lo?' jawabnya.
'Nggak, abis kayaknya 32 sih,' jawabku coba memancing.
'Mau nyoba lo?' tanyanya lagi. Ini dia yang gue tunggu dari tadi, dia nawarin teteknya.
'Boleh mbak, kuapain nih?' tanyaku, sepik aja.
'Gini dulu ajaa...' jawabnya sambil menaruh tangan kanan gue di tetek kirinya. Oooh, terasa empuk, kenyal, dan memang terasa besar juga, sayang, bra nya terasa sedikit mengganggu.
'mbak, BH nya nih...' protes gue berkat bra nya yang ngeganggu ini.
Terus, dengan muka yang mulai sange, dia mengambil ujung bajunya, menariknya ke atas, hingga tampak lekuk tubuhnya yang seksi itu, dengan teteknya yang masih dibalut bra yang segera dilepas begitu tanktopnya berhasil dilepas. Wow, kedua buah dadanya begitu indah, gak mancung, tapi ga ndelosor juga, jadi bentuknya bulat indah, dengan puting merah muda, benar-benar membuat gue semakin nafsu.

Tanpa ragu lagi, langsung gue santap tetek kanannya, gue jilatin, sesekali gue gigit kecil putingnya, sambil tangan kanan gue mainin tetek kirinya, putingnya gue pilin, teteknya gue remas, juga tangan kiri gue mulai ngusap selangkangannya yang masih ditutup hotpants itu. Mbak Tara langsung mendesis berdesah kenikmatan saat sedikit demi sedikit gue masukin tangan kiri ke dalam celananya itu.
'aaahh.. ssh.. terusin Ton, mmhhh... aahh..' desahnya, membuat gue semakin nafsu padanya.

Tak sabar, mbak Tara melepaskan tangan dan kepalaku darinya, lalu berlututdi depan gue. Tiba-tiba, mbak Tara melotorin celana gue, sampai akhirnya tinggal penisku yang langsung dihisapnya.
'gede banget Ton' ungkapnya saat melihat penisku yang sebesar 17 cm ini.
Lalu langsung dihisapnya, dijilati kepala penisku, disedot kuat batangnya, juga buah zakarnya. aku pun sontak mengeluarkan desahan kecil saat dia mulai menjadi liar menghisap penisku.

Lalu gue duduk di sofa ruang keluarga, gue buka baju, jadi gue telanjang bulet, lalu gue pelorotin hotpants mbak Tara, sekalian celana dalemnya yang ternyata G-string. Terlihat memeknya tak berbulu, namun mulai memiliki pintu koboi, mungkin karena mbak Tara sering 'bermain' dengan pacarnya di Jogja. Tanpa ragu, langsung kupeluk pinggangnya, kujilati lagi dadanya, sambil perlahan kutarik badannya dan mengarahkan pinggulnya ke pinggul gue untuk gue masukin penis gue ke memeknya. Awalnya gue cuma gesekin kepala penis gue di bibir memeknya aja, tapi mbak Tara protes, nyuruh gue masukin ke memeknya.

Gue tahan pinggulnya, gue goyangin atas bawah sambil pinggul gue juga gue pompa atas bawah, sembari gue peluk mbak Tara, sama ngejilatin teteknya yang luar biasa ini. Mbak Tara mendesah semakin keras saat gue mulai main lebih liar, 'aaaahh... enak Ton, mmhh... cepetan lagi sayaaaang... ssshh.. aaah.. enak Tony sayaaaang....' Desahannya yang semakin keras dan seksi itu semakin bikin gue nafsu dan semakin liar. Gue diem sebentar tanpa goyangan, gue gendong mbak Tara, dan langsung gue banting di sofa, jadi dia tiduran telentang di sofa. Karena gue gamau rugi, jadi proses tadi gue lakuin tanpa nyabut penis dari memek mbak Tara.

Kali ini, karena mbak Tara pasif, gue goyangin pinggul gue dengan cepat dan liar, sembari kedua tangan gue mainin teteknya yang aduhai itu. Gak lama, gue mau ngeluarin mani, 'mbak Tara, gue mau keluar nih maninya, gimana?' tapi dia ga jawab dan malah terus mendesah. Yaudah, daripada gue ngebuntingin kakak gue sendiri, jadi gue cabut aja penis gue dan gue arahin ke mulutnya, yang doi langsung bereaksi ngisep penis gue lagi, sambil mengocok batangnya, yang gak lama kemudian, keluarlah mani gue di mulutnya.

Selama sebulan ini mbak Tara dirumah, sampai tiga minggu sebelum ayah dan ibu gue pulang, gue dan mbak Tara terus-terusan ML, mbak Tara bilang karena ketagihan sama penis gue yang besar, dan jelas, gue juga ketagihan sama teteknya itu.

No comments:

Post a Comment